Survei P2G : Ada Orang Tua Takut Vaksinasi Berdampak Buruk Bagi Anak

ADVERTISEMENT

Survei P2G : Ada Orang Tua Takut Vaksinasi Berdampak Buruk Bagi Anak

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Minggu, 11 Jul 2021 17:15 WIB
Vaksinasi COVID-19 untuk usia anak 12-17 tahun resmi dimulai. Hari ini, sekitar 100 siswa dan siswi SMAN 20 divaksinasi COVID-19.
Siswa SMAN 20 Jakarta mendapat vaksinasi COVID-19 (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta -

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) melakukan survei pada 9.287 orang tua siswa dari 34 provinsi seluruh Indonesia pada 5-8 Juli 2021 kemarin. Tercatat sebanyak 36,7 persen orang tua ragu-ragu dan bahkan tidak setuju untuk melakukan vaksinasi COVID-19 pada anaknya.

Alasan terbanyak dari keraguan dan keengganan tersebut yakni orang tua khawatir vaksinasi akan memberi dampak buruk bagi anak. Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri menyebut ada sebanyak 72,5 persen dari orang tua baik yang ragu maupun tidak setuju memilih alasan itu.

Iman mengatakan untuk menyikapi hal ini diperlukan adanya edukasi terkait manfaat vaksinasi kepada orang tua murid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada urgensi untuk edukasi orang tua. Jika tidak, hal ini dapat menghambat proses vaksinasi karena izinnya ada di orang tua," ujar Iman dalam diskusi Hasil Survei Sikap Orang Tua Siswa terhadap Vaksinasi Anak dan Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021, Minggu (11/7/2021).

Selain itu alasan penolakan lainnya para orang tua khawatir tujuan vaksinasi bukan untuk kesehatan dan vaksin yang digunakan tidak halal. "Ada juga orang tua yang berpendapat anaknya memiliki penyakit dan vaksin yang dipakai belum teruji," kata Iman.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan sampai saat ini belum ada respon cepat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait vaksinasi pada anak usia di atas 12 tahun, baik melalui skema maupun kebijakan yang terintegrasi.

"Sampai hari ini, saya belum melihat respon cepat Kemendikbud, seperti melahirkan inisiatif kapan harus dimulai terkait siapnya vaksin untuk umur 12 ke atas," ujar Syaiful.

Syaiful juga mendorong untuk diprioritaskan melakukan vaksinasi pada siswanya bagi lembaga-lembaga pendidikan yang sudah mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka, seperti sekolah berasrama dan pondok pesantren.

"Pondok pesantren yang santrinya sudah di tempat (pesantren) diprioritaskan untuk divaksin. Besok bisa dilakukan pendataan yang bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag)," ujarnya.

Adapun Jubir Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizdi menyatakan sekitar 153 ribu anak sudah divaksin dari total target vaksinasi sebesar 20 juta anak yang berasal dari pendidikan formal maupun non formal.

"Kunci vaksinasi adalah bagaimana koordinasi dan kolaborasi dinas pendidikan dan dinas kesehatan pada tiap lapisan kabupaten atau kota," ujarnya.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim merekomendasikan agar sekolah yang sudah menggelar sekolah tatap muka terbatas dapat melibatkan siswa untuk hadir di sekolah dengan syarat telah mendapatkan vaksinasi.

"Bagi siswa atau orang tua yang menolak vaksinasi padahal akses telah diperoleh maka disarankan mengikuti pembelajaran secara online sebagai konsekuensi," ujarnya.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads