Matematika Wajib Jadi Mapel Tersulit Bagi Peserta TKA SMAN 78 Jakarta, Apa Alasannya?

ADVERTISEMENT

Matematika Wajib Jadi Mapel Tersulit Bagi Peserta TKA SMAN 78 Jakarta, Apa Alasannya?

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 03 Nov 2025 18:00 WIB
Peserta TKA SMAN 78 Jakarta.
Peserta TKA SMAN 78 Jakarta. Foto: Devita Savitri/detikEdu
Jakarta -

Hari pertama Tes Kemampuan Akademik (TKA) resmi digelar serentak untuk murid jenjang SMA, MA, SMK, MAK, dan sederajat di seluruh Indonesia. Pada hari pertama ini, peserta TKA menghadapi tiga mata pelajaran (mapel) ujian.

Ketiga mapel tersebut adalah matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia wajib. Setiap mapel yang diujikan terdiri dari 25 soal dengan waktu yang pengerjaan berbeda-beda.

Peserta TKA sekaligus murid di SMA Negeri 78 Jakarta Revo Saylendra bagikan pengalamannya pasca ujian. Jika diberi peringkat menurutnya kesulitan soal TKA adalah 8 dari 10.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diantara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, matematika menjadi mapel paling sulit yang dihadapinya. Untuk mengerjakan satu soal diperlukan waktu untuk menghitung jawaban ditengah ada batas waktu yang ditetapkan yakni 50 menit.

Hal ini membuatnya sempat kewalahan sehingga memilih untuk mengubah strategi. Agar seluruh soal bisa dijawab dengan cepat dan tepat.

ADVERTISEMENT

"Sempat (kewalahan). Jadi mau tidak mau saya harus ubah strategi jadi lebih cepat, kayak entah baca (soal)nya lebih cepat, penalarannya lebih cepat, tapi tetap mempertimbangkan jawabannya," tutur Revo.

Waktu Ideal Mengerjakan Soal Matematika Menurut Peserta TKA

Sama seperti Revo, M Ikhsan Bagas menyatakan matematika menjadi mapel paling yang memberikan tekanan saat mengerjakan soal. Dengan waktu 50 menit untuk 25 soal, sosok yang akrab dipanggil Bagas itu seakan dipaksa menyelesaikan satu soal dalam waktu 2 menit.

"Jadi kayak harus dipaksa mikir 2 menit untuk ngerjain 1 soal itu kayak parah banget," jelasnya.

Waktu yang memburunya juga membuat Bagas memilih strategi lain untuk menyelesaikan matematika. Dibanding menghitung menggunakan rumus yang telah ia persiapkan, Bagas memilih banyak menggunakan logika.

"Aku langsung alih strategi waktu sekitar 30 menit (terakhir), liat tipe soal sama jawabannya dan cocokin jawabannya gitu. Maksudnya lebih banyak memakai logika dibanding menghitung soal karena waktunya sedikit," bebernya.

Selama ini, di sekolah setiap ujian matematika ia diberi waktu 90 menit untuk 30 soal. Dengan begitu, setiap 1 soal memerlukan waktu 3 menit.

Lantaran terbiasa seperti itu, Bagas menilai waktu yang diberikan ini sangatlah ideal dibanding TKA. Ia yakin jika waktu untuk mengerjakan mapel matematika ditambah, hasilnya akan lebih baik.

Banyak Soal Cerita

Tak jauh beda dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, materi matematika wajib TKA memiliki banyak soal berbentuk narasi. Banyak siswa menilai format ini membuat soal matematika TKA itu semakin menantang karena mereka harus menafsirkan cerita sekaligus menguji kemampuan literasi sebelum menyelesaikan hitungannya.

Murid SMAN 78 Jakarta lainnya, Nabila Bilqis menyebut banyak soal TKA terutama mapel matematika memerlukan analisis. Ia bahkan kehabisan waktu untuk mengerjakan beberapa nomor karena terlalu banyak soal cerita yang mengharuskannya menganalisis dengan waktu singkat.

Pandangan serupa disampaikan Carissa Taharah. Dari total 25 soal yang ia hadapi, sekitar 15 di antaranya merupakan soal analisis. Menurut Carissa dan Bilqis, tipe soal seperti ini memakan waktu lebih lama sehingga menjadi tantangan terbesar selama ujian berlangsung.

"Karena (soal) analisis jadinya kita kehabisan waktu buat ngitung dan menurut saya 25 soal dalam waktu 50 menit itu kurang, karena kita terbiasa di sekolah itu ngerjainnya 30 soal hampir 2 jam," sebut Carissa.

Bila dibandingkan dengan kisi-kisi dan contoh soal yang disampaikan Kemendikdasmen, Bilqis mengaku sangat berbeda. Saat ujian, soal yang disampaikan memerlukan analisis dan pertanyaan tidak diberikan secara gamblang.

"Jadi yang di Pusmendik itu lebih gampang cuma kalau yang ini tuh benar-benar analisis banget dan soalnya sama sekali gak ada yang to the point. Jadi sekali ada yang to the point dia harus dieliminasi dulu lah itu sebenarnya matematika. Jadi dia tuh perlu cara yang panjang gitu kalau misalnya gak tau trik cepatnya," urai Bilqis.




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads