Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti tegaskan bila 160 guru Sekolah Rakyat (SR) yang mengundurkan diri bukan karena masalah upah atau intensif. Ia menjelaskan alasan utamanya adalah domisili yang terlalu jauh.
"Kalau kemarin yang disampaikan itu sebagian karena domisilinya jauh, kemudian yang kedua ya mungkin ada alasan-alasan lain yang membuat mereka mengundurkan diri," ungkap Mu'ti.
Hal itu disampaikan Menteri Mu'ti usai acara Rakornas "Pembentukan Karakter Anak Bangsa melalui Efektivitas Penerapan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama pada Satuan Pendidikan RA, MI, MTs, MA/MAK" di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (31/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekum PP Muhammadiyah itu menyebutkan, terkait 160 guru SR yang mengundurkan diri kini sudah dilaporkan ke Presiden Prabowo Subianto. Kini, masalah tersebut sudah terselesaikan dan sudah ada penggantinya.
"Soal guru itu kemarin sudah dilaporkan ke Pak Presiden. Soal guru yang mengundurkan diri disampaikan ke kami juga, sudah ada penggantinya, dan sudah dilaporkan Pak Menteri Sosial kepada Pak Presiden. Insya Allah tidak ada masalah," tegasnya.
Buka Kesempatan Guru Baru
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf juga menegaskan sudah ada pengganti 160 guru SR yang menyatakan mengundurkan diri. Mereka mengundurkan diri dikarenakan jarak sekolah jauh dari domisili mereka sehingga tidak memungkinkan.
"Jadi itu karena sistem yang menempatkan mereka itu, sehingga kadang-kadang membuat mereka mundur karena penempatannya terlalu jauh," tuturnya, dikutip dari arsip detikEdu.
Sosok yang akrab dipanggil Gus Ipul itu menghargai keputusan guru yang mengundurkan diri. Untuk itu, Kemensos membuka kembali kesempatan bagi guru yang ingin mengabdi sebagai pengajar Sekolah Rakyat.
Rekrutmen guru Sekolah Rakyat ini diprioritaskan untuk guru yang sudah mengikuti proses Pendidikan Profesi Guru (PPG). Hal itu untuk menjamin pendidikan di Sekolah Rakyat tetap bermutu.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nunuk Suryani membenarkan lulusan PPG diprioritaskan untuk mengajar Sekolah Rakyat. Untuk itu, ia menghimbau bila telah menyatakan bersedia, guru harus berkomitmen dengan keputusan yang diambil.
"Jadi ada beberapa yang kemarin mengikuti proses seleksi guru SR kemudian setelah kita sampaikan formasi, sudah dikunci, ternyata mengundurkan diri padahal sebenarnya itu banyak yang ngantri," jelas Nunuk dalam acara Ngopi Bareng Bu Nunuk dikutip dari postingan Instagram Nunuk Suryani, Kamis (31/7/2025).
Nunuk menegaskan rekrutmen Sekolah Rakyat tahap selanjutnya akan dibuka. Dalam hal ini, Kemendikdasmen melalui Ditjen GTKPG akan memperjuangkan pemenuhan guru Sekolah Rakyat dari lulusan PPG Calon Guru.
(det/faz)