Eks Mendikbud M Nuh: Guru Hendaknya Ajarkan Siswa Berbudaya Filantropis

ADVERTISEMENT

Eks Mendikbud M Nuh: Guru Hendaknya Ajarkan Siswa Berbudaya Filantropis

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 03 Sep 2021 08:21 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melakukan inspeksi mendadak terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) di SMP 19 Jakarta, Senin (30/7/2012). Dalam kunjungannya, ia menilik ruang ujian dan berdialog langsung dengan para guru. File/DetikFoto.
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2009-2014 era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Mohammad Nuh menyatakan para guru hendaknya mengajarkan siswanya agar mempunyai budaya memberi.

Pesan ini disampaikan pada workshop SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo yang bertajuk "Mitigasi Kualitas Pendidikan pada Masa Pandemi" yang dihelat Rabu (01/09/2021), sebagaimana tercatat pada keterangan tertulis yang diterima detikEdu (02/09/2021).

SMA Unggulan CT Sukoharjo merupakan bagian dari SMA Unggulan CT Foundation yang didirikan Chairul Tanjung dan berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohammad Nuh dalam kesempatan tersebut menyampaikan materi tentang "Indonesia 2045: Bonus Demografi dan Bonus Digital". Mantan Rektor ITS itu mengajak berbagai pihak untuk bersyukur karena berkesempatan menyiapkan kejayaan Indonesia melalui sekolah CT Arsa Sukoharjo.

Sebagai informasi, perayaan 100 tahun Indonesia merdeka jatuh pada tahun 2045. Sehingga menurutnya penting untuk mengembangkan optimisme dan memungkinkan yang tidak mungkin.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Nuh juga menyinggung pentingnya membangun generasi filantropi. Ia menjelaskan bahwa para guru hendaknya mengajarkan para siswa memiliki budaya memberi dan mampu menjadi contoh dalam hal-hal yang baik.

Saat ini, ia mengatakan tengah ada mitigasi akademik besar-besaran dalam bentuk belajar daring sebagai pilihan kebijakan yang terbaik. Di samping itu, nampak fakta atas kesenjangan digital atau digital divide yang juga semakin lebar.

Selain itu, losses and poverty learning atau kerugian dan kemiskinan pembelajaran, stunting learning atau perlambatan pembelajaran, dan pseudo participation atau pseudo partisipasi juga terjadi.

Tak hanya menyampaikan sederet hal di atas, Ketua Dewan Pers ini juga memberi pesan pada para guru untuk menjadi pembelajar sejati, mengetahui apa yang harus dilakukan, dan harus bisa melakukan.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads