Pemerintah Inggris mengizinkan mahasiswa magister (S2) dan PhD (S3) asal Gaza untuk membawa pasangan dan anak sambil studi di UK. Syaratnya, mahasiswa bersangkutan harus merupakan penerima beasiswa Pemerintah Inggris, seperti Chevening.
Opsi lainnya, mahasiswa Gaza tersebut adalah seorang mahasiswa program doktor atau program gelar berbasis penelitian lainnya.
Jika ingin datang ke Inggris, keluarga mahasiswa asal Gaza tersebut harus mengajukan permohonan visa tanggungan pelajar. Salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu memiliki dana yang cukup, yakni hingga Β£6.120 (Rp 133,95 juta) jika studi di luar London dan Β£7.605 (Rp 166,46 juta) jika studi di London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Izin Visa Tanggungan Telat, Sebagian Mahasiswa Tak Dapat Kuliah Tahun Ini
Sebelumnya, Pemerintah Inggris melarang mahasiswa asal Gaza tersebut untuk membawa anggota keluarga ke UK. Akibat kebijakan yang menuai kritik ini, sejumlah mahasiswa membatalkan penerimaan kuliah mereka di Inggris lantaran tidak ingin meninggalkan anak-anaknya.
Kendati sudah ada perubahan kebijakan visa, enam mahasiswa yang diterima S2 di University of Glasgow tidak dievaluasi dan tidak bisa lanjut studi di kampus tersebut. Sebab, mereka dinilai terlalu terlambat untuk memulai studinya tahun ini.
Dr Nora Parr, peneliti University of Birmingham yang mengoordinasikan upaya dukungan bagi mahasiswa asal Gaza, mengaku terpukul atas nasib studi enam mahasiswa tersebut. Ia menilai para mahasiswa sudah susah payah memperjuangkan kursi pendidikan tinggi pascasarjana mereka.
"Kebijakan pemerintah saat ini menempatkan kedua mahasiswa ini dan universitas mereka dalam ketidakpastian yang kejam," ucapnya, melansir BBC, Jumat (31/10/2025).
Pihak University of Glasgow menolak berkomentar. BBC menyimpulkan, perguruan tinggi tersebut akan memberikan kursi bagi keenam mahasiswa tersebut jika bisa datang tepat waktu untuk batas waktu pendaftaran di masa mendatang.
Beberapa Jam Tiba, Langsung Masuk Kelas
Sementara itu, berdasarkan catatan BBC, setidaknya 75 mahasiswa asal Gaza sudah dievakuasi dan tiba di UK. Sebanyak 17 di antaranya tiba pada Senin (27/10/2025). Beberapa di antaranya langsung masuk kelas beberapa jam setelah tiba di UK.
Adapun mahasiswa asal Gaza yang lolos seleksi penerimaan studi di kampus Inggris tahun ini mencapai lebih dari 100 mahasiswa. Kampus mereka berlokasi di London, Glasgow, Edinburgh, Manchester, dan lain-lain.
Pemerintah Inggris sendiri mulai mendukung evakuasi mahasiswa asal Gaza penerima beasiswa pemerintah sejak bulan lalu. Skema evakuasi ini direncanakan berjalan sampai akhir tahun.
(twu/twu)











































