Kebijakan Merdeka Belajar melahirkan paradigma baru dalam sistem pembelajaran. Beberapa sekolah khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD) di berbagai wilayah Indonesia memiliki program sendiri dalam mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut.
Pembelajaran dengan paradigma baru merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas.
Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Pendidikan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Eko Warisdiono mengatakan, kebijakan Merdeka Belajar merupakan upaya untuk memberikan ruang bagi Sekolah Dasar dalam berinovasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebijakan kementerian berkaitan dengan Merdeka Belajar ini adalah bagian dari ikhtiar kita untuk memberi ruang dan memberikan kesempatan untuk semua yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah dasar untuk melakukan inovasi pengembangan," ungkap Eko dalam acara Ngobrol Pintar Bareng #SahabatSD secara daring, Senin (25/10/2021).
Masing-masing satuan pendidikan memiliki cara tersendiri dalam mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar. Perbedaan itulah yang ia sebut sebagai kebhinekaan dalam mencapai tujuan yang sama.
"Merdeka Belajar inilah salah satu kebijakan yang sangat fundamental dalam rangka untuk kita semua dengan kondisi yang berbeda dengan tujuan yang sama tetapi dengan cara dan gaya yang berbeda-beda. Inilah kebhinekaan dalam rangka kita mencapai suatu tujuan yang sama," lanjut Eko.
Salah satu upaya dalam mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar adalah melalui program Pendidikan Hebat Kapuas Cerdas. Program tersebut dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Suwarno Muriyat mengatakan, Karakter pendidikan yang bagus adalah melahirkan orang-orang cerdas. Kata "cerdas" sendiri merupakan singkatan dari Cendekia, Energik, Religius, Dedikasi, Adiluhung, dan Sejahtera. Program ini telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir.
"Filosofinya program Pendidikan Hebat Kapuas Cerdas ini kita tahu bahwa orang-orang hebat itu berasal dari pendidikan, orang-orang yang mempunyai pendidikan yang bagus. Nah, tetapi pendidikan yang bagus yang seperti apa karakternya? Yaitu cerdas," ucapnya.
Program Merdeka Belajar, kata Suwarno, dapat membantu upaya peningkatan mutu pendidikan terutama bagi sekolah dengan akreditasi rendah. Kehadiran sumber daya manusia dalam berbagai program Merdeka Belajar dapat membantu digitalisasi sistem pembelajaran.
Program lain juga dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, Aminuddin menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Banyuasin memiliki tujuh program prioritas dan satu diantaranya khusus untuk Dinas Pendidikan, yaitu Banyuasin Cerdas.
Program Banyuasin Cerdas diimplementasikan dalam program literasi melalui gerakan Si Manis, yakni Gerakan Siswa Gemar Membaca dan Menulis. Si Manis menjadi program yang diunggulkan oleh sekolah dasar di wilayah tersebut.
"Di sini untuk menjadikan cerdas kita sepakat bahwa program literasi terus kita boomingkan di Kabupaten Banyuasin sehingga Banyuasin Cerdas ini dapat terlaksana," ucapnya.
Pihaknya juga mendorong agar sekolah terus berinovasi untuk menghindari buta aksara pada peserta didik. "Kita dorong untuk kawan-kawan di sekolah berinovasi, bagaimana jangan sampai anak-anak kita yang sekolahnya kelas satu kelas dua tidak bisa baca tulis," lanjutnya.
Implementasi kebijakan Merdeka Belajar turut diupayakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Bali. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, Made Astika menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan program kolaborasi digitalisasi pendidikan.
Optimalisasi peran Duta Rumah Belajar dan Sahabat Rumah Belajar yang berasal dari Kabupaten Buleleng terus dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran di satuan pendidikan. Para guru diikutsertakan dalam pelatihan dari Google berupa pengenalan akun belajar.id milik Kemendikbudristek.
"Ini kami punya GMT (Google Master Trainer) sampai dengan batch 5 kurang lebih ada 25 master trainer dari Google itu akan terjun ke lapangan. Jadi, baik SD maupun SMP untuk memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan yang dilaksanakan berupa sosialisasi awal mengenal akun belajar.id," ucapnya.
(kri/nwy)