Lembaga Demografi UI: Lulusan SMK Sumbang Tingkat Pengangguran Tertinggi

ADVERTISEMENT

Lembaga Demografi UI: Lulusan SMK Sumbang Tingkat Pengangguran Tertinggi

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 31 Mar 2023 20:00 WIB
Ilustrasi Mencari Kerja
Ilustrasi pencarian pekerjaan Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
Jakarta -

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) ungkap data jumlah dan tingkat pengangguran terbuka lulusan vokasi yang paling tinggi. Hasilnya lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menduduki peringkat pertama.

Hal itu disampaikan dalam diskusi bulanan yang dilaksanakan pada hari Jumat (31/3/2023) dengan tema "Penyiapan SDM Lulusan Vokasi di Masa Depan".

Lulusan SMK Jadi Pengangguran Tertinggi

Peneliti LD FEB UI yaitu Dr Dwini Handayani SE MSi memaparkan kondisi pendidikan dan pekerjaan Indonesia melalui berbagai pertimbangan. Seperti kesesuaian potensi permintaan dan ketersediaan lulusan, sumber daya manusia, kurikulum, prasarana dan kualitas lulusan vokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai pertimbangan itu dipadukan dengan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2022 yang menjelaskan bila 1,8 juta atau 22% pengangguran terbuka datang dari lulusan vokasi. "Angka ini terbilang besar," ujar Dwini.

Angka terbesarnya datang dari lulusan SMK dengan angka 1,6 juta. Adapun lulusan D1, D2, dan D3 sebesar 159 ribu, dan D4 sekitar 22 ribu orang.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Ratna Indrayanti SE MSE yang juga peneliti LD FEB UI menjelaskan pengangguran lulusan SMK tertinggi datang dari mereka yang memiliki bidang keahlian teknologi dan rekayasa dengan jumlah 717 ribu orang, bisnis manajemen sebesar 412 ribu orang, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan jumlah sekitar 282 ribu.

"Sedangkan jumlah terendah berasal dari jurusan energi pertambangan serta seni dan industri kreatif," ujar Ratna. Hanya saja untuk persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja atau tingkat pengangguran terbuka jurusan energi pertambangan merupakan yang tertinggi dengan angka 19,3 % disusul Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan angka 16 %.

Namun, secara umum rerata penghasilan buruh/karyawan/pegawai lulusan SMK relatif lebih besar dibandingkan lulusan sekolah menengah atas. Besar rerata penghasilan lulusan SMK Rp 2.963.631 sementara alumnus SMA Rp 2.870.914. Adapun lulusan D4 penghasilannya relatif sama dengan S1.

Strategi Menurunkan Angka Pengangguran

Pada dasarnya, Ratna menjelaskan ada cara untuk lulusan SMK menghindari status pengangguran. Caranya dengan memiliki pengalaman lebih yang didapatkan dari pelatihan. Sertifikat tersebut bisa memudahkan siswa untuk masuk ke dalam pasar kerja. Sayangnya, angkatan kerja yang mengikuti pelatihan malah sangat minim.

Selain mengikuti pelatihan tenaga kerja, ada beberapa strategi lain untuk mendorong terciptanya lapangan pekerjaan yang berkelanjutan yaitu:

- Melakukan Tracer Study dan memperbaiki sistem data base lulusan
- Meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan. Lebih baik bila lulusan mendapat lebih dari satu jenis pelatihan.
- Memfasilitasi mobilitas pasar tenaga kerja.
- Mengembangkan sistem informasi pasar tenaga kerja agar lebih baik
- Memperkenalkan dan memperkuat perlindungan sosial.

Peta Okupasi Nasional

Menanggapi pemaparan dua peneliti LD FEB UI, Ir Muhammad Iqbal Abbas, MBA yang merupakan Perencana Ahli Utama Kedeputian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kemen PPN/Bappenas menjelaskan bila pemerintah tengah mengembangkan program yang berkaitan dengan pengangguran.

Program tersebut bernama Peta Okupasi Nasional. Program ini menjadi sebuah upaya penciptaan link and match tenaga kerja.

Diketahui Peta Okupasi Nasional merupakan peta kebutuhan okupasi riil IDUKA (Industri dan dunia kerja) pada suatu area fungsi yang berisi definisi dan diintegrasikan ke dalam kerangka kualifikasi yang dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan pengembangan standardisasi.

Ada beberapa manfaat dari Peta Okupasi Nasional bagi beberapa pihak, seperti:

1. Tenaga Kerja, Siswa, dan Peserta Pelatihan

- Membantu pengembangan profesinya
- Membantu memberikan arah dan pilihan dalam pengembangan merdeka belajar.
- Memberikan bantuan personal branding yang bisa menambahkan kepercayaan diri tenaga kerja untuk bisa berprofesi.

2. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

- Memberikan acuan bagi pengembangan program pembelajaran yang tepat.
- Mendukung pengembangan kurikulum.
- Mendukung pengembangan profil lulusan.

3. Lembaga Sertifikasi Profesi

- Mendukung pengembangan pelayanan sertifikasi sesuai dengan skema nasional
- Mendukung perencanaan asesmen
- Mendukung pengembangan perangkat asesmen

4. Otoritas Sertifikasi

- Mendukung pengembangan skema sertifikasi secara nasional

5. Industri dan dunia kerja

- Mendukung rekrutmen berbasis kompetensi
- Mendukung perencanaan pengembangan SDM
- Mendukung rencana pengembangan karir profesional SDM

Itulah beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka pengangguran terlebih bagi lulusan SMK.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads