Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) digelar perdana pada 2025. Sederet kritik publik menyorot kurangnya daya tampung, pemenuhan hak anak atas pendidikan, dan potensi menguntungkan anak dari keluarga sejahtera saja.
Kritik tersebut tercatat dalam laporan Persepsi Publik terhadap Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) dari Katadata Insight Center (KIC), dipublikasi Selasa (30/9/2025).
Laporan ini terbagi atas riset kualitatif dan kuantitatif. Kritik-kritik terkait SPMB dihimpun dari in-depth interview bersama 6 stakeholders yang terdiri dari orang tua murid SMP, murid SMP, guru SMP (panitia SPMB), kepala sekolah SMA, dinas pendidikan, dan pengamat pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seleksi Akademik Lebih Adil, Tapi...
Laporan menunjukkan, para stakeholders menilai seleksi akademik pada SPMB lebih adil. Murid yang berprestasi tidak perlu khawatir saat jarak rumah dengan sekolah cukup jauh. Mereka bisa memperkirakan peluang diterima sekolah negeri berdasarkan nilainya.
Alhasil, seleksi dengan mempertimbangkan hasil akademik pada SPMB dipandang meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini turut mendukung kualitas atau kemampuan murid.
Penyempurnaan kriteria seleksi pada jalur prestasi SPMB juga dipandang dapat mengakomodasi keragaman kemampuan murid.
Di sisi lain, para stakeholders mengkritisi persaingan akademik pada SPMB akan cenderung lebih menguntungkan anak dari keluarga sejahtera saja, yang mampu bersaing dan berprestasi.
Mereka menegaskan, akses ke layanan pendidikan bukan sebuah kompetisi, tetapi hak anak untuk bersekolah. Hak ini tidak hanya untuk anak-anak yang berprestasi, melainkan semua anak.
Research & Analytics Manager KIC Satria Triputra Wisnumurti mengatakan, para stakeholders juga menyorot kurangnya daya tampung sekolah negeri mengakibatkan pihak sekolah melakukan seleksi ketat.
"Jadi waktu itu stakeholder mengatakan bahwa seandainya sekolah semua bisa menampung, itu nggak perlu kan ada sistem-sistem semacam ini," kata Satria pada peluncuran laporan survei di Pintar Campus, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Pro-Kontra SPMB Perdana
Versi Pemda
+ Pemerintah daerah (pemda) menyambut positif perubahan sistem
+ Setiap adanya perubahan dinilai sebagai bentuk perbaikan menuju sistem yang lebih adil
+ Pemda berkomitmen melaksanakan apapun yang diamanatkan pemerintah pusat
Versi Orang Tua dan Murid
+ Orang tua murid lebih menyukai sistem SPMB yang mempertimbangkan kemampuan akademik karena dinilai lebih
terukur untuk menyusun strategi masuk ke sekolah tujuan
- Perlu ada standar untuk memitigasi potensi kecurangan nilai
Versi Kepala Sekolah dan Guru
+ Pihak sekolah mengapresiasi berkurangnya kuota jalur domisili dan
bertambahnya kuota jalur prestasi
+ Kemampuan akademik yang menjadi prioritas pertimbangan dinilai lebih adil bagi murid yang berprestasi
Versi Pengamat Pendidikan
+ Pengamat mengapresiasi pemerintah masih mempertahankan 4 jalur penerimaan
- Adanya pertimbangan kemampuan akademik pada jalur domisili membuat SPMB dinilai lebih mementingkan meritokrasi ketimbang pemenuhan hak.
(twu/pal)