Sebelum membahas hadits tentang niat, alangkah lebih baik untuk mengetahui terlebih dahulu apa arti niat.
Mengutip buku Fikih Niat oleh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar, orang Arab ketika menggunakan kata niat maksudnya adalah dalam arti menuju (al-qashd). Mereka memberi maksud kata niat atau an-niyyat sebagai sesuatu yang dijadikan tujuan, atau niat juga adalah suatu tujuan dimana seseorang mengarah ke tempat tersebut.
Dalam buku tersebut dijelaskan juga bahwa secara istilah, Qadhi al-Baidhawi menjelaskan tentang arti niat, beliau berkata:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian syariat mengkhususkan makna kata niat, dengan keinginan dan usaha untuk melakukan perbuatan baik demi mendapat ridha Allah dan mengaplikasikan hikmah-hikmah-Nya."
Hadits tentang Niat
Berdasarkan Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 oleh Syaikh Mahmud al-Mishri, Imam An-Nawawi berkata bahwa "Niat adalah ukuran keshahihan amal perbuatan, apabila niatnya benar, maka amalnya pasti benar. Jika niatnya rusak, rusak pula amalnya."
Berikut adalah beberapa hadits yang membahas tentang niat:
1. Amalan tergantung niat
Hal ini diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Seluruh amal perbuatan tergantung pada niat. Setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan. Siapa saja yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya. Siapa saja yang hijrahnya karena dunia yang akan diperoleh atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya hanya memperoleh apa yang ia niatkan." (Muttafaq 'Alaih)
2. Mereka yang berniat untuk beramal shaleh akan dihitung niatnya
Dikutip dari Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 1 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, hal ini berdasarkan sabda Rasul yang diriwayatkan oleh enam imam hadits, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
إن الله تعالى تجاوز لأمتي عما حدثت به أنفسها ما لم تتكلم به أو تعمل به
Artinya: "Sesungguhnya Allah SWT mengampuni umatku dari apa saja yang terbesit dalam hatinya, selagi belum terucap atau belum terlaksana."
3. Niat yang benar akan menjadi sebab luasnya rezeki dan pertolongan Allah
Hal ini berdasarkan hadits:
"Barangsiapa yang mengambil harta orang lain (berhutang) dengan maksud mengembalikannya, maka Allah akan membayarkannya. Siapa yang mengambil harta orang lain dengan maksud untuk merusaknya, maka Allah akan merusak orang itu." (HR. Bukhari)
4. Niat baik dapat mengubah adat menjadi ibadah
Hal ini dimaksudkan untuk para suami yang memberikan nafkah kepada keluarganya karena Allah, atau menggauli istrinya dengan niat menjaga agamanya, menyenangkan hati istrinya, juga sebagai upaya untuk memperbanyak keturunan, maka ia telah berbuat taat dengan pernikahannya tersebut.
Diriwayatkan dari Abu Mas'ud bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya seorang muslim ketika menafkahi keluarganya dengan harapan pahala Allah, ia akan menjadi shadaqah buatnya." (Muttafaq 'Alaih)
5. Siapa yang menjadikan niatnya untuk amal akhirat, dia akan bahagia di dunia dan akhirat
Hal ini berdasarkan Riwayat dari Ibnu Mas'ud, ia berkata: aku mendengar Nabi SAW bersabda,
من جعل الهموم هما واحدا هم آخرته كفاه الله هم دنياه ومن تشعبت به الهموم في أحوال الدنيا لم يبال الله في أي أوديتها هلك.
Artinya: "Siapa yang menjadikan seluruh tujuannya menjadi satu cita-cita, yaitu cita-cita akhirat, Allah mencukupi tujuan dunianya. Siapa yang tujuannya bercabang cabang dalam berbagai masalah dunia, Allah tidak akan peduli di lembah mana ia meninggal." (HR. Ibnu Majah, sanad haditsnya hasan li ghairih)
Demikianlah pembahsan mengenai hadits tentang niat yang dapat diketahui bersama.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini