ITB Ciptakan Tong Sampah Biokonversi, Bisa Olah Sampah Sisa Gempa Jadi Pupuk

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 06 Nov 2023 14:00 WIB
Tong sampah buatan ITB bagi masyarakat Cianjur. Foto: ITB
Jakarta -

Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan sebuah tong sampah biokonversi untuk daerah gempa Cianjur. Tong sampah ini berguna untuk mengelola limbah organik hasil rumah tangga hingga komunal.

Tim pengabdian ITB telah mengenalkan tong sampah tersebut kepada warga di Desa Sukaratu, Gekbrong, Cianjur. Sejumlah mahasiswa prodi Fisika ITB yang dipimpin oleh dosen ITB pengampu Pengabdian pada Masyarakat, Acep Purqon PhD melakukan pendampingan masyarakat dengan melibatkan pemuda, RT dan RW.

Pembuatan tong sampah tersebut berangkat dari permasalahan yang muncul pasca gempa bumi di Cianjur. Bencana tersebut menyebabkan banyaknya sampah yang menumpuk. "Sebagian sampah ada yang dibuang ke sungai yang memunculkan persoalan baru di tempat lain" ujar Acep dalam keterangan tertulis kepada detikEdu, Senin (6/11/2023).

Selain itu, persoalan lainnya adalah kedalaman sumur pun menurun setelah adanya gempa. Sehingga diperlukan berbagai teknologi untuk solusi pencarian air bersih bagi masyarakat.

Acep kemudian mengenalkan bagaimana Fisika kebencanaan dan lingkungan dapat membuat solusi untuk sustainable earth. Pasalnya, masalah tersebut akan berkaitan dengan berbagai macam aspek mulai dari perkebunan, pertanian, logistik, iklim, cuaca curah hujan, hingga renewable energy.

Dari Bencana Muncul Inovasi Baru

Konsep inovasi dari Acep dan tim mahasiswa disambut baik oleh salah satu penggerak sosial warga lokal yaitu Pak Wawan yang juga pimpinan Societa Cianjur. Menurutnya, warga sangat membutuhkan solusi permasalahan tersebut dan berharap ITB bisa membantu memecahkannya.

Ia mengatakan lahirnya inovasi dapat memperkuat pasar dan geliat ekonomi baru yang imbasnya mengarah kepada kesejahteraan bersama. Inovasi yang diciptakan Acep tersebut pun berkaca dari Jepang yang memiliki berbagai inovasi mitigasi bencana.

Hasilkan Pupuk hingga Pakan Ternak

Hasil pengolahan sampah organik lewat tong sampah biokonversi bisa berupa biomasa untuk pupuk juga pakan ternak. Pengolahan tersebut pun dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat lainnya yakni Ramadhani Eka Putra.

Secara paralel, ia membina dan mendampingi pembudidayaan lebah trigona untuk menghasilkan pemasukan bagi kelompok tani. Di daerah tersebut, para petani sebelumnya bercocok tanam padi di sawah, peternakan domba, budidaya sayur mayur dan lainnya.

Warga sangat antusias mengikuti pelatihan pengelolaan sampah ini yang dilakukan para mahasiswa ITB. Pengolahan sampah tersebut menggunakan konsep supply chain dengan precision farming, smart farming dan integrated farming.

"Seperti diketahui masing-masing tempat mempunyai keunikan microclimate masing-masing daerah. Antar daerah di Indonesia juga punya keunikan masing-masing dan menjadi kekayaan nusantara, misalnya pada ethnofarm." ujar Acep.

Ide pembuatan aplikasi biokonversi sampah tersebut kemudian berlanjut menjadi startup bekerja sama dengan perusahaan dan pemda. Aceng berharap solusinya dapat menjadi mata rantai untuk suatu daerah dari hulu hingga hilir. Mulai dari sampah, ke pertanian hingga makanan dan terus berputar siklusnya.



Simak Video "Video: Kesederhanaan Siswa Kurang Mampu di Pelosok Sumbar Lolos Masuk ITB"

(cyu/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork