Intervensi teknologi Kemendikbudristek dinilai berdampak signifikan terhadap penggunanya, yakni kepala sekolah dan guru di desa dan di kota. Intervensi ini salah satunya muncul lewat perangkat teknologi Rapor Pendidikan, Platform Merdeka Mengajar, Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah), dan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) yang penggunaannya saling berkaitan.
Temuan tersebut dilaporkan konsultan manajemen internasional Oliver Wyman dalam studi Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia: Tinjauan terhadap Dampak Terkini Gerakan Merdeka Belajar di serah terima laporan di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Rabu (6/12/2023).
Menurut studi ini, Indonesia berkomitmen kuat melakukan perubahan dengan mengatasi akar permasalahan pendidikan. Salah satunya yaitu inisiatif memperbaiki kurikulum dan memberikan pelatihan yang lebih baik bagi para guru, dengan memanfaatkan teknologi untuk mendukung upaya-upaya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Claudia Wang, Partner dan Asia Pacific Education Practice Lead di Oliver Wyman menjelaskan, saat ini terjadi pergeseran global menuju digitalisasi dan membuat pendidikan lebih cerdas. Khusus negara berkembang seperti Indonesia perlu fokus menggunakan strategi sesuai konteks di daerahnya sendiri dan memprioritaskan kebutuhan paling mendesak.
"Dalam hal ini, Indonesia dengan gerakan Merdeka Belajar menuju arah yang benar," jelas Wang, seperti disimpulkan dalam studi tersebut.
Penyusunan studi menggunakan berbagai sumber, termasuk wawancara dengan guru dan kepala sekolah terpilih untuk menelusuri pemanfaatan perangkat teknologi Kemendikbudristek di lapangan. Studi ini juga menggunaan data Kemendikbudristek terkait kinerja dan penggunaan platform, serta survei sampel besar untuk mengumpulkan masukan dari guru dan kepala sekolah di berbagai daerah.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sebaran sampel dipantau dengan metode soft kuota di awal minggu distribusi survei. Data 118.000 responden yang dianggap valid dan dapat digunakan diambil dari total pelibatan 130.000 responden.
Seperti apa temuan dan dampak perangkat Rapor Pendidikan di pendidikan RI saat ini? Simak hasil studinya di bawah ini.
Rapor Pendidikan buat Guru dan Kepala Sekolah
Rapor Pendidikan adalah platform yang menjabarkan capaian dan tantangan tiap sekolah di daerah di Indonesia berbasis data, termasuk hasil Asesmen Nasional dan analisis lintas sektor. Platform yang dipakai 95% sekolah di RI ini menjabarkan bidang-bidang yang perlu diperbaiki di sekolah, mendorong perilaku dan pola pikir berbasis data.
Sekitar 81% responden survei menyatakan, Rapor Pendidikan terutama bermanfaat untuk perencanaan kegiatan pendidikan yang lebih efektif. Akses kecerdasan data (data intelligence) di platform ini memungkinkan guru dan kepala sekolah mengidentifikasi bidang-bidang prioritas yang perlu ditingkatkan di sekolah.
Sebelumnya, keputusan perencanaan sekolah lazim tidak berbasis data. Ketidakpastian metodologi, motivasi rendah, dan antusiasme rendah akibat sumber data terfragmentasi membuat pelaku pendidikan cenderung menghindari analisis data yang rumit, termasuk membandingkan berbagai sumber data, identifikasi penyebab mendasar, dan refleksi.
Kondisi tersebut membuat 72% responden cenderung mengandalkan dokumen perencanaan tahun sebelumnya saja sebagai referensi perencanaan kegiatan dan anggaran tahun ajaran baru.
Studi mendapati, 61% kepala sekolah menyatakan sekolah mereka cukup mengandalkan data dan informasi Rapor Pendidikan untuk diintegrasikan ke program kegiatan sekolah tahunan dan perencanaan kurikulum pendidikan. Data penggunaan Rapor Pendidikan 1-2 bulan sebelum tahun ajaran baru, sekitar Mei dan Juni, selaras dengan hasil survei tersebut.
Baca juga: Capaian Anak Bangsa di PISA 2022 |
Perubahan Perilaku Guru dan Kepala Sekolah
Studi juga mendapati perubahan perilaku guru dan kepala sekolah untuk pendidikan di ekosistemnya. Sebanyak 61% kepala sekolah coba mendalami hasil analisis komprehensif dengan mengunduh laporan Rapor Pendidikan secara detail dan mendapat rekomendasi perencanaan berbasis data buat sekolah. Hampir 60% responden kepala sekolah kemudian mendiskusikan kolaborasi dengan guru dan warga sekolah lain untuk perkembangan sekolahnya.
Tampilan Rapor Pendidikan dinilai ramah pengguna, disertai ilustrasi data yang relevan, dan dilengkapi panduan yang bisa ditindaklanjuti. Harapannya, sekolah bisa bertransformasi dalam manajemen dan pembelajaran.
Namun, baru 48% kepala sekolah yang punya tingkat kesadaran dan kemahiran tinggi untuk menafsirkan, menganalisis, dan menindaklanjuti secara efektif informasi kinerja sekolah yang tertera di Rapor Pendidikan. Kepala sekolah di satuan-satuan pendidikan ini kemudian coba melakukan diskusi dan analisis data, lalu menerapkan kegiatan penting untuk perbaikan sekolah secara strategis.
Rapor Pendidikan Jadi Dasar Pakai Dana BOS
Herta Sianturi, SPd, Kepala SDN 173136 Lumban Baringin, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara menuturkan, sekolahnya merupakan salah satu SD yang mengadopsi Rapor Pendidikan.
"Sangat terbantu dengan adanya Rapor Pendidikan. Pengalaman pertama membuka Rapor Pendidikan, tahun kemarin ada nilai merah, dicek kenapa bisa merah. Ternyata bersumber dari nilai merah anak ANBK anak didik kemarin," tuturnya.
"Tahun kemarin kita masih sesuai dengan panduan dinas, kita turutin saja tanpa lihat dulu sebenarnya apa yang kita perlu di sekolah. Tapi untuk tahun ini, kita menyusun ARKAS baru. Setelah download Rapor Pendidikan, kemudian sesuai dengan rekomendasinya, saya panggil orang tua, komite sekolah, dan kepala desa (untuk tampilkan Rapor Pendidikan)," sambungnya.
Herta menjelaskan, berdasarkan posisi sekolah dalam data Rapor Pendidikan, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat digunakan untuk merespons akar masalah pendidikan di sekolahnya sepengetahuan pada pemangku kepentingan terkait, yakni orang tua, komite sekolah, dan kepala desa.
"Nggak perlu malu. Saya undang orang tua, komite sekolah, dan kepala desa, kami adakan rapat. Saya kasih nilai merahnya, nilai numerasi dan ini ini, lalu saya tanya, apa yang perlu dibenahi, guru kasih begini begini, orang tua ditanya pendapatnya. Tetapi udah kita keluarkan dulu nih rutinitas, misalnya untuk honorer. Jadi kelihatan berapa lagi uang yang bisa kita gunakan," kata Herta.
"Setelah ada Rapor Pendidikan, saya nggak takut lagi letakkan dana BOS itu posnya ke mana. Itu saya merdeka meletakkan itu selama saya bisa mempertanggungjawabkannya. Jadi sangat berguna sekali Rapor Pendidikan itu," pungkasnya.
(nah/nah)