IDAI Soroti Soal Sekolah Tatap Muka saat Lonjakan COVID: Testing Kita Rendah

ADVERTISEMENT

IDAI Soroti Soal Sekolah Tatap Muka saat Lonjakan COVID: Testing Kita Rendah

Anatasia Anjani - detikEdu
Sabtu, 26 Jun 2021 18:40 WIB
Ketua IDAI dr Aman Bhakti Pulungan
Ketua IDAI Aman Pulungan/Foto: Muhammad Fida Ul Haq/ Detikcom
Jakarta -

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti masalah sekolah tatap muka yang pelaksanaannya terus terhalang. Menurut Ketua IDAI Aman Pulungan, sekolah tatap muka dapat dilakukan apabila testing Covid19 dilakukan secara merata.

"DKI boleh membuka sekolah karena melakukan testing yang tinggi tetapi bagaimana jika di daerah. Di daerah ini testingnya rendah. Usaha vaksinasi juga belum sampai 20 juta apalagi di daerah," ujar Aman dalam webinar Kajian Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka di Provinsi DKI Jakarta via YouTube, Sabtu (26/6/2021).

Selain itu Aman juga menyoroti pembagian warna-warna daerah status Covid19 yang juga membingungkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini yang paling salah kita membuat daerah hijau dan daerah kuning, dan lain sebagainya. Masalahnya adalah testing kita rendah bagaimana kita membuka sekolah tatap muka," kata Aman.

Aman juga memaparkan, data IDAI yang diperolehnya, setiap Minggu ada anak yang meninggal karena Covid19. Fakta paling menyedihkannya lagi adalah anak yang meninggal mayoritas usia balita.

ADVERTISEMENT

Dalam persiapan sekolah tatap muka, pihak IDAI juga merilis survei mengenai persetujuan orang tua untuk mengikuti sekolah tatap muka. Survei tersebut dilakukan pada bulan April 2021.

Dari survei tersebut didapatkan sebesar 46% orang tua setuju sekolah tatap muka dilakukan apabila sudah menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 23,8% setuju apabila sudah tidak ada Covid-19.

Baca juga

Sebanyak 15,1% setuju sekolah tatap muka apabila vaksinasi sudah dilakukan dan sebanyak 12,8% tidak setuju sekolah tatap muka dilakukan sampai Covid19 sudah tidak ada di Indonesia.


"Nanti kita buat survei bulan Juni 2021 kita ingin lihat apakah kemauan orang tua agar anaknya sekolah tatap muka ini tetap sama. Rekomendasi pada bulan April sebetulnya tidak berubah pada sekarang," ujar Aman.

Rekomendasi IDAI sendiri yaitu sekolah tatap muka dibuka apabila positivity rate kurang dari 5% dan tingkat kematian menurun. Jika sekolah tatap muka dimulai harus menyiapkan blended learning dan anak serta orang tua bebas memilih.

Anak yang belajar luring maupun daring harus memiliki hak dan perlakuan yang sama. Inovasi pembelajaran yaitu belajar di ruang terbuka.

"Sekolah tatap muka walaupun hanya 2 jam anak menjadi berkumpul kemungkinan transmisi virus. Anak juga belum mampu disiplin masker. Untuk saat ini anak jangan dulu kembali ke sekolah," ujar Aman.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads