Banyak Turis Ganggu Kelas, Kampus NTU-NUS Singapura Kenakan Tiket Masuk Berbayar

ADVERTISEMENT

Banyak Turis Ganggu Kelas, Kampus NTU-NUS Singapura Kenakan Tiket Masuk Berbayar

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Jumat, 09 Feb 2024 17:00 WIB
Lingkungan kampus NUS juga memiliki banyak ruang terbuka hijau
Jalanan di kampus NUS. Foto: Fahri Zulfikar/detikEdu
Singapura -

Dua kampus top di Singapura, Nanyang Technological University (NTU) dan National University of Singapore (NUS) mengenakan tiket masuk berbayar kepada para turis. Buntut pergerakan para turis yang sudah dalam taraf mengganggu kegiatan belajar mengajar di kampus itu.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), kebijakan mengenakan tiket masuk berbayar itu mulai diterapkan per 1 Februari 2024. Hal ini lantaran gerombolan turis yang penasaran, mayoritas dari China dan Asia Tenggara, sudah mulai membuat pusing para mahasiswa.

Jenis Gangguan yang Ditimbulkan Turis

Ada beberapa jenis gangguan yang membuat para mahasiswa pusing hingga mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Keluhan para mahasiswa dari dua kampus ternama dunia itu disampaikan dalam forum online Reddit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa gangguan yang ditimbulkan para turis menurut para mahasiswa:

1. Antrean panjang dan berliku di kantin pada jam makan siang.
2. Suara keras para turis menggema di ruang belajar umum.
3. Kemacetan lalu lintas karena bus wisata yang berhenti, menunggu dan menaik-turunkan para turis di jalanan kompleks kampus.
4. Para turis yang mengambil foto dan mengintip dari balik bahu mereka di gedung The Hive, ruang belajar umum.
5. Beberapa turis memasuki ruang kelas saat perkuliahan berlangsung.

ADVERTISEMENT

"Minggu lalu, satu kelompok turis baru saja masuk, duduk dan mendengarkan ceramah selama 20 menit terakhir," kata Cathryn Wong (27), mahasiswi yang belajar sastra Inggris di NTU.

Seorang mahasiswa NTU tahun pertama berusia 21 tahun yang hanya ingin dikenal sebagai Daniel berkata, "Jika saya hanya punya waktu 30 menit untuk makan sebelum pelajaran berikutnya, saya tidak ingin mengantre selama satu jam untuk mendapatkan makanan."

Sedangkan disampaikan salah satu mahasiswa hukum tahun ketiga NUS, Sophia Chen (23), mengatakan pertama kali melihat antrean panjang pada akhir tahun 2023 lalu.

"Jumlah turis tampaknya meningkat, terutama dalam beberapa minggu terakhir. Sebagai mahasiswa, kami mengandalkan waktu singkat yang kami miliki di sela-sela kelas untuk makan dan berangkat ke kelas berikutnya. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, kini hampir tidak ada tempat duduk di ruang makan dan di bus antar-jemput internal kampus kami," ujar Chen.

Banyak mahasiswa NUS yang mendukung pengamatan Chen, dengan mengatakan bahwa kurangnya kursi di shuttle bus sebelumnya menyebabkan mereka terlambat masuk kelas. Bus wisata berukuran besar juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di kampus.

Para mahasiswa NUS juga mengeluhkan, kantin NUS Flavours@UTown penuh sesak sekitar tengah hari dengan antrean panjang di setiap kios. Beberapa kelompok turis, masing-masing terdiri dari belasan anak usia sekolah dan pengasuhnya, terlihat mencari meja bersama siswa NUS. Food court sering kali penuh sesak hingga pukul 14.30, kata para siswa.

Menanggapi pertanyaan tersebut, NUS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa universitas tersebut "menyadari arus pengunjung musiman termasuk wisatawan, dan memantau situasi dengan cermat". Di NTU, permasalahan serupa juga muncul terkait antrean panjang untuk mendapatkan makanan dan kemacetan di jalan raya, selain gangguan di dalam kelas. Meskipun demikian, beberapa mahasiswa mengatakan mereka tidak keberatan jika turis mengunjungi kampus "asalkan mereka menunjukkan sikap hormat".

Tujuan Turis ke Kampus NTU-NUS

Operator tur dan beberapa wisatawan sendiri mengatakan daya tarik mengunjungi NUS dan NTU berasal dari fakta bahwa keduanya secara konsisten menduduki peringkat universitas terkemuka di Asia. Pada tahun 2023, Times Higher Education, sebuah majalah Inggris yang menerbitkan peringkat universitas global tahunan, memberi peringkat NUS ketiga dan NTU kelima secara keseluruhan di Asia. Secara global, universitas-universitas tersebut masing-masing berada di peringkat ke-19 dan ke-36.

Juru bicara Transinex, sebuah perusahaan perencanaan perjalanan lokal yang menawarkan tur keliling Singapura, mengatakan bahwa dia mengamati orang-orang dari seluruh Asia Tenggara menyatakan minatnya untuk mengunjungi NUS dan NTU karena reputasi internasional mereka.

Menurut Fred Chua, seorang pemandu wisata lepas dan perencana perjalanan di Singapura, wisatawan sering kali meminta untuk melihat akomodasi pelajar, kantin, dan tempat nongkrong. Chua, yang membawa rombongan turis dari China ke kampus NUS pada awal Februari 2024 lalu, mengatakan bahwa seringkali para orang tua ingin anaknya merasakan sekilas bagaimana kehidupan mahasiswa di kampus.

Salah satu orang tua asal China, yang bukan bagian dari grup tur, mengatakan bahwa ia membawa kedua anaknya - yang bungsu baru berusia tujuh tahun - ke NTU karena NTU memiliki reputasi yang baik dan ia berharap mereka akan mendaftar di sana.

Tarif Tiket Masuk Kampus Belum Ditentukan

NTU mengumumkan pada tanggal 1 Februari 2024 bahwa mereka akan mewajibkan semua agen perjalanan yang merencanakan tur ke kampus untuk meminta persetujuan terlebih dahulu dari universitas. Rombongan wisata juga akan diminta untuk melakukan pra-registrasi secara online dan menjadwalkan kunjungan terlebih dahulu. Biaya masuk, yang menurut universitas untuk mendukung pemeliharaan kampus dan pengaturan arus kendaraan, juga akan dikenakan.

NTU tidak segera menanggapi pertanyaan mengenai berapa besar biaya yang akan dikenakan dan bagaimana penerapannya. Menanggapi pertanyaan, NTU mengatakan kampus universitas tersebut menarik banyak pengunjung karena "sering dikenal sebagai salah satu kampus terindah di dunia dengan arsitektur unik dan ruang hijau subur".

"Namun, tujuan utama kampus NTU adalah untuk menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi mahasiswa kami, dan kebutuhan mahasiswa kami harus didahulukan," kata universitas tersebut.




(nwk/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads