Sekularisme

Kolom Hikmah

Sekularisme

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 13 Sep 2024 08:00 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Sekularisme merupakan sebuah paham yang hanya mengedepankan pada kebendaan semata dan memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat, bahkan faham ini selalu memperjuangkan hak untuk bebas dari berbagai aturan-aturan dari ajaran agama, mereka berkeyakinan bahwa semua kegiatan keputusan yang keseluruhannya berada dan dibuat oleh manusia, tidak boleh ada peran dan campur tangan agama di dalamnya.

Terdapat tradisi sekularisme yang beragam di Barat, seperti model Prancis, Turki dan Anglo-Amerika, dan di luar Barat, seperti India, yang penekanannya lebih kepada kesetaraan di hadapan hukum dan netralitas negara dalam masalah agama dan kepercayaan, dibandingkan dengan pemisahan antara agama dan negara secara total. Tujuan dan argumen yang mendukung sekularisme sangat beragam, mulai dari pernyataan bahwa sekularisme adalah elemen penting dari modernisasi hingga klaim bahwa sekularisme adalah satu-satunya prinsip yang dapat menjamin kebebasan beragama.

Bagaimana sejarah lahirnya faham ini ? Ia lahir di Eropa, saat Revolusi Perancis meletus di abad ke 18 M. Ia sebenarnya adalah pemikiran ciptaan Yahudi. Seorang penulis berkebangsaan Amerika William Guy Carr berkata, "Yahudi berada dibalik konsep pemisahan agama dan negara." Pernyataan Guy Carr ini dikuatkan protokol para petinggi Zionis yang menyebutkan, "Takkan butuh lama bagi kita untuk bisa menyaksikan kehancuran Kristen. Kehancurannya tidak memerlukan tangan agama-agama lain. Hanya butuh sedikit usaha sampai Kristen benar-benar hancur. Kristen dan para penganutnya akan terkurung dalam ruang paling sempit sampai kemuliaan mereka sirna."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangsa Eropa telah meninggalkan agama mereka, agama yang waktu itu memerangi ilmu pengetahuan dan ilmuwan. Merekapun telah mencapai kemajuan dan kemakmuran. Ada sejumlah kalangan Muslim yang berpikiran pendek dan berpengetahuan tumpul ingin mengikuti bangsa Eropa dan melepaskan agama Islam, karena silau akan peradaban Eropa hingga mereka mengusung pemikiran sekularisme.
Kenapa sekularisme tumbuh subur di Perancis ? Ini karena Sebelum era Pencerahan, Eropa di abad pertengahan mengebiri ilmu pengetahuan dan keterbukaan pemikiran karena itu semua harus tunduk di bawah doktrin gereja dan agama.

Dalam Islam, sekularisme tidak dapat diterima karena bertentangan dengan ajaran Islam. Karena menurut pandangan Islam apabila sebuah urusan dipisahkan dari nilai-nilai keagamaan maka urusan itu akan bertabrakan dengan nilai-nilai yang terdapat pada urusan yang lain. Adapun beberapa tokoh Muslim berpandangan sebagai berikut :

ADVERTISEMENT

Yusuf Al-Qaradhawi

Sekularisme tidak pernah bisa diterima secara umum dalam sebuah masyarakat Islam. Islam adalah sebuah sistem ibadah komprehensif dan legislasi (syariah). Menerima sekularisme berarti meninggalkan syariah. Ini berarti menampik aturan Ilahi dan penolakan terhadap perintah-perintah Allah. Sekularisme hanya cocok dengan konsep Tuhan ala Barat yang berpendapat bahwa Tuhan menciptakan dunia dan membiarkan manusia mengaturnya sendiri.

Syed Muhammad Naquib Al-Attas

Sekularisme menunjuk pada ideologi yang mendesakralisasi alam dan politik. Islam tidaklah sama dengan Kristen. Karena itu, sekularisasi yang terjadi pada masyarakat Kristen Barat tidaklah sama dengan apa yang terjadi pada masyarakat Muslim. Islam pada dasarnya menolak segala bentuk sekularisme. Bahkan, Islam menolak penerapan apa pun mengenai konsep-konsep sekularisme, karena semuanya bukanlah milik Islam dan berlawanan dengannya dalam segala hal. Islam adalah agama yang sempurna dan lengkap. Karena itu, tak membutuhkan sekularisme.

Ingatlah bahwa ketiadaan agama dalam kehidupan mengakibatkan ketiadaan akhlak, hal ini akan membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Agama Islam menempatkan akhlak ( moralitas ) pada kedudukan yang tinggi dan mulia. Al-Qur'an memberikan pujian kepada Rasulullah SAW. dengan menyebutkan sebagai figur memiliki akhlak yang agung. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surah al-Qalam ayat 4 yang artinya, "Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) benar-benar berakhlak yang agung." Diteruskan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Hakim dan Baihaqi. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya aku diutus oleh ( Allah ) semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."

Menurut M. Natsir dalam pernyataannya, "Dalam kehidupan negara yang sekuler, di lapangan ekonomi, hukum, pendidikan, sosial dan lainnya ditentukan oleh kepentingan kebendaan manusia, serta kalaupun tempo ada juga kepentingan keruhanian manusia, tetapi tidak melewati batas-batas yang telah ditentukan oleh manusia sendiri."

Paham sekularisme ini menjadikan kondisi bagi seseorang yang bertempramen haus kekuasaan, bercita-cita ingin menguasai bumi, berpengaruh di tengah masyarakat dan berbuat sekehendak hati. Maka ia berkata dan bertingkah laku dengan penuh kesombongan, demi meluluskan keinginannya maka segala jalan ditempuh tidak peduli salah atau benar. Semua perbuatan dan tingkah lakunya didorong oleh hawa nafsu. Ingatlah bahwa nafsu itu membawa kepada keburukan dan akan menggelincirkan dirinya.

Bagaimana kesudahan orang berlaku seperti itu? Allah SWT. berfirman dalam surah ar-Ra'd ayat 25 yang artinya, "Dan orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediamanan yang buruk ( jahanam ),"

Wahai para pemimpin maupun calon pemimpin selalu ingatlah bahwa hawa nafsu jika diturutkan akan membawa kehinaan dan kesia-siaan. Semoga Allah SWT. selalu memberikan perlindungan pada kita untuk tetap bisa mengendalikan hawa nafsu

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads