Koordinator SNBP: Siswa Tak Mau Ikut Seleksi Jangan Dipaksa

ADVERTISEMENT

Koordinator SNBP: Siswa Tak Mau Ikut Seleksi Jangan Dipaksa

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 06 Jan 2025 20:00 WIB
Sejumlah siswa-siswa mengikuti ulangan harian saat uji coba pembelajaran sekolah tatap muka di kawasan SMA Swasta Yappenda, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (30/8).
Koordinator SNBP mengatakan siswa yang tak mau ikut seleksi agar tidak dipaksa. Kuota sekolah tidak harus terpenuhi. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Sejumlah sekolah mempertanyakan kondisi adanya siswa yang tak ingin ikut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Akibatnya, jumlah siswa peserta SNBP di sekolah tersebut kurang dari kuota yang diperoleh satuan pendidikan tersebut.

Pertimbangan siswa bermacam-macam, seperti hendak ikut seleksi sekolah kedinasan, akademi militer, atau tidak kuliah.

Terkait kondisi ini, Koordinator SNBP Riza Satria Perdana mengatakan sekolah tidak harus memenuhi kuota yang diperoleh. Sekolah hanya perlu memastikan siswa yang diikutkan ke SNBP benar-benar ingin masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Boleh. Jadi tidak harus penuh itu," ucapnya dalam Sosialisasi Pembuatan Akun SNPMB dan Pengisian PDSS Tahun 2025 di kanal YouTube SNPMB ID, Minggu (5/1/2026), ditulis Senin (6/1/2025).

"Yang mendaftar di situ, yang terdaftar di situ, hanya benar-benar siswa yang memang mau ikut SNBP. Jadi jangan dipaksa-paksa ikut SNBP terus dipaksa didaftarkan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, siswa yang lolos SNBP tetapi tidak daftar ulang juga tidak dapat ikut Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), sehingga tidak dapat ikut seleksi sekolah kedinasan atau seleksi mandiri perguruan tinggi yang mensyaratkan skor SNBT.

Kuota Sekolah di SNBP 2025 untuk Siswa yang Benar-benar Mau

Ia mengatakan kuota sekolah, terlebih kuota tambahan 5 persen jika menggunakan e-Rapor, dapat diperuntukkan bagi siswa yang benar-benar ingin mendaftar dan lolos PTN via SNBP 2025.

Sebab, berdasarkan data lolos SNBP 2022-2024, siswa yang bukan peringkat teratas (5-10 persen teratas seangkatan) juga diterima di PTN tujuannya.

"Yang diterima itu tidak terkumpul di (peringkat paling) atas saja. Tapi Ternyata dia itu menyebar. Bahkan untuk yang (nilainya) di rentang 35-40 persen (terbaik) ini masih ada sekitar 7-8 persen siswa (peserta SNBP 2022-2024) yang diterima di sana," terang Riza.

"Jadi menurut saya kalau ini ada tambahan lagi dari 40-45 persen (40 persen + tambahan 5 persen kuota sekolah), katakan saja di sini untuk yang mendapatkan insentif 5 persen itu, saya yakin masih ada sebaran (siswa dengan ranking menengah seangkatan) yang masuk ke sana (lolos SNBP)," imbuhnya.

Pilih Prodi yang Tepat

Bagi siswa di rentang peringkat menengah, Riza mengatakan tips lolos SNBP 2025 yang penting diterapkan yaitu memilih prodi PTN yang tepat untuk posisi tersebut.

"Jadi masih ada peluang untuk diterima di sana meskipun peringkatnya berada di 40-45 persen pun. Jadi kata kuncinya adalah memilih program studi yang tepat," kata Riza.

"Itu yang paling penting," ucapnya.

Arahan Guru BK hingga Kepala Sekolah

Terkait pemilihan prodi SNBP 2025, Koordinator Humas dan Promosi SNPMB Ismaini Zain mengatakan guru BK hingga kepala sekolah juga dapat memberikan arahan kepada para siswanya.

"Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, bagaimana trennya, bagaimana peluangnya untuk memasuki perguruan tinggi yang cocok untuk posisi tersebut. Jadi itu kata kuncinya adalah bagaimana memilih prodi," ucapnya.

"Jadi tidak berarti bahwa kalau ada anggapan bahwa ini panitia SNPMB memberikan tambahan kuota 5% itu cuma gula-gula saja," kata Ismaini.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads