.webp)
SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah meraih posisi ke-3 sekolah terbaik di Indonesia dalam daftar Top 1000 Sekolah 2022 berdasarkan Nilai UTBK. Berdasarkan daftar yang disusun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) tersebut, SMA swasta ini juga menjadi SMA terbaik di Jawa Tengah.
SMA Pradita Dirgantara meraih nilai total UTBK 640,747 pada daftar Top 1000 Sekolah 2022. Sebagai informasi, perhitungan nilai total tahun ini yaitu dari 60 persen nilai Tes Potensi Skolastik (TPS) dan 40 persen Tes Kompetensi Akademik (TKA) para lulusan 2022 yang ikut UTBK 2022.
Tahun ini merupakan kali pertama 2022 SMA Pradita Dirgantara masuk pemeringkatan Top 1000 Sekolah LTMPT. Sekolah ini belum memiliki nilai total pada 2021 karena baru menelurkan lulusan pada 2021 dan 2022. Sebagai informasi, nilai total pada daftar Top 1000 Sekolah 2021 juga memperhitungkan nilai UTBK 2020 siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana persiapan UTBK para siswa yang disiapkan SMA Pradita Dirgantara?
Persiapan UTBK di SMA Pradita Dirgantara Boyolali
Memilih Sesuai Minat
Direktur Direktorat Pengembangan Sekolah Dwi Agus Yuliantoro menuturkan, para siswa diberikan keleluasaan untuk memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Untuk bisa mendukung minat dan bakat siswa, sekolah memberikan pengarahan dan pendampingan yang dilakukan kepada seluruh siswa SMA Pradita Dirgantara, agar setiap siswa betul-betul bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri dan jurusan yang diinginkan.
Dwi menambahkan, sebenarnya yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMA Pradita Dirgantara tidak jauh berbeda dengan sekolah lainnya di Indonesia, hanya dibekali dengan pendalaman materi dan latihan soal-soal UTBK dari tahun sebelumnya.
Pendampingan Guru
Ia menjelaskan, ada pendampingan dari wali kelas yang harus tahu setiap siswa beserta progres, minat, dan bakatnya masing-masing, serta menjalin komunikasi berkelanjutan sesuai minat siswa.
"Alhamdulillah, kompetensi para guru di SMA Pradita Dirgantara sangat baik dan kemampuan siswa juga sangat luar biasa," kata Dwi.
Di media sosial, sejumlah kalangan siswa di Indonesia memilih melaksanakan persiapan UTBK di kelas 10 dan 11 ketimbang penguasaan materi kelas 10 dan 11. Alasannya antara lain ingin menyicil materi dan latihan soal UTBK, tidak hendak bergantung dengan nilai rapor dan SNMPTN, dan lain-lain. Menurut Dwi, lain halnya di SMA Pradita Dirgantara.
"Di Pradita tidak terjadi fokus UTBK (sejak kelas 10). Ketika mereka di kelas 10, mereka harus fokus belajar dengan kelas 10-nya. Semua berjalan sesuai ritmenya saja per tahun," terang Dwi.
"Kalau mereka sibuk dari kelas 10-11--UTBK fokus ke drilling, latihan soal. Kalau tidak bangun pemahaman materinya, percuma [untuk drilling] karena jadi sibuk menghafal rumus dan konten. Jadi pas UTBK mungkin jadi lupa yang dihafalkan," sambungnya.
Dwi menekankan, sekolahnya mencoba memastikan siswa agar paham konten materi yang dipelajari, mulai dari bahasa Inggris, Fisika, Matematika, Sejarah, hingga Kimia, baru kemudian para siswa latihan soal dengan materi yang sudah dipahami.
"Kalau sudah paham materi, lebih enak mengerjakan soal ketimbang tidak punya dasarnya. Caranya tidak mengerti, strateginya tidak mengerti, jadi sibuk menghafal materi, rumus, tetapi tidak tahu konteks. Fokuslah untuk pembelajaran kelas berjenjang. Kalau tidak dilakukan dengan benar, kita sama saja dengan bangun bangunan bertingkat tetapi dasarnya kosong, pada waktunya akan runtuh," kata Dwi.
Dwi menuturkan, siswa SMA Pradita Dirgantara Boyolali dibimbing agar sudah punya target yang jelas dan fokus ke peminatan pendidikan tinggi masing-masing saat naik ke kelas 12, ujian sekolah menjadi bagian integral setiap tahun bagi siswa. Termasuk di antaranya yaitu ujian akhir sekolah.
"Mereka berjalan going with the flow, nggak yang harus berhenti melakukan yang lain [persiapan ujian sekolah], mengalir saja," kata Dwi.
Bagaimana detikers, tertarik sekolah di SMA Pradita Dirgantara Boyolali?
(twu/nwy)
