Program Bangkit 2024 Batch 1 menerima 4.650 mahasiswa dari 55.000 pendaftar. Tiga jalur pembelajaran mahasiswa Kampus Merdeka di Bangkit mulai 2024 dilengkapi dengan kurikulum kecerdasan buatan (AI).
Bangkit sendiri tahun ini rencananya dibuka Google bersama GoTo, Tokopedia, dan Traveloka dalam 2 batch dengan total peserta 9.000 mahasiswa. Batch kedua dijadwalkan buka pada Juni 2024.
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik, Google Indonesia, Putri Alam mengatakan integrasi AI dalam pembelajaran Bangkit 2024 sesuai dengan misi Google tahun ini untuk fokus pada pengembangan AI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya AI landasan teknologi sangat penting dan transformatif yang dapat banyak bermanfaat untuk masyarakat dari berbagai sisi. Untuk itu, Google akan membekali 9.000 mahasiswa dengan keterampilan AI pada Bangkit 2024," kata Putri dalam Bangkit Lepas Sambut 2024 Kantor Google Indonesia, Jakarta, Kamis (22/2/2024).
"Pembelajaran AI ini kami sematkan di tiga alur belajar di Bangkit, yaitu machine learning, cloud computing, dan mobile development Android. Kami harap angka ini terus bertambah dan keikutsertaan mahasiswa di Bangkit 2024 dapat menambah jumlah talenta digital bersertifikasi global dengan kecakapan di bidang AI di Indonesia," sambungnya.
Kurikulum AI di Bangkit 2024
Product Marketing Manager Google Indonesia, Dora Songco mengatakan integrasi kurikulum AI di Bangkit 2024 disusun berdasarkan kebutuhan yang dicari industri. Menurutnya, kebutuhan ini selaras dengan animo mahasiswa peserta yang 40 persen di antaranya memilih belajar machine learning.
Dora merinci, mahasiswa Bangkit jalur belajar mobile development Android belajar dasar-dasar AI, sedangkan mahasiswa jalur cloud computing juga akan belajar cyber security. Adapun mahasiswa jalur machine learning akan belajar generative AI dan applied machinel learning.
Pendidikan AI dan Regulasi
Ditanya terkait rujukan regulasi AI dalam pengajaran mahasiswa di Bangkit, Dora menjelaskan pihaknya menggunakan dasar regulasi pemerintah yang ada saat ini dan Google AI Principles.
Tujuh prinsip AI Google terdiri dari bermanfaat sosial, menghindari terbentuknya atau menguatnya bias yang tidak adil, dibangun dan diuji keamanannya, bertanggung jawab pada masyarakat, memasukkan prinsip desain privasi, menjunjung tinggi standar keunggulan ilmiah, dan tersedia untuk penggunaan yang sesuai dengan dengan prinsip-prinsip tersebut.
"Salah satunya being responsible. Apapun yang kita jalankan dan tanamkan di Bangkit mengacu pada tujuh principle di Google. Yang pastinya being responsible menjadi hal yang sangat penting dalam pembuatan modul, course yang kita berikan pada anak-anak, dan lain-lain. Lalu rujukan regulasi, kami mengikuti regulasi pemerintah yang ada saat ini," ucapnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Sri Suning Kusumawardani mengatakan, terkait penggunaan AI, pengembangan, dan pendidikannya di lingkungan pendidikan tinggi, pihaknya tengah mengkaji rujukan yang ada, salah satunya dari Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Budaya PBB (UNESCO).
"Di berbagai pertemuan, kita sudah sampaikan sudut pandang Indonesia seperti apa dari aspek penggunaan dan dari aspek pengembangan. Dari Kominfo sudah ada edaran dari sisi pengembangan, kemudian dari kami di Kemendibudristek sudah ada kajian dari sisi penggunaan di lingkungan pendidikan tinggi. Jadi ini sudah jadi concern kita bersama," ujarnya.
(twu/pal)