Tahun ajaran baru untuk siswa sekolah baru saja dimulai. Kini semakin banyak sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Masih ada banyak guru yang membutuhkan waktu beradaptasi dengan prinsip merdeka belajar pada kurikulum yang baru ini.
Elizabeth Indah Susanti, pelatih Kampus Guru Cikal menyebutkan tiga budaya yang perlu dibentuk pada kelas merdeka belajar. Ketiga budaya ini di antaranya komitmen terhadap tujuan, mandiri terhadap cara, serta refleksi. Ketiga budaya tersebut disebut membantu guru untuk menghadapi siswa yang memiliki tindakan menantang. Beberapa contoh tindakan menantang ini misalnya suka ramai sendiri di kelas, kerap keluar kelas karena izin ke kamar mandi, dan lainnya.
Dia mengatakan, ada banyak kegiatan yang tampak positif, tetapi tidak membangun kemerdekaan belajar bagi murid. Oleh sebab itu, guru bakal mendapati tindakan yang menantang dari peserta didiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kita internalisasikan tiga budaya ini di kelas kita, anak-anak jadi punya motivasi intrinsik terhadap apa yang mereka lakukan, termasuk belajar. Jadi tidak butuh yang namanya reward dan punishment," kata perempuan yang dipanggil Susan ini ketika mengisi sesi belajar Ayo Jadi Guru (8/8/2023), dikutip dari keterangan yang diterima detikEdu.
3 Budaya Merdeka Belajar
Menumbuhkan Komitmen pada Tujuan
Guru bisa melakukan empat hal untuk menumbuhkan komitmen siswa terhadap tujuan. Pertama, peserta didik perlu mengetahui tujuannya mempelajari suatu materi. Kedua, guru wajib memastikan pembelajaran yang disampaikan relevan dengan masa kini atau kontekstual.
Ketiga, guru perlu mendampingi siswa belajar dengan melempar umpan balik yang konstruktif. Jika guru mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa, maka guru akan lebih mudah mengajak anak didiknya terlibat dalam menentukan tujuan belajar. Terakhir, guru perlu menyediakan tantangan yang bertingkat dan bermakna untuk siswa.
Menumbuhkan Kemandirian Belajar
Susan menyarankan beberapa kebiasaan untuk menumbuhkan kemandirian belajar kepada murid. Kebiasaan tersebut di antaranya meminta murid mencari informasi atas sesuatu yang akan dipelajari bersama-sama dan memfasilitasi pengalaman sukses.
Kemudian, guru dapat meminta murid memantau kemajuannya. Guru juga perlu melakukan diferensiasi pembelajaran dan membangun rutinitas kelas yang positif. Menurut Susan, sering kali ada miskonsepsi dalam membangun rutinitas kelas yang positif.
Menumbuhkan Kebiasaan Refleksi
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kebiasaan refleksi menurut Susan. Pertama, guru dapat memberikan variasi pertanyaan selama belajar. Kedua, guru bisa mendokumentasikan proses dan hasil belajar.
Ketiga, guru perlu melibatkan murid untuk melakukan asesmen diri. Empat, guru perlu menyediakan waktu belajar tidak terstruktur. Kelima, guru perlu menunjukkan toleransi terhadap kekeliruan.
Susan menyebut, masih jarang menemukan budaya refleksi dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru tidak dapat langsung berharap agar murid dapat melakukannya. Terkadang, guna memahami kekurangan dan kelebihan diri, murid pun belum mampu. Oleh sebab itu menurutnya guru perlu mendampingi supaya budaya ini dapat terinternalisasi dalam diri murid.
(nah/nwk)