.webp)
Allin Alya Yasmin, siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo diterima di 7 kampus luar negeri. Allin akan berkuliah di salah satu kampus itu dengan Beasiswa Indonesia Maju.
"Ananda Allin Alya Yasmin Siswa SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, anak seorang janda dari Gunung Kidul, telah diterima di 7 Universitas terkemuka," demikian kabar yang disampaikan Kepala Sekolah CT Arsa Foundation Sukoharjo, Usdiyanto yang dikonfirmasi detikEdu, Kamis (6/4/2023).
7 Kampus luar negeri yang menerima Allin seperti disampaikan sang kepala sekolah adalah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. University of Toronto
- Biological Sciences and Neuroscience
- Life Science
2. University of British Columbia
- Applied Science (Chemical Engineering)
3. Monash University
- Engineering (Honours)
4. University of Western Australia
- Engineering
5. Curtin University
- Chemical Engineering
6. Hong Kong University of Science and Technilogy
-Engineering
7. Wageningen University
-Environmental Sciences
Proses yang dilalui Allin, menurut Usdiyanto cukup panjang. Allin, seorang anak yatim yang ibunya berprofesi sebagai guru TK honorer, sudah bersiap sejak kelas 10 alias kelas 1 SMA.
"Capaian ini akumulasi dari kebijakan sekolah dari awal pertama CT Arsa, sekolah yang diciptakan membantu keluarga tidak mampu dengan pendidikan berkualitas oleh Pak CT dan Ibu Anita. Kata unggulan diterjemahkan menjadi proses pendidikan yang unggul dalam berbagai aspek, kepribadian dan intelektual sejak kelas 10, sejak masuk," tuturnya.
Menurut Usdiyanto, semua anak-anak yang bersekolah di CT Arsa Foundation dari keluarga tidak mampu. Mindset kebanyakan siswanya, punya target hidup yang rendah.
"Bahkan ada yang hopeless, mana kepikiran masuk ITB, UI apalagi di luar negeri. Kami di sekolah ini memompa mindset mereka dari anak ayam, kami katakan 'Kalian adalah anak elang yang harus terbang melanglang dunia," tuturnya.
Di SMA Unggulan CT Arsa Foundation, anak-anak sudah dilatih untuk mengerjakan soal-soal ujian tulis berbasis komputer (UTBK) sejak kelas 10. Kemudian, kemampuan bahasa Inggris diasah dengan English Day setiap 2 hari seminggu yakni Selasa-Rabu. Malamnya, para siswa dengan sistem sekolah berasrama ini kemudian mengaji.
Di kelas 11, ada penilaian anak-anak berprestasi plus penjaringan anak-anak berprestasi untuk beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) dan Kemendikbud. Nah, Allin mengikuti penjaringan ini dan lolos.
"Allin (saat) sudah terpilih (itu) belum bisa memenuhi syarat berbagai macam tes seperti TOEFL, IELTS dan SAT. Nah guru-guru bahasa Inggris dan dan guru-guru eksakta yang harus menyiapkan hal itu. Bahkan di sekolah ini, para guru jam pulangnya (seharusnya) jam 4 sore, itu tidak ada yang pulang jam 4 sore, karena para murid meminta bimbingan di luar jam belajar di sore hari. Ini memang kondisi learning society yang ingin dibentuk. Semua belajar, saya sebagai kepala sekolah juga harus belajar, dari yang muda-muda ini, agar menjadi educated society," tutur pria yang pernah menjadi Kepsek Taruna Nusantara ini.
Karena sudah diterima di 7 kampus luar negeri dengan beasiswa Indonesia Maju, Allin tidak mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Dari 7 kampus luar negeri, kira-kira Allin akan menjatuhkan pilihan di kampus mana?
"Dari 7 itu sepertinya ke Toronto karena di antara itu Toronto peringkat 19 besar dunia, itu level tinggi banget. Tapi kami juga membantu menganalisis bagaimana keberhasilan studi di sana, selain pertimbangan adaptasi dan lingkungan yang bagus untuk belajar, tak ada hiruk pikuk yang signifikan dan negaranya relatif stabil. Tapi kampus yang lainnya masih dipertimbangkan plus dan minusnya," jelasnya.
(nwk/twu)
