Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Rapat Paripurna (20/10/2025) lalu menyampaikan keinginannya untuk menghidupkan kebiasaan menulis tangan di sekolah. Ia melihat, tulisan-tulisan anak saat ini sangat kecil.
"Saya kira perlu kembali ada pelajaran menulis. Menulis dengan baik. Menulis halus dan menulis, tapi sebetulnya tulisannya harus besar," katanya dalam YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Kamis (30/10/2025).
Prabowo juga khawatir jika siswa tak dibiasakan menulis halus dengan tulisan besar, maka akan mengganggu kesehatan mata siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tulisannya harus besar, anak-anak harus menulis besar. Saya khawatir kalau dia menulisnya sangat kecil, ujungnya nanti dia harus pakai kacamata semua," ujarnya.
Senada dengan hal itu, tim periset dari Fakultas Pendidikan dan Sastra, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya melakukan riset khusus tentang manfaat besar dari kegiatan menulis tangan di atas kertas. Tim ini dipimpin oleh Dr Murniati Agustian.
Peneliti menemukan sebesar 81 persen siswa mengalami peningkatan kemampuan literasi setelah rutin menulis tangan.
"Tujuan penelitian kami ini sebetulnya aktivitas menulis dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan literasi anak SD di tengah gejolak digital sekarang," kata Murniati dalam paparannya di Gedung Yustinus Atika Atma Jaya, Kamis (30/10/2025).
Penelitian ini melibatkan 2.293 siswa kelas 5 dan 6 SD dari 106 kelas di berbagai sekolah dasar. Jumlah tersebut terbagi menjadi 53 kelas kontrol dan 53 kelas eksperimen.
Dalam mengujinya, tim peneliti menggunakan modul "Ayo Menulis" hasil pengembangan tim peneliti bersama sebuah perusahaan buku tulis ternama di Indonesia.
"Jadi ada 2 kelompok, 2 kelas yang dikontrol dan kelas yang menjadi perlakuan," jelas Murniati.
81 Persen Siswa Lebih Terampil dan Kreatif
Hasilnya menarik, sebanyak 81 persen siswa menunjukkan peningkatan kemampuan menulis dan memahami teks secara signifikan. Peneliti menilai enam aspek penting, mulai dari struktur tulisan, elaborasi ide, tata bahasa, hingga kerapian tulisan.
"81% itu cukup tinggi, karena anak-anak. Nanti kita akan melihat apa yang dirasakan oleh anak-anak, apa dampaknya pada anak-anak ketika mereka menulis," beber dosen Fakultas Pendidikan dan Sastra Unika Atma Jaya tersebut.
Lebih jauh dari itu, kebiasaan menulis tangan berdampak pada kreativitas anak. Mereka jadi lebih berekspresi menuangkan ide di kepalanya.
"Ini murid-murid ini seru, menyenangkan, bisa mengekspresikan perasaan, lalu mereka menjadi kreatif. Lalu mereka menanggapkan berbeda apabila dibandingkan kegiatan menulis di pelajaran lain," terang Murniati.
Tak hanya itu, menurutnya siswa merasa kegiatan menulis tangan lebih menyenangkan dibandingkan menulis di buku pelajaran biasa.
"Nah, kenapa berbedanya? Tentu mereka melihat, mereka menulis itu berimajinasi," ujarnya.
Guru dan Orang Tua Ikut Merasakan Dampak
Penelitian ini juga melibatkan wawancara dengan guru dan orang tua. Hasilnya, keduanya mengakui anak-anak menjadi lebih reflektif, imajinatif, dan percaya diri.
"Nah, guru dan orang tua melihat ada peningkatan, jadi guru dan orang tua sendiri juga melihat, dan menumbuhkan sikap reflektif, imajinatif, dan ekspresif." katanya.
Namun, Murniati juga mencatat sekitar 19 persen siswa belum menunjukkan peningkatan berarti. Sebagian mengaku masih kesulitan menulis teks panjang atau merasa cepat lelah saat menulis tangan.
"Kita lihat ada 19 yang tidak signifikan, ini apa penyebabnya? Jadi, siswa itu masih kesulitan menulis puisi, menulis teks yang panjang, merasa lelah, bosan," ujarnya.
Menulis Tangan, Latih Pikiran dan Emosi Anak
Menurut Murniati, hasil penelitian ini menjadi bukti penting kebiasaan menulis tangan tidak bisa digantikan sepenuhnya dengan mengetik di gawai.
"Jadi, konsistensi menulis tangan itu penting, karena memberikan kerja pikiran, emosi, dan gerak," tegasnya.
Ia pun mendorong para guru dan orang tua untuk konsisten menyediakan ruang menulis tangan di sekolah maupun di rumah.
"Jadi, sebagai contoh, kami mendorong para guru, orang tua, dan keduanya untuk memberikan ruang bagi kegiatan menulis tangan di atas kertas di sekolah," tambah
Murniati.
(cyu/nah)











































