Manusia hidup di dunia telah diberi perlengkapan oleh Sang Pencipta dengan Pancaindera. Ada satu lagi yang disebut indera ke enam yaitu "rasa keagamaan." Pancaindera itu jelas dan nyata, masing-masing mempunyai fungsinya. Misal, bidang pekerjaan mata adalah untuk melihat, telinga untuk mendengar dan seterusnya. Demikian juga indera ke enam yang kita namakan rasa keagamaan, membuahkan hasil seseorang akan mematuhi ajaran Tuhannya.
Rasa agama merupakan suatu yang mendorong pada diri manusia yang menjadikan manusia memiliki rasa percaya kepada suatu dzat penciptaan manusia, rasa untuk tunduk sebagai hamba- Nya, dan rasa untuk mematuhi perintah-Nya. Ada beberapa definisi rasa agama yang telah disampaikan oleh ahli psikologi.
Agama dalam konsep Al-Qur'an mengandung makna yang paling tinggi yakni agama Islam yang berfungsi sebagai rahmatan lil 'alamin bagi manusia dan sekalian alam semesta. Tentu Allah SWT telah menggambarkan di dalam Al-Qur'an bahwa sesungguhnya agama yang terbaik di sisi Allah hanyalah Islam. Agama tidak dapat dipisahkan sedikitpun dalam kehidupan dan kehidupan umat manusia di alam semesta ini. Agama menyuburkan dan menghidupkan kebaikan-kebaikan dengan perilaku orang-orang shalih yang bertaqwa kepada Allah SWT dan taat beragama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Qur'an yang merupakan firman-Nya telah memberikan petunjuk untuk kehidupan dan Allah SWT. telah berjanji akan memberikan pahala jika mengikuti petunjuk-Nya. Hal ini sesuai dengan surah al-Isra' ayat 9 yang terjemahannya, "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar."
Makna ayat di atas adalah : Allah SWT. menyatakan keistimewaan kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yaitu kitab Al-Qur'an, dengan menunjukkan fungsi dari kitab itu sendiri serta faedahnya bagi seluruh umat manusia. Di antara faedah Al-Qur'an yang disebutkan dalam ayat ini adalah:
Pertama, Al-Qur'an memberi petunjuk kepada orang yang mau menjadi-kannya sebagai pedoman ke jalan yang lurus. Yang dimaksud jalan yang lurus dalam ayat ini ialah agama Islam, yang berpangkal pada ajaran tauhid, yaitu keyakinan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menciptakan dan menguasai alam semesta ini kecuali Allah SWT. Kekuasaan-Nya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Dia adalah Penguasa alam yang sebenarnya, dan Dzat yang mempunyai kekuasaan Yang Mahabesar.
Kedua, Al-Qur'an memberi kabar gembira kepada orang-orang yang percaya kepada Allah SWT. dan rasul-Nya, berbuat amal baik, melakukan apa saja yang diperintahkan-Nya, dan menghindarkan diri dari berbuat sesuatu yang dilarang-Nya. Kabar gembira itu berupa pahala yang berlimpah yang akan diterima di akhirat, sebagai imbalan dari amal saleh yang mereka lakukan di dunia.
Ketiga, Al-Qur'an adalah peringatan bagi orang-orang yang tidak mempercayai hari pembalasan dan tidak mengakui adanya pahala dan siksa yang akan diberikan Allah SWT. di hari kiamat sebagai balasan bagi perbuatan mereka ketika hidup di dunia. Ancaman yang ditujukan kepada mereka ialah azab yang pedih sebagai balasan dari perbuatan maksiat yang menodai jiwa mereka. Termasuk di dalamnya orang-orang ahli kitab yang tidak mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Orang yang kehilangan rasa keagamaan yang disebabkan sesuatu hal dari luar dirinya atau oleh ketidaksempurnaan fitrahnya, tidak dapat menggambarkan atau merasakan kebenaran agama, dan tidak pula dapat mempercayainya. Keadaannya sama dengan orang buta yang tidak dapat melihat warna dan benda-benda lain. Anehnya, orang buta sedemikian keras membantah dan mengingkari adanya warna dan benda-benda hanya karena ia tidak dapat melihatnya.
Hal yang sama terjadi kepada orang yang kehilangan rasa keagamaannya. Ia tidak mau mempercayai hal-hal yang ghaib, berkeras menolak kepercayaan adanya sesuatu di belakang alam semesta ini, dan mengingkari nilai-nilai keagamaan. Singkat kata, ia menolak apa saja yang dapat menggetarkan jiwa, melunakkan jiwa, dan meneteskan air mata. Keadaan mereka sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 7 yang terjemahannya, "Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat."
Karena mereka ingkar dengan menutup diri dari kebenaran, maka seakan Allah SWT. telah mengunci hati mereka dengan sekat yang tertutup rapat sehingga nasihat atau hidayah tersebut tidak bisa masuk ke dalam hati mereka, dan pendengaran mereka juga seakan terkunci, sehingga tidak mendengar kebenaran dari-Nya. Demikian pula penglihatan mereka telah tertutup, sehingga tidak melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya yang dapat mengantarkan kepada keimanan, dan sebagai akibatnya, mereka akan mendapat azab yang berat.
Kenyataan terkini di negara Barat telah terjadi hilangnya rasa keagamaan, sehingga mereka hidup bebas yang bermandikan materi. Banyak peristiwa terjadi yang melanggar rasa keagamaan seperti perkawinan antar jenis. Namun demikian, hidup mereka tidak menemukan ketenangan, mereka galau meskipun tidak ada yang membatasi hidupnya.
Oleh karena itu, rasa keagamaan di negeri tercinta ini hendaknya tetap dijaga. Rasa ini menjadikan perekat rakyat untuk saling bantu-membantu, tolong-menolong, bertoleransi dan ini menjadi landasan hidup berbangsa dan bernegara. Ingatlah bahwa sila pertama dalam pancasila ( ideologi negara ) yang menyatakan "Ketuhanan Yang Maha Esa." Semoga Allah SWT. selalu menumbuhkan rasa keagamaan di hati rakyat negeri ini dan para pemimpinnya.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim