Universitas Harvard Digugat, Ada Dugaan Diskriminasi Penerimaan Maba S1

ADVERTISEMENT

Universitas Harvard Digugat, Ada Dugaan Diskriminasi Penerimaan Maba S1

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 26 Jul 2023 13:30 WIB
Harvard University
Foto: Learn with Leaders
Jakarta -

Universitas Harvard tengah menghadapi gugatan atas dugaan diskriminasi pada penerimaan mahasiswa S1. Tiga kelompok advokasi minoritas menggugat kampus prestise tersebut dengan tuduhan memberikan perlakuan spesial kepada anak-anak para donatur dan alumni kaya.

Saat ini, Departemen Pendidikan Amerika Serikat telah memulai investigasi untuk melihat apakah dugaan tersebut benar. Penyelidikan ini dilakukan tiga minggu setelah tuntutan dilayangkan.

Tuntutan dari tiga kelompok advokasi minoritas diwakili oleh Lawyers for Civil Rights atau Pengacara untuk Hak Sipil. Mereka menilai, para mahasiswa baru yang mendapatkan perlakuan istimewa ini "terlalu kulit putih" dan proporsinya 15% peserta yang diterima di Harvard.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor Departemen Pendidikan AS untuk Hak Sipil saat ini akan menyelidiki apakah Harvard melakukan diskriminasi berbasis ras dengan menggunakan preferensi donatur dan alumni pada proses penerimaan siswa baru, sebagaimana dijelaskan dalam surat Ramzi Ajami, direktur regional kantor tersebut, seperti dikutip dari CNN US.

"Selama investigasi, (kantor) bertindak sebagai pencari bukti yang netral, mengumpulkan dan menganalisis bukti relevan dari pelapor, universitas, dan sumber lain," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Gugatan ini dilayangkan hanya selang beberapa hari setelah keputusan Mahkamah Agung AS pada Juni lalu untuk mengambil tindakan afirmatif dalam penerimaan perguruan tinggi. Menurut keputusan ini, universitas tak lagi bisa melibatkan ras sebagai pertimbangan khusus dalam menerima mahasiswa baru.

Gugatan terhadap Universitas Harvard pun mengutip keputusan tersebut serta mayoritas Mahkamah Agung AS, "Penerimaan mahasiswa baru adalah zero-sum dan manfaat yang diberikan kepada sebagian pendaftar, tetapi tidak untuk yang lain tentunya menguntungkan yang pertama dan mengorbankan yang terakhir."

Berbagai universitas prestisius pada dasarnya telah menghentikan penerimaan berdasarkan "warisan", misalnya MIT, Amherst, dan Wesleyan University.

Tanggapan Harvard University

Humas Universitas Harvard, Nicole Rura kepada CNN US mengatakan, setelah keputusan Mahkamah Agung US pihak kampus mengkaji peraturan penerimaan mahasiswa baru untuk memastikan keselarasannya dengan hukum dan meneruskan komitmen jangka panjang Harvard dalam menerima mahasiswa dengan talenta luar biasa serta berasal dari berbagai latar belakang, perspektif, dan pengalaman hidup.

"Review kami mencakup penilaian serangkaian data dan informasi, bersama dengan pelajaran dari upaya Harvard selama dekade terakhir dalam memperkuat kemampuan untuk menarik dan mendukung komunitas intelektual yang beragam, yang fundamental untuk keunggulan akademik kami," jelas pernyataan itu.

Statistik Harvard: 40,8% Maba Kulit Putih

Menurut para penggugat, pendaftar kulit hitam, Latin, dan Asia sangat kurang terwakili di antara pendaftar yang mendapat hak istimewa. Pada statistik Harvard untuk 2027, mahasiswa Afrika-Amerika dan kulit hitam menempati 15,3% mahasiswa baru S1.

Kemudian, mahasiswa baru S1 Asia-Amerika memiliki proporsi 29,9%. Sementara, mahasiswa Latin sebanyak 11,3% dan penduduk asli Amerika serta asli Hawaii sebanyak 2,7%.

Sisanya, sekitar 40,8% persen mahasiswa baru S1 Harvard adalah orang kulit putih. Pada rilis berita Universitas Harvard yang memaparkan statistik penerimaan, pihak kampus menyebut angkatan 2027 mencerminkan meningkatnya keragaman pendaftar Harvard.

"The Class of 2027 reflects the increasing diversity of the College's applicants," ujar kampus melalui rilis tersebut.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads