Allah SWT. berfirman dalam surah an-Nisa ayat 28 yang artinya, "Allah menghendaki meringankan kalian dalam hukum-hukum agama sementara manusia diciptakan dalam kondisi lemah."
Ayat ini memberikan makna Allah SWT. hendak meringankan syariat yang Dia tetapkan bagi kalian. Maka Dia tidak membebani kalian dengan sesuatu di luar kemampuan kalian. Karena Dia mengetahui kelemahan manusia, baik dalam jasad maupun akhlaknya. Kelemahan manusia itu mutlak adanya, oleh karena itu jika ingin menjadi kuat maka berikhtiarlah dan janganlah menjadi sombong karena keadaannya.
Baca juga: Sosok Makhluk Allah SWT yang Selalu Ingkar |
Sikap sombong akan terhindar jika seseorang mengetahui dan menyadari dirinya :
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Diciptakan dari bahan yang kotor. Leluhur manusia diciptakan dari tanah, kemudian dari lumpur yang bau. Anak keturunannya diciptakan dari air mani yang berada di tempat kotor. Dijadikan ada oleh Sang Pencipta yang sebelumnya tiada, dijadikan bisa mendengar dari sebelumnya tuli dan menjadi bicara dari sebelumnya bisu. Dalam firman-Nya surah al-Mukminun ayat 12 menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari sari pati tanah. Unsur-unsur kimia yang dikandung tanah tidak berbeda dengan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tubuh manusia.
2. Tidak berkemampuan terhadap dirinya sendiri. Manusia tidak punya kuasa bagi dirinya untuk menghindari kerugian dan tidak pula untuk mendapatkan keuntungan, tidak bisa merendahkan maupun untuk meninggikan. Akal yang dimilikinya adalah pemberian-Nya, dengan akal ia mengisi kehidupan dunia dan mengetahui sifat-sifat-Nya. Dengan akal menjadikan seseorang pandai dan cerdas, hingga dapat mencapai tujuannya serta berkedudukan. Ingatlah bahwa akal diciptakan untuk mengimbangi nafsu bukan akal digunakan untuk melampiaskan hawa nafsunya. Firman-Nya dalam surah al-Qashash ayat 68 yang berbunyi, " Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka ( manusia ) tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." Allah SWT. menciptakan sesuatu yang dikehendaki untuk diciptakan dan menentukan sesuatu yang dikehendaki untuk ditentukan. Dalam hal ini adalah penegasan bahwa kebebasan menciptakan dan menentukan itu milik Allah SWT. Manusia mempunyai sifat ingin mengingat, tapi lupa; ingin mengetahui, tapi tidak tahu; ingin sehat, tapi sakit; ingin mampu, tapi lemah; ingin kaya, tapi miskin. Inilah fakta bentuk ketidakmampuan terhadap diri sendiri.
3. Menuju kesendirian. Manusia diciptakan tumbuh sampai menemui ajalnya. Dibuat dari tanah dan kembali ke tanah. Tatkala di alam kubur, tinggallah ia sendirian. Ia terpisah dari harta yang dikumpulkan, terpisah dari keluarga kecuali amal kebaikan masih menyertainya hingga saat hisab. Mengingat kondisi ini, janganlah menonjolkan kesombongan dalam kehidupannya.
Sikap sombong di dalam Al-Qur'an dan hadis tidak disukai-Nya sebab, keagungan dan kesombongan hanya layak milik Allah SWT. Pada dasarnya kesombongan itu pengagungan. Hakikatnya kesombongan adalah bersikap congkak, merendahkan orang lain dengan membanggakan dirinya, dan menolak kebenaran padahal tahu perihal kebenaran itu. Kejadian yang sering terjadi tatkala seorang pemimpin diberikan saran bawahannya dan saran tersebut tidak diindahkannya, padahal ia tahu bahwa saran itu tepat. Gengsi untuk menerima saran bagian dari bentuk kesombongan dan ingatlah seseorang tidak berhak untuk sombong. Saat seseorang menjadi pemimpin dengan kesombongan sikapnya itu, tidaklah bermanfaat dan tidak meningkatkan kinerjanya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang beriman jauhilah sikap sombong dan layanilah masyarakat dengan sikap rendah hati.
Ujian untuk hindari sikap sombong ini terasa sangat berat, apalagi godaan atas pesona dunia ada di depan matanya. Bersikap sombong itu bisa muncul pada semua lapisan, namun berat bagi orang berharta, berilmu dan paling berat orang yang berkedudukan. Kenapa ? Orang yang mempunyai posisi ( berkedudukan sebagian berharta dan berilmu ) sehingga muncul hasrat untuk merendahkan pihak lainnya. Oleh karenanya, ingatlah bahwa maqam yang engkau peroleh saat ini akan mudah berubah ( fana ). Hal ini telah diingatkan dalam firman-Nya surah ali-Imran ayat 26 yang artinya, "Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki."
Mari kita simak bermacam-macam kesombongan ( menurut Syekh Izzuddin bin Abdussalam ) :
1. Sombong karena menjalankan ketaatan kepada Allah SWT.
2. Sombong untuk mengikuti Rasulullah SAW.
3. Sombong kepada sesama karena merasa dirinya lebih baik.
Ketiga macam sombong ini hendaknya dihindari. Penulis berpesan kepada para calon pemimpin negeri ini yang pada bulan-bulan depan akan mendaftarkan diri sebagai Capres dan Cawapres hendaknya santun dalam berkampanye, tidak merendahkan pihak lawan, dengan membanggakan dirinya dan jauh dari sikap congkak.
Ya Allah, Engkau yang berkuasa dan berkehendak, bimbinglah para calon pemimpin ini untuk bersikap tawaduk dan jika memperoleh amanah hendaknya tidak berkhianat. Berilah cahaya-Mu agar para pemilih dapat memilih pemimpin yang Engkau kehendaki.
Baca juga: Jangan Riya'! Ini Dalil dan Larangannya |
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Kecam Rencana Israel Kuasai Gaza, Saudi Desak Dewan Keamanan PBB Ambil Tindakan