Tes Kemampuan Akademik (TKA) SMA 2025 resmi dimulai hari ini Senin, 3 November 2025. Seperti apa testimoni dari para peserta?
Seperti diketahui, TKA merupakan tes untuk menilai pemahaman materi para siswa di tingkat akhir tiap jenjang pendidikan. Namun berbeda dengan UN, tes satu ini tidak menjadi syarat kelulusan.
Pelaksanaan TKA 2025 dimulai dari jenjang SMA. Pada jenjang ini, siswa diwajibkan mengikuti mata ujian wajib berupa bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika. Kemudian memilih dua mata pelajaran pilihan yang sejalan dengan jurusan yang akan diambil saat kuliah kelak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada sesi pertama, siswa diberi waktu 2,5 jam untuk mengerjakan mata pelajaran wajib. Menurut Jessi Intan Gloria Hutahaean, siswa kelas 3 SMAN 14 Jakarta, mata pelajaran yang paling sulit adalah matematika.
"Untuk di matematika karena menurut saya sendiri itungannya cukup banyak, jadi kadang ada beberapa soal yang dipilih aja karena sisa waktunya, tanpa ngitung dengan benar gitu," aku Jessi kepada detikEdu, Senin (3/11/2025).
Cara Belajar TKA
Dengan waktu yang singkat, Jessi secara intensif menyiapkan TKA sejak satu bulan sebelumnya. Siswa yang ingin menekuni kedokteran di bangku kuliah itu mengatakan ia rutin mengikuti bimbingan belajar dan mengerjakan soal.
"Kalau saya sendiri sebenarnya baru mulai belajar itu di bulan Oktober, jadi satu bulan sebelum TKA. Belajarnya juga dari les sama beli beberapa buku-buku," ujarnya.
Optimis Dapat Nilai Berapa?
Saat ditanya berapa target nilai TKA, Shidqi Nurhan sesama siswa SMAN 14 Jakarta, mengatakan dirinya menargetkan nilai 90. Tapi setelah mengerjakan, ia mengaku cukup pesimis.
"Jujur kalau saya pas awal targetnya itu bisa 90 ke atas lah nilainya minimal. Tapi setelah tadi ngerjain kayaknya ya sebenarnya nggak pesimis sih, tapi tetap optimis minimal setidaknya di atas 80," ujar Shidqi.
Nilai Pelaksanaan TKA Terlalu Mepet
Siswa kelas 12-7 itu merasa waktu pelaksanaan TKA terlalu mepet. Meski ia tidak masalah dengan diadakannya TKA, Shidqi menilai persiapan TKA jadi kurang maksimal.
"Kalau menurut saya sendiri, jujur sebenarnya emang ngerasa kayak waktunya mepet banget," ujarnya.
"Sebenarnya kalau diri saya sendiri tuh ngerasa TKA ini tuh nggak apa-apa bagus diadain, cuman kalau emang dari pelaksanaannya itu terasa mepet banget dan buat preparation-nya itu kurang maksimal gitu," tambahnya.
Shidqi berpesan kepada teman-teman yang akan mengikuti TKA untuk tetap semangat dan percaya diri pada jawaban yang telah dipilih.
"Pesannya semangat abis itu jangan grogi. Pede aja sama jawaban yang dipilih dan nggak usah ngerasa kayak kesel. Kalau misalkan ngerasa kurang maksimal nggak usah ngerasa kesel karena setidaknya udah mencoba yang terbaik," pesannya.
(nir/nah)











































