Allin Alya Yasmin, siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo diterima di 7 kampus luar negeri. Selain itu 26 siswa SMA Unggulan CT Arsa lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
"26 Lolos SNBP," demikian dikatakan Kepala SMA Unggulan CT Arsa Foundation, Usdiyanto yang ditulis detikEdu, Senin (10/4/2023).
Rincian siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation yang lolos SNBP sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- 13 Siswa lolos SNBP Institut Teknologi Bandung (ITB)
- 1 Siswa lolos SNBP Universitas Brawijaya (UB)
- 2 Siswa lolos SNBP Universitas Diponegoro (Undip)
- 3 Siswa lolos SNBP Universitas Gadjah Mada (UGM)
- 5 Siswa lolos SNBP Universitas Sebelas Maret (UNS)
- 2 Siswa lolos SNBP Universitas Tidar Magelang
Selain itu, ada 16 siswa lolos beasiswa Prasetya Mulya, 2 siswa lolos beasiswa Pertamina Generasi Juara Tipe A, dan 1 siswa sedang persiapan kampus luar negeri mengikuti jejak Allin Alya.
Usdiyanto kemudian menceritakan proses pendidikan di sekolahnya dari menjaring para siswa unggulan namun tidak beruntung dalam hal ekonomi.
Sekolahnya biasanya membuka pendaftaran untuk 200 siswa tidak mampu setiap tahun.
"Pendaftar selalu melebihi seribu dengan seleksi bertahap, administratif, kami tes seleksi akademik sekolah TKA-TPS (Tes Kemampuan Akademik-Tes Potensi Skolastik), nilai tambah yang lain, SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu)," jelas Usdiyanto.
Dari 1.000-an yang daftar, biasanya lolos 600 siswa. 600 Siswa ini lalu diseleksi oleh tim Chairul Tanjung di Jakarta, meliputi tes bahasa Inggris, tes IPA hingga psikologi.
"Lolos 250 siswa yang memenuhi syarat. Dari 250 ini untuk lebih meyakinkan kami, kami terjun ke desa-desa, ke lereng gunung, kami kunjungi rumahnya, motivasinya. Dari situlah untuk kami poles di sini," jelasnya.
Menurut Usdiyanto, semua anak-anak yang bersekolah di CT Arsa Foundation dari keluarga tidak mampu. Mindset kebanyakan siswanya, punya target hidup yang rendah.
"Bahkan ada yang hopeless, mana kepikiran masuk ITB, UI apalagi di luar negeri. Kami di sekolah ini memompa mindset mereka dari anak ayam, kami katakan 'Kalian adalah anak elang yang harus terbang melanglang dunia," tuturnya.
Di SMA Unggulan CT Arsa Foundation, anak-anak sudah dilatih untuk mengerjakan soal-soal ujian tulis berbasis komputer (UTBK) sejak kelas 10. Kemudian, kemampuan bahasa Inggris diasah dengan English Day setiap 2 hari seminggu yakni Selasa-Rabu. Malamnya, para siswa dengan sistem sekolah berasrama itu mengaji.
Usdiyanto bersama para guru yang berdedikasi lainnya berusaha sekuat tenaga membangun kultur belajar di sekolah.
"Bahkan di sekolah ini, para guru jam pulangnya jam 4 sore, itu tidak ada yang pulang jam 4 sore, karena para murid meminta bimbingan di luar jam belajar di sore hari. Ini memang kondisi learning society yang ingin dibentuk. Semua belajar, saya sebagai kepala sekolah juga harus belajar, dari yang muda-muda ini, agar menjadi educated society," tutur pria yang pernah menjadi Kepsek Taruna Nusantara ini.
Di kelas 11, ada penilaian anak-anak berprestasi plus penjaringan anak-anak berprestasi untuk beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) dan Kemendikbud dan beasiswa lainnya. Nah, Allin adalah salah satu siswa yang mengikuti penjaringan ini dan lolos. Kini Allin sedang mempertimbangkan memilih di antara 7 kampus luar negeri yang menerimanya.
"Dari 7 itu sepertinya ke Toronto karena di antara itu Toronto peringkat 19 besar dunia, itu level tinggi banget. Tapi kami juga membantu menganalisa bagaimana keberhasilan studi di sana, selain pertimbangan adaptasi dan lingkungan yang bagus untuk belajar, tak ada hiruk pikuk yang signifikan dan negaranya relatif stabil. Tapi kampus yang lainnya masih dipertimbangkan plus dan minusnya," jelasnya.
(nwk/nwy)