Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sampaikan kenyataan bila kuota penerimaan taruna-taruni di Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) menurun di 2025. Apa alasannya?
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta mencoba menjawabnya. Menurut Nyoman, hal ini semata-mata untuk meningkatkan kualitas.
"Kita ingin melakukan monitoring secara intensif kepada seluruh peserta didik. Kita diberikan IKU (Indikator Kinerja Utama) oleh nasional, peserta didik harus sampai kerja. Dunia usaha, dunia industri, dunia kerja," ujarnya dalam acara Media Tour dan Press Conference Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP) di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politeknik KP Berikan Pendidikan Afirmasi Terbesar
Ketika menjabat sebagai Kepala BPPSDM KP, Nyoman melakukan pembandingan ke satuan pendidikan lain yang ada di bawah Kementerian dan Lembaga. Ia mengatakan tidak ada satuan pendidikan yang menyiapkan kuota afirmasi sebesar KKP.
"Sehingga gini, kalau saya sampaikan dana pendidikan yang disiapkan oleh negara itu berbaginya kepada banyak orang, sehingga tidak maksimal," jelasnya.
Kuota afirmasi dalam hal ini dijelaskan dengan para taruna-taruni yang menempuh pendidikan di Politeknik KP merupakan anak dari pelaku utama. Pelaku utama dalam hal ini adalah petani, pelaut, nelayan, petambak garam, pembudidaya ikan, dan lainnya.
Mereka menempuh pendidikan secara gratis di 11 kampus yang ada di bawah naungan Politeknik KP. Namun, satu perbedaan terjadi di Kampus Politeknik Sidoarjo yang masih menerima taruna-taruni dengan jalur umum.
Taruna-taruni yang diterima dari jalur umum mendapatkan fasilitas yang berbeda, karena mereka membayar uang kuliah.
Dengan pengurangan kuota penerimaan, penggunaan seluruh sarana dan prasarana yang ada di Politeknik KP diharapkan bisa maksimal. Di 2024 kuota penerimaan di Politeknik KP adalah 2.040 orang, sedangkan di 2025 1.200 orang.
Nyoman mengatakan tidak menutup kemungkinan tahun depan kuota akan berkurang lagi. Ke depan, para taruna-taruni bisa belajar lebih nyaman, contohnya satu kamar asrama bisa dihuni hanya oleh satu orang.
"Kita akan membuat kehidupan yang lebih layak bagi peserta didik di dalam kampus," tegas Nyoman.
Proses perubahan ini diyakini Nyoman tidak akan langsung terasa dalam waktu dekat, melahirkan 2-3 tahun ke depan.
Anggaran dari Kementerian KKP
Nyoman menyebut anggaran satuan pendidikan di bawah Kementerian KKP bersumber dari kementerian itu sendiri, sekitar Rp 140-150 miliar per tahun. Jumlah ini digunakan untuk sekitar 6.500 peserta didik.
"Anggaran tetap, peserta didik berkurang sehingga berbaginya lebih besar. Uang makan akan kita tingkatkan, fasilitas dalam kampus akan kita tingkatkan," jelasnya.
Ia menegaskan bila pemerintah sangat memperhatikan pendidikan di Indonesia. Bahkan KKP sendiri siap memberikan tambahan dana sebesar Rp 750 miliar untuk revitalisasi 11 kampus Politeknik KP.
"Semua gedung kita revitalisasi. Saya ingin membuat benchmarking kalau kampus KKP itu konsepnya sama," tandasnya.
(det/faz)