Dinas Pendidikan DKI Jakarta (Disdik) mengeluarkan Surat Keterangan tentang Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Ujian Pendidikan Kesetaraan yang dilakukan secara offline. Pelaksanaan sekolah ujian sekolah secara offline tersebut mengundang protes dari siswa maupun orang tua murid.
Hal ini kemudian melahirkan sebuah petisi online yang dilayangkan pada Disdik DKI Jakarta meminta pelaksanaan Ujian Sekolah (US) online. Petisi itu ada di platform change.org 19 jam lalu, namun saat ini petisi tersebut telah dihapus.
Pembuat yang menggunakan nama Perwakilan Murid Angkatan 2022 tersebut menjelaskan adanya kurang informasi dan meminta maaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami atas nama Penulis Petisi menyampaikan permohonan maaf atas terbitnya petisi ini yang telah menimbulkan kegaduhan dan keresahan. Petisi ini secara resmi kami batalkan dengan alasan kurangnya Informasi yang diterima oleh Penulis Petisi," tulis keterangan di laman petisi.
Bagaimana respon masyarakat akan hal tersebut?
Kabar ujian sekolah offline tentu mengagetkan banyak pihak terutama para siswa. Para siswa pun mengeluhkan hal tersebut di Twitter dan kolom komentar petisi yang telah dihapus.
"sampe US offline gokil sih, ga adil banget sekolah 3 tahun online masa ujiannya offline, keren, masih ada angkatan yang lain bu/pak gausah maksain kek, udah 3 tahun online ujian offline, gg bener," tulis akun @lifewasgoOd di Twitter.
Anggota grup JKT 48 Febriola Sinambela juga turut menulis permasalahan ujian offline di akun Twitternya.
"Melihat bestie ku yg biasanya males belajar tb" ambis krn mau ujian offline, jantungku langsung tdk aman bunda," tulis akun @F_OllaJKT48 di Twitter.
"Puncak dari ajang komedi, Ujian Sekolah dimajuin harusnya tgl 28 jadi tgl 14 besok terus OFFLINE," tulis akun @AngelicaBunga2 di Twitter.
Sedangkan komentar di change.org juga menunjukkan hal serupa. Netizen juga mengutarakan keberatannya untuk melakukan ujian sekolah secara offline.
"Saya merasa efektivitas hasil ujian akan kurang memuaskan dikarenakan mendadak sekali sedangkan kita pjj sudah dua tahun," tulis akun Efelin Chen.
"Masa iya lagi pandemic gini offline, haduh kemaren kemaren kemana aja??belajar online masa ujian offline," tulis akun Deni Kurniawan.
"Saya sangat tidak setuju US dilakukan di sekolah karena di sekolah saya pro daring tapi Pemprov melakukannya di sekolah, masalahnya disekolah saya yang terpapar covid banyak sekali, wali kelas saya, teman saya juga banyak, apakah pemerintah tidak berpikir panjang kasusnya kaya kemarin pas ptm 100%," tulis Dimas Sha dewo.
"Saya menandatangani petisi ini karena menurut saya US offline akan membuat dampak besar terhadap penyebaran covid di Indonesia serta bisa menimbulkan situasi yang tidak kondusif," tulis akun Ade Raihan Naufal.
Nah kalau menurut kalian sendiri bagaimana detikers jika ujian sekolah dilakukan secara offline?
(atj/lus)