Sebagai manusia, tentulah kita tak luput dari segala kesalahan dan dosa. Meski begitu, kita tidak boleh berputus asa atas dosa-dosa yang telah kita perbuat, pun dari rahmat Allah.
Dalam surat Az Zumar ayat 53, Allah SWT berfirman,
قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: Qul yā 'ibādiyallażīna asrafụ 'alā anfusihim lā taqnaṭụ mir raḥmatillāh, innallāha yagfiruż-żunụba jamī'ā, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm
Artinya: "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,"
Berkenaan dengan itu Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom, Selasa (18/4/2023), menyampaikan kisah yang tertuang dalam sebuah hadits mengenai seorang pencuri kain kafan. Ia mengisahkan bahwa sang pemuda itu jatuh cinta terhadap kembang desa.
Sayangnya, tiap kali si pemuda yang tak lain pencuri kain kafan itu kerap ditolak cintanya oleh gadis pujaan hatinya. Karena itu pula, pemuda tersebut frustasi.
Tiba-tiba tersiar kabar bahwa kembang desa itu meninggal. Mendengar hal itu, si pemuda makin frustasi dan sedih.
Namun, dia tak kehabisan akal. Setelah dikuburkan, jenazah si gadis desa itu diambil dari tanah kuburan dan diletakkan di pinggir makam.
"Bukan saja sampai di situ, tapi dia gauli (jenazah kembang desa) sampai sepuasnya. Setelah puas, kain kafannya pun juga diambil lalu ia pergi," ujar Prof Nasaruddin menceritakan.
Semenjak kejadian itu, entah kenapa si pemuda merasa bersalah atas dosa yang ia perbuat. Sampai tiba-tiba, ia menangis sambil meraung-raung di dekat masjid Nabi SAW dan para sahabat.
Merasa terganggu, nabi dan para sahabat datang ke sumber suara sambil bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada pemuda tersebut. Ia lantas menjawab bahwa dirinya telah melakukan dosa yang sangat besar.
Pemuda itu menuturkan, saking besarnya dosa tersebut sampai-sampai melebihi Allah yang Maha Besar. Hal itu lantas membuat marah para sahabat, diusirnya lelaki itu.
Namun, Rasulullah SAW mendapat informasi dari Allah SWT untuk menyusul dan mencari pemuda itu. Sebab, dirinya tengah melakukan pertobatan yang luar biasa.
Setelah mendaki puncak gunung, bertemulah Nabi SAW dengan si pemuda yang sebelumnya diusir itu. Di sana, Rasulullah kembali bertanya agar lelaki itu mau memberi tahu dosa yang dikerjakannya.
Kisah selengkapnya dapat disaksikan dalam detikKultum Prof Nasaruddin Umar: Tidak Boleh Berputus Asa, klik DI SINI.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Rekening Isi Uang Yayasan Diblokir PPATK, Ketua MUI: Kebijakan yang Tak Bijak
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini