Ilmuwan NUS Kembangkan Headphone-Kamera AI, Bantu Tunanetra 'Melihat'

ADVERTISEMENT

Ilmuwan NUS Kembangkan Headphone-Kamera AI, Bantu Tunanetra 'Melihat'

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 06 Feb 2024 21:00 WIB
AiSee
Ilmuwan mengembangkan headphone-kamera berbasis AI untuk bantu tunanetra "melihat" teks, logo, dan label dari gambar di depannya. Foto: National University of Singapore
Jakarta -

Ilmuwan National University of Singapore mengembangkan AiSee, perangkat headphone-kamera dengan tenaga artificial intelligence (AI) agar orang dengan penglihatan buta total dan gangguan penglihatan terbantu melihat. Perangkat ini dapat mengekstraksi teks, logo, dan label dari gambar yang ditangkap.

Peneliti utama proyek AiSee, Suranga Nanayakkara mengatakan gagasan mereka berangkat dari tidak adanya akses teknologi AI canggih bagi penyandang tunanetra di Singapura. Dikembangkan sejak 2018, AiSee diharapkan bantu orang tunanetra dapat menyelesaikan secara mandiri tugas-tugas yang saat ini masih memerlukan bantuan orang lain.


"Kami melakukan penyempurnaan lebih lanjut, termasuk desain yang lebih ergonomis dan unit pemrosesan yang lebih cepat," kata Associate Professor dari Departemen Sistem Informasi dan Analisis NUS Computing tersebut, dikutip dari AlphaGalileo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa NUS penyandang tunanetra, Mark Myres, turut bantu pengujian AiSee. Menurutnya, perangkat ini bantu penyandang tunanetra maupun gangguan penglihatan.

"Sering kali, alat bantu tampaknya sangat ditargetkan pada orang-orang yang buta total atau orang-orang dengan gangguan penglihatan. Saya pikir AiSee adalah keseimbangan yang baik. Baik penyandang tunanetra maupun tunanetra dapat memperoleh banyak manfaat dari perangkat ini," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Cara Kerja Perangkat AiSee, Kamera AI buat Tunanetra

AiSeePerangkat AiSee. Foto: National University of Singapore

Pemakaian AiSee pada dasarnya didesain seperti pemakaian gagang kacamata agar nyaman. Agar penggunanya tidak mengalami stigmatisasi, perangkatnya dibuat mirip headphone berkamera.

Pengguna AiSee hanya perlu memegang suatu benda di depannya. Lalu, aktifkan kamera internal untuk mengambil foto. AI akan mengidentifikasi teks, gambar, logo, dan menginformasikan hal lainnya saat ditanya pengguna.

Kemampuan perangkat AiSee didukung unit pemrosesan gambar bertenaga AI, pemrosesan teks-ke-ucapan, ucapan-ke-teks, dan sistem tanya jawab interaktif. AiSee juga menggunakan algoritma AI berbasis cloud untuk memproses dan menganalisis foto yang diambil dalam proses identifikasi objek.

Headphone AiSee juga menggunakan teknologi konduksi tulang. Teknologi memungkinkan transmisi suara melalui tulang tengkorak.

Kemampuan headphone di perangkat memungkinkan orang dengan gangguan penglihatan dapat menerima informasi audio dari AI sambil mendengar suara di lingkungan sekitar, baik percakapan atau lalu lintas. Dengan begitu, pengguna AiSee dapat terjaga tetap selamat.

Pengembangan AiSee

Tim Nanayakkara tengah mendiskusikan pengujian pengguna dengan penyandang disabilitas penglihatan bersama SG Enable di Singapura. Protek AiSee juga didukung BP De Silva Holdings Pte Ltd dengan hibah SGD 150 ribu atau sekitar Rp 1,75 miliar.

"Solusi inovatif yang dimungkinkan oleh teknologi pendukung dapat mengubah kehidupan para penyandang disabilitas, baik dalam mendukung mereka untuk hidup lebih mandiri atau mengurangi hambatan dalam mendapatkan pekerjaan," kata Chief Executive Officer SG Enable Ku Geok Boon.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads