Madrasah Pembangunan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta menerbitkan surat pemberitahuan waspada modus penculikan anak. Wah ada apa ya?
Surat pemberitahuan itu diterima detikEdu, beredar di aplikasi pesan WhatsApp pada Kamis (2/2/2023) lalu. Surat itu berkop Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, tertanggal 31 Januari 2023.
Perihal surat itu adalah "Pemberitahuan Waspada Modus Penculikan" yang ditujukan kepada Orang Tua Peserta Didik MI Pembangunan UIN Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inti dari surat yang diteken oleh Kepala Madrasah Wahyudi MPd itu sebagai berikut:
Sehubungan adanya pemberitaan tentang modus penculikan peserta didik di lingkungan sekolah/madrasah yang sedang marak maka dalam hal ini kami Pimpinan MI Pembangunan UIN Jakarta menyampaikan amanat dari Ketua Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memberitahukan kepada Bapak/Ibu orang tua/wali peserta didik MI Pembangunan UIN Jakarta tentang hal-hal seperti berikut:
1. Mengantar putra/putrinya sampai pintu gerbang madrasah/sekolah.
2. Menjemput putra/putrinya 15 menit sebelum jam kepulangan.
3. Jika ada informasi yang memberitakan tentang kejadian yang menimpa putra/putrinya mohon segera berkomunikasi dengan wali kelas.
4. Memberikan imbauan kepada putra/putrinya agar waspada terhadap orang yang tidak dikenal/asing.
5. Jika putra/putrinya pulang menggunakan jasa Ojek Online mohon untuk memantau juga melalui Track My Ride.
Dikonfirmasi detikEdu, Senin (6/2/2023), Kepala Madrasah Wahyudi membenarkan surat pemberitahuan itu. Saat ditanya atas dasar apa surat pemberitahuan itu dikeluarkan, apakah pernah terjadi penculikan anak di wilayah sekitar MP UIN Jakarta, Wahyudi mengatakan surat itu sebagai bentuk antisipasi.
"Antisipasi saja, dengan banyak sekali beredar di medsos dan ketua yayasan meminta untuk diinfokan untuk mewaspadai keadaan ini," jelas Wahyudi melalui aplikasi pesan.
Salah satu orang tua (ortu) murid juga mengonfirmasi surat pemberitahuan itu. Dana, orang tua murid mengatakan sejak surat pemberitahuan itu keluar, pihak Madrasah lebih ketat dalam melakukan filter di gerbang sekolah.
Menurut Dana, orang tua/wali murid kini hanya diperbolehkan mengantar dan menjemput hanya sampai batas pintu gerbang utama. Bahkan orang tua/wali yang mengantar barang kini cukup dititipkan ke satpam. Setiap tamu yang masuk ke lingkungan MP UIN Jakarta pun kini wajib lapor ke satpam dan meninggalkan identitas diri. Dampaknya, gerbang utama sekolah, menurut Dana, jadi 'kelebihan beban'.
"Jadi 'memberatkan' gerbang sekolah. Jadi penuh, lalu menimbulkan macet di sekitarnya," tutur Dana saat dikonfirmasi detikEdu.
Menurut Dana, langkah sekolah sudah bagus. Dia menyoroti, terutama anak-anak Madrasah Ibtidaiyah (MI) agar diminalisir penggunaan gawainya. Juga jangan melibatkan banyak orang luar untuk kepentingan siswa.
"Anak-anak sekarang sudah pintar, sudah gadget savvy, sudah fasih menggunakan HP, bisa pesan sendiri fasilitas antar jemput ojek online, juga GoFood. Hal itu bikin komunitas sekolah didatangi orang-orang yang berkepentingan sesaat," tutur Dana.
Maka menitipkan makanan delivery online yang dipesan anak-anak ke Satpam sudah tepat. Plus apalagi kalau di depan gerbang sekolah itu dipasang CCTV.
Beberapa pekan terakhir ramai kabar menyebar via aplikasi pesan tentang penculikan anak untuk diambil organ dalamnya. Pihak kepolisian memastikan kabar penculikan anak di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya merupakan informasi bohong atau hoaks.
Namun tak ada salahnya tetap waspada ya detikers...
(nwk/nwy)