Seperti yang disampaikan oleh Lisna Nurjanah, seorang guru muda yang kini mengajar di Sekolah Murid Merdeka. Menurutnya guru abad-21 tak hanya berkaitan dengan pemakaian teknologi, melainkan bagaimana mengajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat sekaligus.
"Guru itu kan membantu anak belajar. Anak adalah generasi penerus bangsa, nantinya mereka akan jadi orang yang hebat. Kalau aku tidak terus belajar, bagaimana bisa membantu mereka?" ujar Lisna.
Pandangan ini didapat Lisna setelah ikut program Teacher Talent dari Kampus Guru Cikal yang diadakan akhir tahun lalu. Lisna mengatakan, guru yang jadi pembelajar sepanjang hayat adalah guru yang merdeka belajar.
"Aku pernah melakukan kesalahan yang membuat murid jadi tidak nyaman belajar di kelas. Hal tersebut tentu mempengaruhi hasil belajarnya. Nah, kalau aku tidak belajar, bagaimana bisa aku tahu kalau hal tersebut salah dan memperbaikinya," ungkapnya melalui keterangan Yayasan Guru Belajar, ditulis Kamis (11/1/2024).
Prinsip Guru Abad 21
Terdapat tiga prinsip guru abad 21 bagi Lisna, yaitu komitmen pada tujuan, mandiri terhadap cara, dan konsisten melakukan refleksi. Menurutnya guru kerap fokus membuat pembelajaran yang menyenangkan dan menerapkan teknologi yang keren sampai lupa pada tujuan pembelajarannya.
Lisna menilai guru abad 21 seharusnya mampu merancang strategi pembelajaran yang bermakna yang meskipun menyenangkan, tidak menggeser tujuan pembelajaran yang sebelumnya sudah ditetapkan.
Kemudian Lisna menerangkan soal mandiri terhadap cara. Dia menyebut guru bukanlah profesi yang mudah lantaran setiap peserta didik punya karakter dan minat masing-masing.
Guna menemukan strategi pembelajaran yang tepat, pastinya ada banyak tantangan yang dihadapi. Maka untuk menghadapinya, guru perlu mandiri mencari cara, ketimbang mengeluh.
Soal konsisten melakukan refleksi, Lisna mengaku jarang mengajak siswanya melakukan refleksi sebelum ikut Teacher Talent Certification. Di samping itu, pertanyaan yang dia ajukan pada murid menurutnya tidak memantik.
"Dulu saat aku ajak murid melakukan refleksi, aku hanya bertanya, bagaimana perasaan hari ini, apa yang sudah kita pelajari. Itu pun tidak konsisten setiap hari," ujarnya.
"Kalau sekarang, saya ajak murid berdiskusi. Apa saja yang sudah baik dari proses belajar kita, apa yang belum dan perlu kita perbaiki. Aku juga akan bertanya, ilmu yang kita pelajari hari ini, bermanfaat buat apa sih buat teman kita, buat lingkungan sekitar kita," lanjut Lisna.
Dia berharap ada semakin banyak guru muda yang punya bekal kompetensi sebagai guru abad 21. Dengan demikian dia yakin pendidikan di Indonesia akan semakin baik.
(nah/twu)