Dalam Al-Qur'an, kata bala diartikan sebagai ujian dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Setiap manusia yang hidup di dunia, tidak terlepas dari hal tersebut.
Bala datangnya mutlak dari Allah SWT, ujian tersebut diberikan agar Allah mengetahui mana orang-orang yang bersabar dan mana yang tidak.
Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom Rabu (29/3/2023) menyampaikan bahwa tolak bala bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui spiritual saving atau tabungan spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amal kebaikan yang kita lakukan dapat menjadi tolak bala bagi kita dan salah satu jalan pertolongan dari Allah SWT," katanya menerangkan.
Tabungan spiritual tersebut dapat dijadikan kekuatan untuk memohon kepada Allah SWT. Terlebih di bulan Ramadan, momentum tersebut dapat dimanfaatkan dengan amal istimewa yang nantinya akan menjadi tabungan spiritual bagi masing-masing muslim.
Contoh dari spiritual saving sendiri seperti taat kepada kedua orang tua, jujur terhadap pekerjaan, hingga bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Berkaitan dengan tabungan spiritual sebagai upaya penolak bala, Prof Nasaruddin mencontohkan kisah yang pernah disampaikan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW.
Terdapat tiga orang pemuda yang bekerja sebagai pencari kayu bakar. Kala itu, mereka tengah melakukan pekerjaan seperti biasanya di hutan.
Tiba-tiba terjadi hujan lebat, bersembunyilah mereka di dalam sebuah gua. Sayangnya, hujan tersebut tiba-tiba disertai dengan gempa bumi dan longsor, akibatnya sebuah batu besar menutupi pintu gua tersebut.
Salah satu pemuda yang paling tua berkata bahwa mereka tidak mungkin bisa selamat dari sini, karena batu tersebut terlalu besar dan tidak bisa disingkirkan dengan tangan kosong. Menurutnya, hanya Allah yang bisa menyelamatkan mereka di sana.
Lantas ia bertanya kepada dua pemuda lainnya, adakah di antara mereka yang memiliki amalan istimewa? Saling bertatapan, mereka menjawab tidak ada. Lalu, si pemuda yang paling tua itu memohon kepada Allah SWT.
"Ya Allah, hambamu adalah orang awam yang tidak punya kelebihan apapun, tidak punya maal istimewa, kecuali pernah suatu saat ibu saya sakit keras dan meminta dibelikan susu segar tengah malam," kata Prof Nasaruddin menceritakan.
Karena waktu itu tengah malam, tentu tidak ada penjual yang bisa dibeli dagangan susu segarnya. Akhirnya si pemuda yang paling tua tersebut mengunjungi satu-satu rumah tetangganya hingga terkumpul satu gelas susu.
Setelahnya, ketika ingin memberikan susu tersebut kepada sang ibu ternyata beliau sudah lebih dulu tidur. Barulah keesokan Subuh ia berikan susu kepada ibunya.
Pemuda tersebut memohon, apabila hal yang ia perbuat waktu itu kepada sang ibu ada manfaatnya, maka tolonglah dibukakan pintu gua tersebut dari batu yang menghalanginya. Atas izin Allah, pintu gua tersebut terbuka sedikit, muncullah celah kecil namun tetap tidak bisa digunakan untuk keluar.
Simak kisah lengkapnya mengenai tiga pemuda tersebut dalam detikKultum Prof Nasaruddin Umar: Tolak Bala DI SINI.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Profil Reza Pahlavi, Keturunan Dinasti Terakhir Iran yang Siap Ganti Khamenei