Sedikit yang tahu bahwa sekolah internasional pertama di Indonesia yang pada zaman kolonial disebut Hindia Belanda ternyata tidak berdiri di Pulau Jawa, melainkan di dataran tinggi Karo, Sumatra Utara. Tepatnya di Kabanjahe, sebuah kota pegunungan yang terkenal memiliki iklim sejuk dan berjarak kurang lebih 80 km dari Medan.
Lembaga pendidikan itu bernama Highland School, didirikan sekitar pertengahan 1920-an. Sekolah ini dengan cepat berkembang menjadi pusat pendidikan berstandar internasional di kawasan Asia Tenggara. Pada awal berdirinya, Highland School yang didirikan pasangan William Stanley Cookson dan Bernice Dunlap hanya memiliki dua murid. Namun, setelah lebih dari 10 tahun berjalan, jumlah siswanya melonjak pesat.
Dikutip dari koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-IndiΓ« edisi 4 Juli 1939, pada pertengahan 1939, jumlah siswa tercatat mencapai 90 hingga 100 anak, bahkan diperkirakan segera menembus angka 125. Het nieuws menggambarkan ruang makan sekolah tersebut bahkan sudah diperluas agar bisa menampung lebih dari seratus murid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Cookson yang mendirikan sekolah tersebut berasal dari Amerika Serikat. Dikutip dari Imagined Kinships: Love, Loss and Power Relations in Colonial and Wartime Sumatra, Cookson merupakan pengusaha yang memiliki perkebunan karet.
Murid dari Jawa sampai China
Sebagian besar siswa Highland School berasal dari keluarga Inggris yang menetap di Sumatra maupun Jawa. Namun, sekolah ini juga menarik murid dari berbagai penjuru Asia. Anak-anak dari Malaka, Bangkok, Rangoon (kini Yangon-Myanmar), bahkan Shanghai dikirim ke Kabanjahe. Mereka terlebih dulu menuju Medan menggunakan pesawat KLM sebelum dijemput pihak sekolah.
![]() |
Penutupan sejumlah sekolah Inggris di China akibat situasi politik kala itu membuat semakin banyak anak-anak dari Shanghai dipindahkan ke Highland School. Orang tua mereka menilai Kabanjahe jauh lebih aman dibanding China yang sedang bergejolak.
Selain murid asal Inggris, ada pula siswa dari Amerika Serikat dan negara Skandinavia seperti Denmark, Swedia, dan Norwegia. Murid dari keluarga Belanda dan Swiss juga mendaftar di sekolah tersebut. Demi memenuhi kebutuhan beragam latar belakang itu, sekolah menghadirkan pengajar khusus mulai dari guru bahasa Denmark, bahasa Belanda hingga guru bahasa Jerman dan Prancis.
"Ada juga anak-anak Swiss di sekolah ini, dan mereka tentu saja menginginkan, setidaknya orang tua mereka menginginkan, pengajaran bahasa Jerman dan Prancis. Bahasa Jerman dan Prancis juga diajarkan kepada anak-anak Inggris oleh seorang guru dari Swiss," seperti dikutip dari koran Het nieuws.
"Anak-anak Belanda juga mendaftar di sekolah ini. Orang tua mereka yang menginginkan anak-anak mereka tetap bisa belajar bahasa Belanda, mendorong perekrutan guru bahasa Belanda," tulis koran Het nieuws.
Rupanya, menurut buku Imagined Kinships murid-murid sekolah tersebut juga berasal dari sejumlah negara Eropa lainnya seperti Yunani, Belgia, Ceko, dan Italia. "Sekolah itu bernuansa internasional. Sekitar 50% muridnya orang Amerika, dengan orang Inggris, Italia, Ceko, Prancis, Belgia, Yunani. Pendidikannya sungguh luar biasa," ujar Robert Ainslie, salah satu murid.
Selain itu, staf rumah tangga maupun tata usaha sekolah terdiri dari pria dan wanita Belanda. Mereka tinggal di lingkungan sekolah. Beberapa orang Belanda lulusan Hoogere Burgerschool (HBS-sekolah menengah umum) atau Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO-sekolah menengah pertama), yang ingin memperdalam bahasa Inggris, bekerja sebagai pengawas di Highland School.
Sekolah ini juga terhubung dengan Parents National Education Union di Inggris, sehingga mayoritas guru mereka berasal dari Inggris. Dengan keberagaman siswa dan tenaga pengajar, Highland School menjadi pusat pendidikan kosmopolit di Karo.
Banyak keluarga asing datang berkunjung, bangga karena anak-anak mereka belajar dalam iklim yang sehat. Kehadiran sekolah ini bahkan menginspirasi lahirnya lembaga pendidikan lain, seperti Planters School di Berastagi dan Deutsches Schulheim yang juga berlokasi di Kabanjahe.
(pal/nwk)