Nadiem Dorong Dosen Sabbatical Leave ke Industri, Akan Ada Kebijakan Karier

ADVERTISEMENT

Nadiem Dorong Dosen Sabbatical Leave ke Industri, Akan Ada Kebijakan Karier

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 12 Des 2023 09:00 WIB
Menteri Nadiem
Foto: dok. Kemendikbud
Jakarta -

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Anwar Makarim dorong kolaborasi multidisiplin dan multisektor antara perguruan tinggi dan industri. Di dalamnya termasuk peran mahasiswa dan dosen.

Menurutnya tak hanya mahasiswa yang perlu mendapat intensif, dosen juga harus mendapatkan intensif bila melakukan sabbatical leave atau cuti panjang ke ranah industri.

Dijelaskan sabbatical leave adalah kebijakan cuti panjang yang membuat karyawan tetap mendapatkan gaji meski melakukan kegiatan lain seperti alasan pribadi, kepentingan profesional dan akademik hingga pelatihan dan pengembangan keterampilan baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadiem menyatakan proses ini zaman dahulu sangat dihindari oleh para dosen karena mereka bisa kehilangan kariernya.

"Zaman dahulu, sabbatical leave sebenarnya tidak mendukung karier dosen. Kadang-kadang mereka sangat dilema untuk meninggalkan dan melakukan pengalaman di industri," ungkapnya dalam Pembukaan Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023).

ADVERTISEMENT

Ke depannya, Kemendikbudristek akan mengubah pandangan dosen yang takut akan sabbatical leave. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan karier dosen.

"Jadi bukan hanya mahasiswa yang dapat insentif untuk keluar kampus selama satu semester. Dosen juga punya insentif untuk keluar dan akan mengakselerasi karier mereka," tambahnya.

Contoh Proses Sabbatical Leave Dosen

Salah satu contoh proses sabbatical leave yang berhasil adalah dalam kerja sama perguruan tinggi dan industri melalui dana pendanaan penciptaan bus listrik. Perguruan tinggi yang terlibat adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan ISI Denpasar.

Sedangkan industri yang berperan adalah PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA. Selama proses penciptaan bus listrik setidaknya ada 100 mahasiswa yang melakukan proses magang di PT INKA selama 2 semester.

Setiap semesternya dikirim 50 mahasiswa. Tak hanya itu, ada juga 15 dosen yang melakukan sabbatical leave ke industri untuk mengembangkan desain.

Hasilnya sangat memuaskan di mana capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang ada di bus listrik mencapai angka 81%.

"Kerja sama perguruan tinggi dan industri ini menciptakan bus listrik yang mencapai TKDN sampai 81% dan ini salah satu contoh terbaik kita, di mana adanya pelibatan berbagai macam perguruan tinggi dan industri untuk melakukan inovasi," tutupnya.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads