Peran Guru Dinilai Tak Tergantikan oleh Internet

ADVERTISEMENT

Peran Guru Dinilai Tak Tergantikan oleh Internet

Erika Dyah - detikEdu
Minggu, 28 Nov 2021 20:00 WIB
MPR RI
Foto: dok. MPR RI
Jakarta -

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi MPR, Budi Muliawan mengatakan kemajuan teknologi informasi saat ini membuat peserta didik bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dari internet. Namun, ia menilai peran guru tidak bisa tergantikan meski adanya internet.

"Karena guru mengajarkan karakter dan nilai moral, etika, yang akan membentuk peserta didik agar memberikan kontribusi yang baik bagi bangsa dan negara. Peran guru tidak bisa tergantikan. Ilmu yang diperoleh tanpa guru belum tentu menghasilkan sesuatu yang lebih baik," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (28/11/2021).

Hal ini dia ungkapkan dalam acara MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional ini mengusung tema 'Memaknai Kepahlawanan Tanpa Tanda Jasa Bagi Generasi Milenial'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Budi menuturkan guru adalah orang yang digugu dan ditiru. Ia lebih mengedepankan adab dan etika, membentuk integritas, serta membuat peserta didik menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

"Adab lebih tinggi dari ilmu. Selain memberikan ilmu pengetahuan secara baik, guru juga mengajarkan adab, etika, moral, dan menjunjung nilai-nilai kebenaran. Guru adalah teladan buat kita semua," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, guru tidak semata-mata mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberikan pelajaran tetapi juga membentuk karakter dan integritas peserta didik. Ia lantas menjelaskan tema 'Memaknai Kepahlawanan Tanpa Tanda Jasa bagi Generasi Milenial' artinya guru memiliki makna yang sangat penting. Sebab, guru melahirkan para calon pemimpin dan tokoh bangsa.

"Kita seperti sekarang ini adalah karena peran guru. Mereka mengajarkan pengetahuan kepada kita. Ilmu yang bermanfaat. Mereka adalah orang-orang yang mulia. Itulah posisi mulia guru dan kita harus memuliakan para guru-guru," terangnya.

Sebagaimana diketahui tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Budi menyebutkan, pada tanggal inilah Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) juga terbentuk.

"Kita memperingati Hari Guru Nasional untuk menghargai sejarah dan perjuangan guru," ujarnya.

Ia mengungkap tema Peringatan Hari Guru Nasional yang diusung pemerintah tahun ini ialah 'Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan'. Dalam kegiatan ini, ia pun menceritakan kisah ketika Jepang menyerah kepada sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom. Budi mengatakan saat itu Kaisar Hirohito justru bertanya berapa banyak guru yang selamat dari serangan bom atom itu.

"Kaisar mengatakan kita akan membangun negara dengan guru-guru yang masih ada. Dari negara yang hancur lebur tahun 1945, Jepang kemudian bangkit menjadi satu kekuatan dunia. Kebangkitan Jepang tidak lepas dari peran guru. Itulah mulianya peran guru," kata Budi.

Oleh karenanya, Budi menekankan bahwa adab, etika, dan nilai moral, kedudukannya lebih tinggi dari ilmu. Oleh karena itu, guru selalu mengedepankan dan mengajarkan adab, etika, dan nilai moral pada nilai-nilai kebenaran untuk membentuk integritas peserta didik.

Dalam kesempatan yang sama, staf pengajar FISIP Unjani, Lukman M Fauzi mengatakan generasi milenial memaknai pahlawan tanpa jasa dengan menempatkan guru sebagai pelita dalam kegelapan.

"Kita menjadi seperti sekarang ini hasil dari orang-orang hebat, yaitu para guru. Yang diberikan para guru adalah nilai jasa, nilai pengabdian, nilai pengorbanan, dan nilai kemanusiaan," jelas Lukman.

Lukman pun menegaskan bahwa keberadaan generasi milenial dan generasi Z tidak lepas dari kehidupan guru.

"Keberadaan guru ada di dalam hati kita. Guru bukan hanya ada di masa lalu, tetapi juga hadir di masa depan kita," pungkasnya.

(akd/ega)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads