Dua Nama yang Paling Disukai Allah Menurut Hadits Shahih

Dua Nama yang Paling Disukai Allah Menurut Hadits Shahih

Kristina - detikHikmah
Senin, 23 Okt 2023 06:30 WIB
muslim woman holding a golden paper  with Arabic calligraphy of Allah (Islamic God)
Ilustrasi nama yang paling disukai Allah SWT. Foto: Getty Images/iStockphoto/ninitta
Jakarta -

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya agar memberi nama bayi dengan nama yang baik dan indah, bisa juga memberi nama dengan panggilan yang disukai Allah SWT. Menurut sebuah hadits shahih, ada dua nama yang paling disukai Allah SWT.

Dua nama yang paling disukai Allah SWT adalah Abdullah dan Abdurrahman. Abdullah artinya hamba Allah, sedangkan Abdurrahman artinya hamba Yang Maha Pengasih. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih Muslim kitab al-Adab dan At-Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi.

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Zadul Ma'ad turut menyebutkan hadits shahih tersebut. Dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ψ£ΩŽΨ­ΩŽΨ¨Ω‘Ω Ψ§Ω„Ω’Ψ£ΩŽΨ³Ω’Ω…ΩŽΨ§Ψ‘Ω Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―Ω Ψ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ­Ω’Ω…ΩŽΩ†Ω ΩˆΩŽΨ£ΩŽΨ΅Ω’Ψ―ΩŽΩ‚Ω’Ω‡ΩŽΨ§ حَارِثُ ΩˆΩŽΩ‡ΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§Ω…ΩŒ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ‚Ω’Ψ¨ΩŽΨ­ΩΩ‡ΩŽΨ§ Ψ­ΩŽΨ±Ω’Ψ¨Ω ΩˆΩŽΩ…ΩΨ±Ω‘ΩŽΨ©Ω‹

Artinya: "Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman, yang paling tepat adalah Harits dan Hammam, sedang nama terjelek adalah Harb dan Murrah."

ADVERTISEMENT

Rasulullah SAW juga pernah menyuruh salah seorang di antara sahabat nabi agar mengganti nama bayi yang tadinya Qasim menjadi Abdurrahman. Syaikh Al-Albani dalam Mukhtashar Shahih Muslim menukil hadits yang berbunyi,

ΨΉΩ† جَابِرٍ Ψ¨Ω’Ω† ΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΩŠΩŽΩ‚ΩΩˆΩ„Ω ΩˆΩΩ„ΩΨ―ΩŽ Ω„ΩΨ±ΩŽΨ¬ΩΩ„Ω Ω…ΩΩ†ΩŽΩ‘Ψ§ ΨΊΩΩ„ΩŽΨ§Ω…ΩŒ ΩΩŽΨ³ΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§Ω‡Ω Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΨ§Ψ³ΩΩ…ΩŽ ΩΩŽΩ‚ΩΩ„Ω’Ω†ΩŽΨ§ Ω„ΩŽΨ§ Ω†ΩŽΩƒΩ’Ω†ΩΩŠΩƒΩŽ أَبَا Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΨ§Ψ³ΩΩ…Ω ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ Ω†ΩΩ†Ω’ΨΉΩΩ…ΩΩƒΩŽ ΨΉΩŽΩŠΩ’Ω†Ω‹Ψ§ فَأَΨͺΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‘ΩŽ Ψ΅ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω ΩˆΩŽΨ³ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ…ΩŽ ΩΩŽΨ°ΩŽΩƒΩŽΨ±ΩŽ Ψ°ΩŽΩ„ΩΩƒΩŽ Ω„ΩŽΩ‡Ω ΩΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ£ΩŽΨ³Ω’Ω…Ω Ψ§Ψ¨Ω’Ω†ΩŽΩƒΩŽ ΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―ΩŽ Ψ§Ω„Ψ±Ω‘ΩŽΨ­Ω’Ω…ΩŽΩ†Ω

Artinya: Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Suatu ketika ada salah seorang di antara kami yang mempunyai bayi lelaki dan diberi nama Qasim. Lalu kami pun berkata, "Kami tidak akan memberikan julukan kepadamu Abu Qasim dan kami tidak senang dengan nama anaknya itu." Kemudian orang tersebut membawa bayinya kepada Rasulullah seraya menceritakan kepada beliau tentang apa yang telah dialaminya. Maka Rasulullah berkata, "Berilah anakmu nama Abdurrahman." (HR Muslim)

Ada juga riwayat yang menceritakan kala Rasulullah SAW menahnik seorang bayi laki-laki lalu memberinya nama Abdullah. Riwayat ini berasal dari Urwah bin Zubair dan Fatimah binti Mundzir bin Zubair. Keduanya menceritakan,

"Pada suatu ketika Asma binti Abu Bakar keluar untuk berhijrah. Kebetulan saat itu ia sedang mengandung Abdullah bin Zubair. Sesampainya di Quba ia pun melahirkan bayinya di sana. Setelah melahirkan, ia pun pergi menemui Rasulullah SAW agar beliau berkenan menahnik bayi lelakinya itu.

Lalu beliau mengambil bayi tersebut dan meletakkannya dalam pangkuan beliau. Setelah itu, beliau meminta kurma. Aisyah berkata, "Kami harus mencarinya beberapa saat sebelum akhirnya kami temukan."

Tak lama kemudian Rasulullah mulai mengunyah kurma itu dan meludahkannya ke dalam mulut si bayi, hingga yang pertama-tama masuk ke dalam perutnya adalah ludah beliau. Selanjutnya, Aisyah berkata, "Kemudian Rasulullah mengusap, mendoakan, dan memberinya nama Abdullah."

Ketika berumur tujuh atau delapan tahun, anak lelaki itu datang untuk berbaiat kepada Rasulullah SAW. Ayah anak tersebutlah, yaitu Zubair, yang telah menganjurkannya seperti itu. Rasulullah SAW tersenyum bangga saat melihat anak itu datang menghadap beliau berbaiat, maka kemudian beliau membaiatnya." (HR Muslim)

Selain Abdullah dan Abdurrahman, dalam beberapa hadits shahih juga dianjurkan memberi nama bayi dengan nama para nabi dan nama-nama orang saleh.

Ada pula anjuran agar mengganti nama yang buruk. Sebagaimana Ishaq bin Yusuf Al-Azrah mendengar Syarik berkata,

"Adalah Rasulullah SAW jika mendengar nama (seseorang) buruk, beliau mengubahnya. Ketika melewati sebuah kampung bernama Afrah, beliau mengubahnya dengan nama Khadirah." (HR Ath-Thabrani)

Afrah artinya tandus, karenanya Rasulullah SAW mengganti nama tersebut dengan Khadhirah dengan harapan kampung itu menjadi subur, sebagaimana dijelaskan Syamsul Rizal Hamid dalam buku 1500++ Hadis & Sunah Pilihan.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads