Keterbatasan dan kondisi saat ini belum tentu menentukan masa depan seseorang. Hal ini dipegang teguh oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto.
Ungkapan itu semakin mengenai hatinya ketika, Brian mengunjungi India. Ia bercerita saat kegiatan 'visiting professor', Brian berkesempatan datang ke kampus Madurai Kamaraj University di Tamil Nadu, India.
Kunjungan itu sempat menganggetkannya karena mahasiswa di sana tidak memakai sendal atau sepatu untuk datang ke kampus. Dengan begitu mereka bertelanjang kaki atau disebut Brian dengan 'nyeker'.
"Saya pernah datang ke Madurai Kamaraj di India. Itu nama kampus ya, Madurai Kamaraj di Tamil Nadu. Di kota itu saya jadi visiting professor. Saya datang, dan yang mengejutkan saya adalah mahasiswa di sana datang ke kampus itu tidak pakai sendal, tidak pakai sepatu juga. Jadi nyeker sebagiannya," katanya dalam acara Repertoar Sains dan Teknologi di Gedung D Kemdiktisaintek, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12/2025).
Meskipun tidak menggunakan alas kaki, Brian takjub dengan semangat mahasiswa India. Salah satu sosok yang terkenal dari Tamil Nadu, adalah CEO Google, yakni Sundar Pichai. Pichai diketahui lahir di Madurai, Tamil Nadu, India.
Keterbatasan Bukan Alasan Berinovasi
Brian menggambarkan Sundar Pichai adalah sosok yang sangat mengaggumkan. Sebagai CEO Google, ia memiliki gaji sebesar Rp 300 miliar.
"Sundar Pichai kalau tahu sekali, tahun 2024, tahun 2023 saya lupa, gajinya satu bulan itu Rp 300 miliar. So amazing person. Saya begitu baca, ini seseorang, ada perusahaan berkenan menggaji Rp 300 miliar per bulan. Saya penasaran, orang ini seperti apa ya? Sampai ada sebuah perusahaan, mau menggaji Rp 300 miliar, kompensasi, gaji Rp 300 miliar," cerita Brian.
Fakta yang mengejutkan lainnya adalah Sundar Pichai berasal dari Tamil Nadu. Menurutnya wilayah itu tidak jauh berbeda dengan Indonesia, bahkan Indonesia bagi Brian jauh lebih maju di beberapa bidang.
Berangkat dari hal ini, Brian percaya bila kondisi seseorang hari ini tidak akan memberikan pengaruh apa pun terhadap masa depan. Keterbatasan menjadi sebuah hambatan yang harus dilalui dan bukan jadi alasan untuk berinovasi.
"Jadi saya selalu percaya, bahwa kondisi kita hari ini, itu sama sekali tidak mempengaruhi apa pun terhadap masa depan. Jadi Bapak-Ibu sekalian, yang masih punya keterbatasan, jangan khawatir. Keterbatasan itu sama sekali tidak memberikan atau mempengaruhi ke depan Bapak-Ibu ini akan seperti apa," bebernya.
Simak Video "Video: Bos Google Wanti-wanti Risiko Besar Jika Euforia AI Selesai"
(det/nwk)