Mahasiswa UMM Ekstrak Daun Jambu Air Jadi Sabun Tangan Kertas Antiseptik

ADVERTISEMENT

Mahasiswa UMM Ekstrak Daun Jambu Air Jadi Sabun Tangan Kertas Antiseptik

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Minggu, 06 Agu 2023 08:00 WIB
Jambu air
Foto: (Dok UMM)
Jakarta -

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengekstrak daun jambu air untuk sabun tangan kertas antiseptik. Jambu air selama ini hanya dimanfaatkan buahnya padahal cukup melimpah tanamannya.

Sumber daya yang melimpah akan pohon jambu air di Malang, menurut data badan statistik pertanian hortikultura (SPH) 2023, menjadi urutan ke-11 daerah yang menghasilkan jambu air terbanyak di Indonesia. Ada potensi lain yang bisa dikembangkan selain dari buah jambu air, yakni daunnya.

Hal ini membuat Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UMM mengembangkan Paper Soap Antiseptic dari Ekstrak Daun Jambu Air. Ketua tim, Aisyiah Apriliano mengatakan, dalam daun jambu terdapat senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, fenolik, dan tanin. Salah satu senyawa yang memiliki manfaat sebagai pembersih atau antiseptik yaitu senyawa saponin. Selain itu, pada konsentrasi 20% daun jambu air dapat membunuh bakteri staphylococcus aureus dikarenakan adanya enzim lisozim. Lisozim sendiri ialah enzim hidrolisis yang berfungsi sebagai antimikroba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabun tangan kertas yang diciptakan dari bahan ekstrak daun jambu air ini memiliki beberapa kelebihan yakni membersihkan tangan, melembabkan dan mencerahkan kulit, serta praktis dibawa ke mana-mana karena berupa sabun kertas.

"Produk ini tidak hanya menggunakan ekstrak daun jambu air saja, namun juga terdapat minyak zaitun yang menjadi bahan campuran sekaligus menambah manfaat yang diberikan," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Karena mengoptimalkan bahan-bahan alami, seminimal mungkin sabun kertas ini mencemari lingkungan. Ada bahan sodium lauryl sulfate (SLS) yang memang bisa menjadi pencemar lingkungan karena peran bahan ini penting untuk pembuatan sabun. Namun, tim PKM UMM ini menggunakan seminimal mungkin bahan SLS ini.

"Pembuatan sabun tentu tak lepas dari bahan texapon yang mengandung sodium lauryl sulfate (SLS). Bahan ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, pada pembuatan sabun ini, kami hanya menggunakan konsentrasi kadar rendah sehingga tidak banyak berdampak buruk. Sekaligus untuk memaksimalkan manfaat dari kandungan ekstrak daun jambu air tersebut," tutur Aisyiah.

Aisyiah berharap langkah timnya menggunakan bahan-bahan alami sebagai bahan utama diikuti para pelaku industri dan inovator lain. Tujuannya mengurangi pemakaian senyawa berbahaya dan tak berdampak buruk bagi Bumi.

"Indonesia kita ini memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Perlu adanya gerakan masif untuk memanfaatkannya dalam jangka panjang," pungkasnya.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads