Dalam mendukung siswa terus berkarya, kurikulum dan pembelajaran di sekolah turut berpengaruh. Begitu juga yang dilakukan SMK NU Banat Kudus dalam merancang pembelajaran sehingga sukses mengantar karya siswa go international.
Melansir laman Dirjen Vokasi Kemdikbud, beberapa siswa SMK NU Banat Kudus telah menorehkan prestasi dengan unjuk karyanya di fashion week berskala nasional hingga internasional. Bahkan, seorang siswanya pernah melenggangkan busana karyanya di Hong Kong Fashion Week 2023.
Apa rahasia SMK NU Banat Kudus dalam mendorong bakat siswanya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan Ajar Sesuai Standar Industri
Kepala SMK NU Banat Kudus, Lilik Muflikah mengatakan salah satu kunci sekolahnya dapat melahirkan siswa berbakat adalah bahan ajar yang dibagikan kepada siswa disesuaikan dengan standar industri.
"Langkah pertama yang kami ubah di tahun 2016 adalah kompetensi guru dan pembuatan bahan ajar agar sesuai dengan standar industri," tutur Lilik.
Selain itu, pembelajaran di SMK NU Banat Kudus selaras dengan Kurikulum Merdeka. Pembagiannya, kelas X fokus pada materi desain dan menjahit, kelas XI praktik membuat brand fashion, dan kelas XII magang dan pematangan kewirausahaan.
"Fesyen merupakan industri yang cepat berkembang. Kami pun memfasilitasi para guru untuk upskilling di industri dalam setahun 4-5 kali," ujar Lilik.
Kolaborasi dengan Industri
Lilik menambahkan, SMK NU Banat Kudus telah melakukan kolaborasi dengan sejumlah industri. Dengan demikian, produk yang dihasilkan siswa lebih bisa diterima pasar.
Beberapa fashion designer yang telah bekerja sama dengan SMK NU Banat Kudus antara lain Dina Midiani, Lenny Agustin, dan Ali Charisma. Bahkan, sekolah ini telah memiliki merk busana sendiri bernama Zelmira.
"Untuk mencapai hal tersebut sangat penting bagi kami untuk mengajarkan tentang sejarah industri fesyen, pola-pola, belajar memadukan warna dan pattern, menguasai jenis-jenis kain, hingga membuat foto produk dan pemasarannya," imbuhnya.
Pamerkan Busana di Fashion Week Nasional-Internasional
Seorang siswa yang berkesempatan menampilkan karyanya di beberapa fashion show adalah Fatimah Az Zahra. Perempuan yang akrab disapa Zahra ini bercerita bahwa dirinya nekat merantau dari Jepara supaya dapat belajar di SMK NU Banat.
"Saya merantau dari Jepara dan tinggal di pesantren milik SMK. Waktu itu, saat saya meminta izin ke orang tua ingin masuk SMK, orang tua saya mengizinkan asal sekalian belajar ilmu agama juga. Alhamdulillah, SMK NU Banat juga ada fasilitas pesantrennya," kata Zahra.
Zahra telah menempuh pendidikan selama hampir tiga tahun. Ia sudah mengantongi pengalaman ikut fashion week yakni pada Pagelaran Busana Vokasi di Grand City Mall 2022 dan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024.
"Harapan terbesarku terkabul, yaitu aku bisa ambil bagian di MUFFEST 2023 untuk membawakan karya aku di The Westin Jakarta," harapnya.
Sebelumnya pun, siswa lain bernama Efi Afifah sukses menampilkan karyanya di Hong Kong Fashion Week 2023. Dalam ajang tersebut, Efi menjadi satu-satunya fashion designer yang masih pelajar.
"Terlebih lagi saya merupakan peserta satu-satunya yang masih berstatus pelajar SMK dari Indonesia," ungkapnya.
Karya Efi tersebut kemudian menarik perhatian banyak warga mancanegara. Salah satu pembeli pakaian buatan Efi berasal dari Maldives.
(cyu/nah)