Muslim Amerika: Komunitas Profesional

Trend Islam di AS

Muslim Amerika: Komunitas Profesional

Nasaruddin Umar - detikHikmah
Jumat, 17 Nov 2023 05:30 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Komunitas muslim di AS berbeda dengan komunitas muslim di daerah minoritas lain di negara-negara barat. Di Eropa komunitas muslim masih lebih didominasi oleh kaum pekerja kasar, misalnya pedangang kaki lima, buruh kasar, dan pekerja serabutan. Akan tetapi komunitas muslim di AS lebih terdidik, intelektual, dan kaum profesional. Umumnya mereka masuk dalam kategori kelas menengah (middle class) dan masuk lagi masuk sebagai kaum pinggiran (pheriperial) tetapi sudah masuk di dalam kelas utama (mainstream).

Komunitas muslim banyak bekerja di sektor formal dan profesional seperti dokter, insinyur, konsultan, guru, dosen, militer, diplomat, pengusaha, pemilik toko, supir taksi, atletis olahragawan, seniman, artis, dan bekerja di sektor jasa profesional lainnya. Mereka juga bertempat tinggal di apartemen dan perumahan yang lebih layak sebagaimana halnya warga masyarakat AS lainnya. Mereka mampu menyekolahkan anak-anaknya di sekolah dan perguruan tinggi terbaik di AS. Bahkan mengirimnya ke kota-kota lain yang lebih mutu pendidikannya lebih baik.


Mereka umumnya terpelajar dan mengerti soal hukum. Tidak sedikit di antara mereka memiliki lawyer sendiri, dokter pribadi atau dokter keluarga. Hidup mereka lebih tenang karena memiliki asuransi, bahkan memiliki beberapa jenis asuransi. Mereka juga memiliki kesadaran untuk hidup sehat sehingga pintar memanfaatkan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga AS. Tidak sedikit di antara mereka memiliki posisi penting di kantor atau di perusahaan mereka bekerja karena profesionalitasnya. Di samping itu juga memiliki tingkat ketekunan bekerja di atas rata-rata sejumlah komunitas minoritas lainnya. Mungkin itulah sebabnya dekade terakhir survey-survey menunjukkan tingkat penerimaan akseptabilitas umat Islam di AS semakin baik. Bandingkan dua dekade sebelumnya, terutama beberapa saat pasca peristiwa 9/11 sekitar 60% warga AS tidak mau bertetangga dengan komunitas muslim. Survey terakhir semakin menunjukkan angka lebih baik, bahkan melebihi komunitas minoritas lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penghasilan komunitas muslim di AS sudah masuk papan menengah. Sekitar 45% di antara mereka penghasilannya rata-rata di atas 50.000 USD pertahun. Tidak heran jika akhir-akhir ini komunitas muslim menimbulkan kecemburuan dari komunitas minoritas lainnya, seperti kelompok Black American, Spanish, dan imigran non muslim lainnya. Komunitas muslim juga sudah bisa mengatur hidupnya sesuai dengan warga AS lainnya. Mereka mempunyai jadwal rekreasi dan treveling secara teratur, dengan manajemen keuangan terencana. Termasuk mengirim shadaqah, jariyah, waqaf, dan zakat mal, yang merupakan tuntutan tersendiri bagi umat Islam selain tax dan berbagai pajak lainnya.


Komunitas muslim juga banyak mengakses kegiatan politik. Tidak sedikit di antara mereka yang berhasil menduduki jabatan-jabatan publik di instansi pemerintahan. Bahkan seperti tahun ini kita bisa menyaksikan dua orang senator yang beragama Islam. Belum lagi jabatan-jabatan birokrasi pemerintahan di tingkat state dan kabupaten. Jika komunitas muslim menjadi pejabat publik, mereka cukup diperhitungkan karena mereka berkeyakinan harus sukses di tengah stigma negatif yang pernah melekat pada diri komunitas muslim.

ADVERTISEMENT


Soal loyalitas kepada negara dan pemerintah AS tidak lagi diragukan. Polling yang pernah dilakukan oleh a Gallup poll found menunjukkan 93% komunitas muslim AS menunjukkan loyalitas tinggi kepada negara dan pemerintah AS. Bahkan komunitas muslim di AS terakhir sudah dikenal sebagai "The Role Models both as Americans and as Muslims", loyalitas kepada agama mereka berbanding lurus dengan loyalitasnya terhadap bangsa dan negara AS.




(lus/lus)

Hide Ads