Kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) ChatGPT beberapa waktu lalu sempat membuat heboh publik. Terlebih penggunaan AI ChatGPT dinilai memiliki manfaat besar di berbagai bidang termasuk pendidikan dan perguruan tinggi.
Hal tersebut disampaikan praktisi AI sekaligus CEO Bahasa Kita, Oskar Riandi dalam Webinar "chatGPT dan Perkembangan Large Language Model (LLM) pada Pendidikan Tinggi: Peluang atau Ancaman?" seperti dilansir dalam laman Universitas Padjadjaran (Unpad), ditulis detikEdu, Kamis (9/3/2023)
Awalnya, Oskar menjelaskan bila ChatGPT adalah sistem pemrosesan bahasa alami NLP multipurpose menggunakan Generative Pre-trained Transformer (GPT) yang dirancang untuk melakukan simulasi percakapan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menakjubkannya, sistem ini mampu memberikan respons percakapan yang relevan bahkan bila membahas tentang ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya, ChatGPT memiliki berbagai tujuan seperti layanan pelanggan, asisten pribadi, menulis artikel, meringkas teks, parafrase, serta menerjemahkan bahasa, analisis, dan menulis kode komputer.
Berbagai manfaat yang dilakukan ChatGPT tentu dapat membantu penggunanya terlebih mahasiswa di perguruan tinggi untuk menyelesaikan berbagai tugas.
Namun, Oskar menambahkan bila AI ChatGPT juga bisa salah dalam menafsirkan data. Untuk itu pengguna harus berhati-hati terlebih bila ia adalah seorang mahasiswa.
"Sistem ini memberikan impact luar biasa kepada penggunanya, kalau hasilnya bagus. Akan tetapi kita juga bisa merasakan kalau dia mengalami halusinasi. Secara semantik hasil (jawabannya) tetap koheren tetapi datanya salah. Ini yang perlu hati-hati kalau di perguruan tinggi, karena perguruan tinggi itu evidence based," kata Oskar.
Peluang dan Risiko AI ChatGPT di Perguruan Tinggi
Tak berhenti disitu, Oskar menjelaskan beragam peluang dan risiko dalam penggunaan AI chatGPT bagi mahasiswa dan dosen Perguruan Tinggi.
Secara peluang, ChatGPT bisa dijadikan sebagai personalisasi pembelajaran. Diketahui sistem chatGPT dapat memberikan respons yang sesuai kebutuhan dan preferensi belajar setiap mahasiswa.
Terlebih kemampuan belajar setiap mahasiswa pada dasarnya berbeda. Sehingga dengan melakukan personalisasi kebutuhan dan preferensi belajar para mahasiswa bisa terpenuhi.
Peluang kedua yang mungkin bisa dimanfaatkan adalah pembelajaran bisa lebih efisien. Mahasiswa dapat memiliki waktu lebih panjang untuk berinteraksi langsung di sistem, di mana dosen sudah melakukan fine tuning materi perkuliahan ke dalam ChatGPT.
Dengan demikian, mahasiswa juga bisa mengakses pembelajaran kapanpun dan di manapun. Hal ini mampu meningkatkan fleksibilitas pembelajaran dan memberikan aksesibilitas lebih kepada mahasiswa.
Di balik beragam kemudahan yang mungkin bisa diambil para mahasiswa, risiko besar juga ikut menghantui bila ChatGPT diterapkan di perguruan tinggi.
Oskar menyebutkan penggunaan ChatGPT dapat mengakibatkan ketergantungan dan pengambilan jalan pintas bagi para mahasiswa. Akibatkan mahasiswa akan bergantung pada teknologi dan kemampuan untuk berpikir kritis bisa berkurang.
Meski sistem yang canggih, tidak bisa dihindari bila ChatGPT memiliki data yang tidak akurat. Akibatnya, mahasiswa ataupun dosen bisa mendapatkan informasi keliru hingga kehilangan interaksi sosial.
Lebih parahnya, penggunaan ChatGPT dapat dinilai kurang etis bila digunakan untuk hal-hal terlarang seperti kecurangan saat ujian dan menimbulkan ketidakmampuan memahami nuansa bahasa.
Walaupun memiliki pro dan kontra, penggunaan ChatGPT tentu masih bisa dilakukan di lingkup pendidikan. Namun dengan satu hal tertentu, penggunaan chatGPT dalam pembelajaran harus diarahkan dan diatur sedemikian rupa regulasinya. Sehingga mahasiswa dapat merasakan manfaat pembelajaran tanpa menggantikan interaksi sosial dan partisipasi aktif mahasiswa.
"Dengan memperhatikan manfaat dan risiko penggunaan ChatGPT, teknologi ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi proses pembelajaran di perguruan tinggi," ujarnya.
Nah itulah penjelasan tentang peluang dan risiko dengan kehadiran ChatGPT di Perguruan Tinggi. Jadi, kamu tim pro atau kontra bila ChatGPT jadi alat bantu belajar mu nih detikers?
(nwk/nwk)