Surveyor Pemetaan Ahli Muda Badan Informasi Geospasial (BIG), Randhi Atiqi mengungkap pentingnya literasi geospasial bagi siswa. Menurutnya, sekolah perlu mulai mengajarkan pengetahuan ini.
"Karena saya percaya bahwa kita itu sebaiknya, terutama pelajar itu sebaiknya memang memiliki literasi geosposial," katanya dalam acara peluncuran Buku Atlas Indonesia dan Dunia oleh Penerbit Erlangga, di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (25/9/2025).
Randhi menyebut pengetahuan geospasial akan bermanfaat siswa dalam berbagai kebutuhan. Seperti untuk memecahkan masalah sederhana hingga rumit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya kalau Anda jadi bupati, Anda-Anda jadi bupati gitu, kalau punya pemahaman geosposial yang baik, kan jadi tahu di mana yang harus dikonservasi, di mana yang mau ditambang," kata Randhi.
Literasi Geospasial untuk Memahami Iklim Global
Lebih lanjut, memahami geospasial dunia dapat membuat siswa semakin mengerti kondisi bumi. Semakin siswa paham dengan teknologi geospasial, maka semakin mudah bagi mereka dalam memantau perubahan lingkungan.
"Nah yang kedua, literasi geosposial itu dalam konteks dunia, itu juga perlu untuk menjawab pertanyaan krisis. Misalnya kita ngomong climate change gitu," ujar Randhi.
Dalam hal yang sederhana, ilmu geospasial bisa dimanfaatkan siswa untuk memahami letak dan luas rumah mereka sendiri.
"Bagaimana mungkin siswa Indonesia atau keluarga Indonesia memiliki kesadaran rumah tanpa didukung oleh literasi geosposial yang pas gitu," katanya.
Manfaat Literasi Geospasial untuk Ragam Sektor
Tak hanya ilmuwan geospasial atau pegiat geografi, menurut Randhi literasi geospasial bisa berguna untuk beragam sektor. Oleh karena itu, tak ada ruginya untuk mempelajari hal ini meski berkarier di bidang non-geografi.
"Misalnya menjadi ahli asuransi. Dengan literasi geosposial, kita jadi tahu, oh ini beresiko gempa bumi. Premi asuransi untuk ini harusnya lebih tinggi. Di sini rawan kekeringan. Nah jadi kita bisa membayangkan kebijakan asuransinya seperti apa," beber Randhi.
Di sektor pemerintahan atau negara, literasi geospasial adalah skill yang harus dimiliki para aparatur negara. Misalnya bagi para tentara dalam memetakan wilayah rawan konflik dan semacamnya.
"Bahkan di bidang militer saat ada masalah. Di mana yang bisa dikembangkan untuk pertahanan, misalnya gitu kan. Di mana kalau misalnya kita perang itu, kita sergap musuhnya gimana?," kata Randhi.
Agar mahir dalam literasi geospasial, Randhi menyarankan siswa agar banyak mengamati peta hingga Atlas. Tahun ini, Randhi sendiri telah meluncurkan buku Atlas Indonesia dan Dunia: Referensi Geografi Lengkap untuk Sekolah dan Keluarga.
Atlas yang dibuatnya menyajikan informasi geografis tentang Indonesia dan dunia dengan konten terbaru, termasuk data mengenai 38 provinsi. Tidak hanya berisi peta, buku ini juga memuat data geografis, lokasi menarik, serta fakta unik yang memperluas wawasan pembaca.
Dengan demikian, atlas ini bukan sekadar kumpulan peta, melainkan sumber pengetahuan yang membantu memahami geografi secara lebih mendalam. Di dalamnya terdapat peta dunia yang informatif dan menarik, disertai penjelasan mengenai atmosfer, iklim, hidrosfer, serta elemen geografi lainnya.
Buku ini juga membahas berbagai jenis proyeksi peta yang memperjelas cara kerja kartografi, serta menyediakan peta tematik, seperti peta curah hujan, yang bermanfaat untuk mempelajari lingkungan.
(nwk/nwk)