Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Prof Eduart Wolok menjelaskan alasan mengapa ada lebih dari 150.000 siswa tak daftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 meski sudah melakukan finalisasi nilai.
Berdasarkan data pendaftar SNBP 2025, sebanyak 951.675 siswa eligible bisa mendaftar SNBP 2025. Dari angka tersebut, jumlah siswa berkurang menjadi 930.844 orang yang melakukan finalisasi nilai untuk dapat mendaftar SNBP.
Jumlah siswa kembali turun sebanyak 154.329 orang menjadi hanya 776.515 siswa yang melakukan pendaftaran SNBP 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila dibandingkan tahun 2024, penurunan jumlah pendaftar SNBP 2025 dari total siswa yang finalisasi nilai cukup besar. Sebab pada 2024, siswa yang memutuskan tidak mendaftar SNBP setelah finalisasi nilai hanya 12.904 orang.
Soal Keinginan Siswa Ikut SNBP
Soal penurunan ini, Eduart mengatakan proses siswa eligible dan finalisasi nilai dilakukan oleh sekolah.
Sedangkan pendaftaran SNBP menjadi pilihan yang keputusannya diberikan kepada siswa.
"Siswa yang eligible dan finalisasi nilai itu kan dilakukan oleh sekolah, tetapi apakah siswa tersebut ingin ikut SNBP atau tidak, itu balik lagi ke siswanya," kata Eduart dalam Konferensi Pers Pengumuman SNBP 2025 di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Selasa (18/3/2025).
Edward mengatakan gap antara jumlah siswa yang finalisasi nilai dan jumlah siswa yang mendaftar SNBP 2025 bukan kesalahan sistem, tetapi soal subjektivitas siswa.
"Justru kalau dikatakan apakah ini keterkaitan dengan sistem, ketika siswa yang bisa finalisasi nilai jauh lebih besar, berarti secara sistem itu kan oke," ucapnya.
"Kalau seandainya ternyata siswa yang mendaftar SNBP turun, itu kan subjektivitas dari siswa yang eligible," imbuhnya.
Sekolah Punya Peran Penting agar Siswa Eligible Daftar SNBP
Untuk mendukung penggunaan kuota siswa eligible per sekolah, Eduart mengatakan pihaknya sudah mengimbau pihak sekolah agar memastikan siswa yang masuk ke daftar eligible tersebut ikut SNBP.
"Saat kita sosialisasi, selalu kita katakan, akan jauh lebih baik kalau sekolah bisa memastikan bahwasanya siswa yang eligible itu benar-benar ikut SNBP," tambahnya.
Diketahui, kuota siswa eligible per sekolah pada SNBP 2025 berdasarkan pada akreditasi masing-masing sekolah. Sekolah terakreditasi A memiliki kuota 40%, B sebesar 25%, dan terakreditasi C memiliki kuota 5%.
Di penerimaan tahun 2025/2026, panitia SNPMB memberikan kuota tambahan siswa eligible sebesar 5% bagi sekolah yang menggunakan e-Rapor.
Eduart menyebut pada dasarnya sekolah punya peran penting untuk memastikan siswa eligible mendaftar SNBP. Terlebih bila mereka memiliki kuota eligible besar.
Ia mengatakan, ada sekolah yang punya kuota eligible tetapi malah tidak mendaftar SNBP. Contohnya, sekolah A memiliki kuota siswa eligible pendaftar SNBP berjumlah 100 orang.
Sekolah A akan mendaftarkan 100 orang ini sampai proses finalisasi nilai. Kemudian, pendaftaran dilanjutkan oleh siswa Namun, dari 100 siswa yang difinalisasi nilai, hanya 80 siswa yang mendaftar SNBP.
"Ya otomatis siswa yang mendaftar tersebut hanya 80. Tugas sekolah kan untuk memastikan siswa yang eligible itu memiliki peluang untuk mendaftar," ucapnya.
(det/twu)