Sekolah di Sampit Gabung 6 Mapel Jadi Satu agar Murid Mudah Belajar

ADVERTISEMENT

Sekolah di Sampit Gabung 6 Mapel Jadi Satu agar Murid Mudah Belajar

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 13 Des 2022 13:00 WIB
Sekolah di Sampit Gabung 6 Mapel Jadi Satu agar Murid Mudah Belajar
Foto: Dok. Yayasan Guru Belajar/Sekolah di Sampit Gabung 6 Mapel Jadi Satu agar Murid Mudah Belajar
Jakarta -

Pada Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberi keleluasaan kepada pemerintah daerah agar sekolah dapat memilih cara penerapan pembelajaran muatan lokal.

Muatan lokal (mulok) dapat dijadikan mata pelajaran (mapel) khusus ataupun disertakan ke dalam setiap mapel yang ada.

Memasukkan mulok ke dalam mapel tentunya merupakan tantangan tersendiri, sebab selama ini mulok biasa dijadikan mapel terpisah. Namun, guru-guru guru di SMA Negeri 1 Mentaya Hilir Utara, Sampit, Kalimantan Tengah berhasil menyertakan mulok ke dalam mapel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak berhenti di sana, ada enam guru sekolah di sana yang mengkolaborasikan enam mapel, yaitu matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, ekonomi, pendidikan kewirausahaan, dan biologi.

"Di sekolah kami sebenarnya belum menerapkan Kurikulum Merdeka dan belum tahu akan diterapkan kapan. Tapi kami mau coba belajar mandiri, termasuk melalui program Siap Kurikulum Merdeka ini yang difasilitasi oleh pemerintah provinsi Kalimantan Tengah bersama Yayasan Guru Belajar," ungkap Nikkon Bhastari, salah satu guru SMAN 1 Mentaya Hilir Utara melalui keterangan dari Yayasan Guru Belajar yang diterima detikEdu pada Senin (12/12/2022).

ADVERTISEMENT

Murid akan Lebih Mudah Memahami Pelajaran

Nikkon menerangkan, indikator capaian setiap mapel sebetulnya bisa diintegrasikan. Jika sukses menjalankan pembelajaran kolaboratif itu, tentunya murid akan lebih mudah memahami konsep yang dipelajari.

Kolaborasi antara beberapa guru mapel sekolah ini diawali dengan diskusi tema yang akan dijalankan. Mereka pun menyepakati tema menanam jagung.

SMAN 1 Mentaya Hilir Utara berada di sekitar lahan pertanian, sehingga bercocok tanam adalah hal yang familiar bagi murid-muridnya. Terlebih, salah satu guru mempunyai kemampuan yang baik soal bertani.

Kegiatan diskusi pun dilanjutkan dengan pembuatan capaian pembelajaran oleh setiap guru terkait. Sebagai contoh, pelajaran matematika mempelajari analisis peluang usaha tanaman jagung. Analisis tersebut selaras dengan materi distribusi binomial dan normal.

Kemudian, untuk mapel biologi, murid akan mengamati pertumbuhan tanaman jagung.

Tips Menerapkan Pembelajaran Kolaboratif

Nikkon membagi sejumlah tips apabila guru lain juga ingin menerapkan pembelajaran kolaboratif seperti di sekolahnya.

Pertama, menurutnya harus rutin berkomunikasi dengan guru lainnya. Kedua, wajib meminta izin kepada kepala sekolah.

Ketiga, kegiatan pembelajaran kolaboratif ini wajib diberitahukan kepada siswa, guru wali, wali kelas, sampai orang tua. Kemudian, buat komitmen bersama.

Kelima, kurun waktu pelaksanaan mapel kolaboratif harus jelas. Selanjutnya, materi dan capaian harus disepakati secara transparan.

Nikkon juga menyarankan untuk rutin melakukan refleksi supaya bisa segera memperbaiki yang kurang.

"Selain itu, kalau mau memulai, carilah pengikut pertama. Siapa yang mau kita ajak kolaborasi. Tetap melakukan walaupun dipandang aneh. Karena kegiatan seperti ini tidak umum dilakukan, maka mungkin akan ada pandangan kurang menyenangkan dari orang lain, cuek atau abaikan saja," ujar Nikkon.




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads