Kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun RI Mengacu Negara Mana? Ini Kata Think Tank-nya

ADVERTISEMENT

Kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun RI Mengacu Negara Mana? Ini Kata Think Tank-nya

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Rabu, 30 Jul 2025 19:00 WIB
Amich Alhumami, mantan Deputi bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Bappenas
Foto: (Dokumentasi pribadi Amich Alhumami)
Jakarta -

Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencanangkan Wajib Belajar (Wajar) 13 Tahun mulai Tahun Ajaran 2025-2026. Lantas mengacu ke negara mana kebijakan ini?

Think tank atau lembaga pemikir yang memasukkan kebijakan Wajib Belajar 13 Tahun ini adalah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Orang yang berada di balik kebijakan ini khususnya adalah Amich Alhumami, mantan Deputi bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Amich baru saja purna tugas pekan terakhir Juli 2025 ini.

Amich memasukkan Wajar 13 Tahun ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Peta Jalan Pendidikan Indonesia (PJPI) Tahun 2045 yang menjadi rujukan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Hasilnya, sejak periode 2024-2029 sekarang, Wajar 13 Tahun telah diterapkan oleh pemerintah melalui Kemendikdasmen. Kemendikdasmen memutuskan kebijakan ini mulai berlaku tahun ajaran baru 2025-2026.

Wajar 13 Tahun dimulai dari 1 tahun pra-sekolah sejak di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada periode-periode sebelumnya, PAUD belum menjadi fase wajib belajar, alias masih berlaku Wajar 12 Tahun yang dimulai dari pendidikan sekolah dasar (SD).

Lantas, ke mana acuan Wajar 13 Tahun ini dan berapa tahun kajiannya?

"Benchmark & success story: Jepang, Korsel (bahkan sudah tuntas pada dekade 1980-an), China, dan negara-negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Program 1 tahun prasekolah juga menjadi agenda global, tertuang dalam SDG's (Sustainable Development Goals). Bappenas melakukan kajian 1,5 tahun," kata Amich dalam keterangan tertulis saat dikonfirmasi detikEdu, Selasa (29/7/2025) malam, ditulis Rabu (30/7/2025).

Kajian Bappenas selama 1,5 tahun saat itu, urai Amich, memetakan kabupaten dan provinsi yang sudah tinggi Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK, dengan investasi lebih banyak di provinsi/kabupaten yang relatif masih tertinggal kinerja pendidikan di daerah tersebut.

1 Tahun PAUD Bangun Fondasi Kemampuan Belajar

Pentingnya setahun PAUD/TK dalam kebijakan Wajar 13 Tahun telah pula disampaikan Amich dalam Konferensi Internasional tentang Perawatan, Pendidikan, dan Pengasuhan Anak Usia Dini (ICECCEP) ke-4 yang digelar di Bandung, Jumat (25/7) lalu.

"Pendidikan sejak pra sekolah atau PAUD adalah investasi penting di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Amich saat itu dalam keterangan tertulisnya.

Dengan merujuk pada sejumlah penelitian, Amich memaparkan bahwa berinvestasi pada anak usia dini berdampak positif terhadap perkembangan otak dan kesiapan belajar anak.

"Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang telah mengikuti pendidikan anak usia dini cenderung lebih mudah menguasai keterampilan tingkat lanjut," papar Dewan Pimpinan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah ini.

Dengan merujuk pada beberapa poin urgensi Wajar 13 Tahun yang dimulai dari PAUD, Amich mempertegas kembali bahwa PAUD merupakan fondasi penting bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM).

"Mengingat dan mempertimbangkan urgensi PAUD inilah hampir semua negara berinvestasi lebih banyak pada PAUD untuk memperoleh banyak manfaat sosial dan ekonomi di masa depan," terang Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini.

Amich menyadari kompleksitas penyelenggaraan PAUD, yang mesti terintegrasi dengan kesehatan, gizi masyarakat, pendidikan keluarga, lingkungan sosial, sehingga dinamakan "PAUD Holistik-Integratif".

Untuk pendidikan setahun PAUD, idealnya bermain sambil mengenalkan literasi numerasi atau mengajarkan basic life skill atau keduanya?

"Pendidikan 1 tahun prasekolah (PAUD/TK) menggunakan pendekatan bermain sambil belajar, fokus pada stimulasi perkembangan kecerdasan kognitif anak, perilaku sosial, interaksi sosial, kecakapan lunak (soft skills), emotional wellbeing," tutur Amich menjawab pertanyaan detikEdu.

Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti, menegaskan tujuan Wajar 13 Tahun sejak PAUD/TK untuk menyiapkan anak sebelum masuk ke sekolah dasar. Menurut Mu'ti, dengan persiapan pendidikan usia dini, berpotensi membuat anak memiliki kemampuan belajar berkelanjutan (learning sustainability) yang baik.

"Karena PAUD itu adalah fondasi pendidikan dan banyak penelitian menunjukkan bahwa mereka yang punya pengalaman pendidikan di tingkat PAUD itu memiliki learning sustainability yang lebih baik dibanding mereka yang tidak punya pengalaman di pendidikan TK," ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti di Felfest, Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Minggu (27/7/2025).

"Tentu penyelenggaraan PAUD dengan permainan, karena hakikat dari belajar di TK adalah bermain. Kita sekarang ada gerakan science yang murah, mudah dan menyenangkan," kata Mu'ti.




(nwk/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads