Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali meraih gelar prestasi baru dengan menjadi universitas yang risetnya paling banyak digunakan oleh industri di Indonesia. Hal ini dicapai Kampus Gajah berdasarkan data lembaga pemeringkatan Times Higher Education (THE) 2023.
Dalam daftar pemeringkatan universitas terbaik dunia versi THE, ITB memiliki skor 8,8 dalam sisi Industry Income. Skor ini bahkan mengalahkan Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga.
Melalui aspek Industry Income, perguruan tinggi dinilai seberapa jauh mereka bisa membantu industri lewan inovasi, riset, serta konsultasi. Dengan demikian di Indonesia, ITB adalah juaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Punya 32 Pusat Penelitian
Sekretaris Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) ITB, Dr Grandprix Thomryes Marth Kadja M Si menyatakan kontribusi kampusnya dalam industri sesuai dengan nilai budaya dan ilmiah unggul. Terutama dimanifestasikan dalam bidang teknologi.
Sehingga dalam setiap risetnya ITB melakukan penelitian yang menyasar pada industri. Hal ini memiliki nilai yang tinggi.
Lebih lanjut, Grandprix menyatakan ITB sudah memiliki 32 pusat penelitian, 9 diantaranya sudah dinilai Kemendikbudristek dan tergolong kategori unggulan. Salah satunya adalah Pusat Rekayasa Katalis (RKK) yang dapat memberikan manfaat bagi industri di lingkup nasional.
"Terdapat juga satu hasil riset inovasi dari Pusat Rekayasa Katalis (PRK), yang merupakan salah satu pusat dari 32 pusat penelitian tersebut. Diproyeksikan nantinya PRK ini dapat menjadi pusat katalis nasional, yang muaranya dapat memberikan manfaat bagi industri dalam lingkup nasional juga," ungkapnya.
ITB Punya Peran Besar Bagi Industri
Tak hanyaLPIT, ITB juga memiliki dua lembaga lain yang fokus dalam pengembangan riset dan inovasi. Keduanya adalah Lembaga Pengembangan Inovasi dan kewirausahaan (LPiK) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).
Ketiga lembagai itu berada di bawah kewenangan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi (WRRI). Lebih jauh, Ketua LPPM ITB Dr Yuli Setyo Indartono menyatakan ITB juga memiliki beberapa perusahaan di bawah Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL).
Perusahaan ini melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan industri. Seluruh SDM yang menjalankan perusahaan juga dilakukan oleh dosen ITB.
"Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan industri tersebut, dapat berupa jasa, perancangan proyek, desain, maupun hal-hal lainnya yang berbasis problem solving dalam bidang teknologi," tutupnya.
Itulah berbagai langkah yang dilakukan ITB untuk mencapai predikat perguruan tinggi yang risetnya paling banyak digunakan industri. Selamat ya ITB!
(faz/faz)