Allah SWT amat menyukai hamba-Nya yang bertobat. Tobat nasuha berarti upaya meninggalkan perbuatan dosa dan diiringi keinginan kuat untuk tidak mengulanginya lagi.
Dalam surat At Tahrim ayat 8, Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ tụbū ilallāhi taubatan naṣụḥā, 'asā rabbukum ay yukaffira 'angkum sayyi`ātikum wa yudkhilakum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru yauma lā yukhzillāhun-nabiyya wallażīna āmanụ ma'ah, nụruhum yas'ā baina aidīhim wa bi`aimānihim yaqụlụna rabbanā atmim lanā nụranā wagfir lanā, innaka 'alā kulli syai`ing qadīr
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Allah SWT adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun, segala dosa yang dikerjakan akan diampuni jika manusia benar-benar bertobat. Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom, Sabtu (1/4/2023) mengatakan bahwa amal kebaikan yang kita perbuat bisa menjadi penghapus dosa di masa lalu.
"Ada sebuah kisah yang sangat menarik dari sebuah hadits," ujarnya.
Prof Nasaruddin mengisahkan tentang seorang penjahat yang sudah jadi buronan internasional. Saking jahatnya, orang tersebut bahkan dijatuhkan hukuman in absentia, siapa saja yang bertemu dengannya diizinkan untuk membunuh sang penjahat.
Secara tiba-tiba, penjahat itu muncul di majelis Rasulullah. Para sahabat dan orang yang menghadiri majelis refleks mengeluarkan pedang dari sarungnya, mereka berbondong-bondong ingin menghunuskan benda tajam tersebut kepada pemuda itu.
Sebagai seorang rasul utusan Allah, Nabi Muhammad SAW meminta orang-orang untuk tenang dan membiarkan si penjahat untuk berbicara. Betapa terkejutnya, ia mengungkap maksud kedatangannya ke majelis Rasulullah untuk menyerahkan diri.
Penjahat tersebut menyadari ajalnya sudah dekat, sebab dimana pun ia berada semua orang berlomba-lomba untuk membunuhnya. Jadi, sebelum ia meninggal pemuda itu ingin menghibahkan amal kebajikan yang pernah dilakukannya di masa lampau.
"'Saya kesini untuk menghibahkan amal kebajikan saya tanpa pamrih. Percuma menempel kebajikan itu padaku, karena aku adalah orang jahat, kebaikan itu akan saya hibahkan kepada yang kau tunjuk,' Bingung sahabat-sahabat, orang seperti itu harus diapakan?" ujar Prof Nasaruddin mengisahkan.
Bersamaan dengan itu, turunlah surat Hud ayat 114, berikut bunyinya:
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ
Arab latin: Wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laīl, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirīn
Artinya: "Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat,"
Dengan turunnya ayat tersebut, muncullah pengampunan. Semua orang yang menghadiri majelis Rasulullah SAW sangat terkesan.
Dengan demikian, melalui kisah tersebut Prof Nasaruddin mengimbau agar kita mengakui kesalahan dan berlaku jujur dengan menyerahkan diri secara total. Niscaya Allah SWT juga akan memberi pengampunan, bukan hanya penghargaan dari hakim saja.
"Mari kita meniru pemuda yang sangat gentleman ini, jangan kita sibuk menyembunyikan diri," katanya.
Selanjutnya, Prof Nasaruddin juga memaparkan sejumlah hal tentang tobat nasuha dari kacamata Imam Al-Ghazali. Simak pembahasan lengkap detikKultum Prof Nasaruddin Umar: Amal Kebaikan Menghapus Dosa Masa Lalu
(dvs/dvs)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat
Profil Reza Pahlavi, Keturunan Dinasti Terakhir Iran yang Siap Ganti Khamenei