Allah SWT. telah memberikan watak pada hamba-Nya untuk mengedepankan tujuan paling utama lalu yang lebih utama, mencari yang paling penting lalu yang lebih penting, menolak bahaya paling besar dari bahaya yang lebih kecil.
Anugerah watak demikian dari Sang Pencipta merupakan pemberian kelengkapan untuk menjalankan kehidupan. Maka ia tidak akan mendahulukan yang biasa daripada yang utama kecuali orang gagap / lalai dan tidak mengerti tingkatan keutamaan. Dalam bahasa manajemen kekinian adalah seseorang telah meletakkan skala prioritas dalam bertindak / perbuatan.
Banyak fakta dalam kehidupan kita seperti : sebagian orang yang menyibukkan diri dengan dunia, maka ia menjadi bodoh terhadap kemuliaan akhirat. Yang benar adalah isilah kehidupan duniamu dengan hal-hal yang menjadi bekal kehidupan akhiratmu. Maka janganlah kita mendahulukan dunia dari akhirat, mendahulukan yang biasa dari yang utama, mendekati hal-hal yang hina dan menjauhi hal-hal yang utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, hendaknya kita hindari menjadi orang yang bodoh tentang hukum ( Al-Qur'an ), karena menjadikan seseorang melakukan dosa, makan yang haram dan menzalimi sesama serta mengabaikan shalat dan puasa. Ada juga yang bodoh tentang rendahnya dunia, membuat ia cenderung pada dunia. Bodoh tentang nilai akhirat, membuat seseorang akan mengutamakan dunia daripada akhirat. Bodoh tentang hari-hari Allah SWT. akan menjadikan kelalaian dan ketertipuan.
Watak dapat disebut karakter. Adapun beberapa karakter orang beriman adalah:
1. Rendah hati. Hamba yang dicintai Allah Subhanahu wa ta'ala adalah kaum beriman yang berkarakter tawadhu', beradab, tenang dalam bersikap, dan tetap bermartabat di tengah kehidupan sosial. Sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Furqan ayat 63 yang artinya, "Adapun hamba-hamba Dzat Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati." Adapun makna ayat ini adalah : Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih yang shalih berjalan di muka bumi dengan tenang dan penuh kerendahan hati. Apabila orang-orang jahil lagi bodoh menyapa mereka dengan melancarkan gangguan, mereka menjawab orang-orang itu dengan ucapan yang baik-baik, dan membalas omongan mereka dengan ucapan-ucapan yang di dalamnya tidak terkandung unsur dosa dan tidak merespon orang jahil dengan tindakan jahilnya. Sikap ini menjadi dasar bagi seorang pemimpin sehingga ia menjadi bagian dari masyarakat. Kondisi ini memungkinkan ia ( pemimpin ) dapat menyerap aspirasi rakyatnya dengan baik.
2. Semangat dalam shalat malam. Kekasih Allah Subhanahu wa ta'ala sangat paham kenapa mereka tidak ingin meninggalkan salat malam. Ada banyak sekali keutamaan shalat malam dalam al-Quran dan hadis shahih. Sebagaimana dalam firman-Nya pada surah al-Furqan ayat 64 yang artinya, "Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." Keutamaan shalat malam adalah Pertama, shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat maktubah (lima waktu).Sabda Rasulullah SAW. Artinya, " Puasa yang utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram. Sebaiknya shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam ( HR. Muslim ). Kedua, keutamaan shalat malam jika dibanding dengan shalat siang itu seperti keutamaan sedekah yang dilakukan secara sirr (rahasia) dibanding sedekah yang dilaksanakan secara terang-terangan di depan publik. Selisih perbandingan antara keduanya adalah 70 kali lipat.Ketiga, shalat malam merupakan ciri orang shalih. Keempat, Allah SWT. membanggakan orang yang shalat malam pada malaikat dan kelima, do'anya dikabulkan Allah SWT.
3. Semangat berinfak. Berinfak dan bersedekah justru akan membuat rezeki semakin berlimpah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surah al-Baqarah ayat 261. Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa orang yang berinfaq selayaknya orang yang menanam sebutir biji dan dia akan memanen tujuh kali lipat dari yang ditanamnya.
Ketiga karakter dasar manusia yang beriman ini jika dipelihara ( dijaga agar tidak terkontaminasi ), maka output perbuatannya akan bermanfaat bagi sesama yang ada di dalam lingkungannya. Akan berbeda jika karakter dasar orang beriman ini memperoleh amanah sebagai pemimpin, maka akan membuahkan kebaikan dalam sekali yang besar. Oleh karena itu dalam pesta demokrasi awal tahun depan ( Februari 2024 ), pilihlah para pemimpin maupun wakil rakyat yang bersifat rendah hati, senang ibadah pada malam hari dan tidak kikir/bakhil.
Ya Allah, kami mohon hadirkanlah negeri ini dengan pemimpin yang mempunyai karakter dasar orang beriman, hingga mencapai negeri yang harmonis dan berkemampuan.
Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama