3 Upaya Jaga Martabat Bahasa Indonesia di Era Medsos-AI dari Mendikdasmen

ADVERTISEMENT

3 Upaya Jaga Martabat Bahasa Indonesia di Era Medsos-AI dari Mendikdasmen

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 28 Okt 2025 16:00 WIB
Mendikdasmen Abdul Muti di jelaskan kedaulatan bahasa Indonesia dan Melayu di Majelis Bahasa Mabbim, Selasa (28/10/2025).
Mendikdasmen Abdul Mu'ti di jelaskan kedaulatan bahasa Indonesia dan Melayu di Majelis Bahasa Mabbim, Selasa (28/10/2025). Foto: Devita Savitri/detikEdu
Jakarta -

Meteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti beberkan kedaulatan berbahasa Indonesia di era digital harus ditegaskan. Kedaulatan berbahasa yang ia maksud terutama adalah bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.

Ia menilai platform media sosial hingga artificial intelligence (AI) kini menantang cara masyarakat menjaga martabat bahasa di ruang publik. Tidak bisa dipungkiri, bila teknologi adalah sebuah alat bantu manusia yang juga jadi penentu arah. Namun penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu di ruang digital menurutnya tidak bisa dilakukan sembarangan.

"Kita perlu literasi yang andal, ukuran yang wajar, dan adab yang terjaga," tutur Mu'ti dalam acara Seminar Kebahasaan Antarbangsa Majelis Bahasa Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia (Mabbim) di Gedung A Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

3 Upaya Jaga Martabat Bahasa Indonesia di Era Medsos-AI

Untuk menjaga martabat bahasa di era teknologi yang serba cepat ini, Mu'ti menyarakan tiga upaya atau pola kerja berkesinambungan yang taktis, praktis dan mudah dimulai.

ADVERTISEMENT

"Baik di Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia, lalu diputar berulang sebagai siklus pembelajaran bersama," paparnya.

1. Digunakan di Lembaga hingga Ruang Publik

Mu'ti menyebut bahasa perlu ditata dan dirawat, baik di sekolah, layanan publik, papan nama, pengumuman, dan laman resmi. Selain itu, guru, aparatur, dan pemimpin perlu menjadi teladan dalam penyampaian bahasa yang baik dan benar.

"Ukurannya perlu valid, uji kemahiran berbahasa Indonesia sebagai standar penilaian kemahiran berbahasa dan penilaian sederhana atau butuh naskah dan penandaan ruang. Prinsipnya rutin, menilai, ringan membenahi, cepat berbagi praktek baik," ujarnya.

2. Penggunaan Bahasa Indonesia Berdasarkan Standar Resmi

Upaya kedua yang bisa dilakukan adalah penggunaan bahasa di dalam kelas atau kantor yang bersandar pada standar resmi, di Indonesia adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dengan resminya bahasa Indonesia di sidang umum UNESCO dan digunakan oleh para penutur asing, dianggap Mu'ti sebagai jembatan persahabatan ilmu.

Ke depan, kemajuan kemahiran berbahasa perlu diukur dan diumumkan secara publik. Hal ini perlu dilakukan agar semua pihak bisa belajar bersama-sama.

3. Melebarkan Persahabatan Serantau

Terakhir, Mu'ti menyarankan agar masyarakat Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebagai saudara serantau atau satu rumpun terus menjalin persahabatan dan menjaga adab di ranah digital. Kemendikdasmen akan mendorong penerjamahan buku-buku untuk pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat.

"Di ruang digital, literasi berbahasa dan moderasi akan menjadi pagar. Akurasi rujukan diutamakan, tutur santun ditumbuhkan, dan kampanye kawasan dijalankan dengan semangat berbagi, bukan berdebat tanpa arah," tegasnya.

Upaya yang disampaikan Mu'ti menurutnya mudah dilakukan tetapi harus dijalani secara konsisten. Terutama dalam hal menetapkan rujukan, pembenahan, hingga menyebarkan praktik baik.

"Dengan begitu, sikap tertib, terukur, teladan, rujukan responsif, dan serantau semesta tidak berhenti sebagai slogan, tetapi menjadi kebiasaan publik yang menguatkan kedaulatan identitas kita di dunia yang kian digital," tandasnya.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads