UIN Salatiga Tetapkan Guru Besar Bidang Komunikasi Antarbudaya

ADVERTISEMENT

UIN Salatiga Tetapkan Guru Besar Bidang Komunikasi Antarbudaya

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Kamis, 16 Feb 2023 09:00 WIB
Dr Mukti Ali ditetapkan jadi guru besar komunikasi antarbudaya oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim
Foto: Doc. UIN Salatiga
Jakarta -

Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kini memiliki Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi Antarbudaya. Adalah Dr Mukti Ali M Hum, ditetapkan sebagai guru besar bidang ilmu tersebut.

Dr Mukti Ali ditetapkan jadi guru besar komunikasi antarbudaya oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim melalui Surat Keputusan Mendikbudristek Nomor 70708/MPK.A/KP.07.01/2022 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen.

"Capaian sebagai guru besar ini perlu saya maknai sebagai besarnya tanggung jawab akademik yang dipikul, terutama mendorong kajian komunikasi di UIN Salatiga maupun perguruan tinggi keagamaan Islam negeri lainnya sehingga memberikan maslahat lebih banyak untuk umat," tutur Dr Mukti Ali seperti dalam rilis yang diterima, Rabu (15/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentang Ilmu Komunikasi Antarbudaya

Terkait bidang ilmu yang menjadi kepakarannya, Mukti melihat Ilmu Komunikasi Antarbudaya makin signifikan untuk terus dikembangkan kajiannya di era globalisasi kini.

Realitas globalisasi, jelasnya, memperpendek bahkan meniadakan ruang jarak dan waktu sehingga perlu dibangun pola komunikasi yang ideal bagi setiap individu anggota masyarakat sebagai pelaku komunikasi dari beragam latar belakang.

ADVERTISEMENT

"Persentuhan antarindividu semakin mempertajam intensitas pertemuan, sementara individu-individu sebagai sosok liyan (the other), berasal dari ruang dan tempat -kultur- yang berbeda dengan kita. Kondisi ini yang menjadikan kajian ilmu Komunikasi Antarbudaya makin perlu dikembangkan kajiannya," paparnya.

Perguruan tinggi keagamaan Islam yang cukup banyak di tanah air, sambungnya, menjadi lembaga akademik yang bisa mengambil peran lebih dalam mendorong komunikasi antarbudaya.

Bisa Membangun Sikap dan Pemahaman Umat Beragama

Keilmuan ini bisa menjadi katalisator dalam membangun sikap dan pemahaman umat beragama dalam merespon realitas sosial keagamaan yang berbeda sesuai filosofi moderasi beragama sebagai visi beragama di tengah keyakinan keagamaan yang beragam.

"Komunikasi antarbudaya mampu menjadi katalisator untuk membangun pemahaman bahwa memang kita berbeda dalam banyak hal dan kita tidak berhak untuk menyamakannya. Dan, memaksa orang untuk sama dalam hal apapun, berarti kita sudah mengingkari kehendak yang Ilahi itu sendiri," paparnya.

Mukti sendiri berharap penetapannya sebagai Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi Antarbudaya bisa mengoptimalkan perannya dalam mengembangkan kajian komunikasi di UIN Salatiga maupun PTKIN di bawah Kemenag RI.

Terlebih kepakaran Komunikasi Antarbudaya di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam relatif baru.

Track Record dalam Mengajar Sejumlah Mata Kuliah

Sebagai pengajar, Mukti tercatat mengampu sejumlah mata kuliah di jenjang sarjana maupun pascasarjana.

Beberapa di antaranya Teori Komunikasi, Komunikasi Antarbudaya, Kapita Selekta Komunikasi, Sosiologi dan Antropologi, Teori Perubahan Sosial, Ilmu Komunikasi, Islam dan Budaya Lokal, Metodologi Penelitian dan lainnya.

Lulus dari Jurusan Perbandingan Agama UIN Jakarta (2000), Mukti tercatat menamatkan pendidikan magister bidang American Studies di Universitas Gadjah (2007) dan pendidikan doktoral Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung (2013).

Sejumlah short course juga diikuti alumnus Pesantren Daar El-Qolam Banten ini di berbagai negara di Eropa dan Asia seperti Jerman dan India.

Dalam rangka menamatkan doktoralnya, Mukti menulis disertasi berjudul 'Agama Ageming Aji In Intercultural Communication: An Ethnographic Study of Javanese Families Whose Members Have Islamic and Christian Religion'. Mukti meneliti pemaknaan falsafah Jawa 'Agama Ageming Aji' dalam keluarga berbeda keyakinan agama di Jawa Tengah.

Aktif Melakukan Riset Komunikasi

Sebagai akademisi, Mukti tercatat aktif melakukan riset komunikasi antarbudaya di sejumlah daerah di Indonesia. Tahun 2008, ia meneliti alienasi budaya pada masyarakat Suku Bajo di Sulawesi Tenggara yang diterbitkannya menjadi buku Suatu Etnografi Suku Bajo (An Ethnography of Bajo's Tribe) (2010). Sejumlah riset lain dengan topik komunikasi antar budaya terus dilakukannya.

Sejumlah karya akademik berupa buku dan artikel juga berhasil ia publikasikan. Untuk buku, di antaranya Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa (2017), Pluralisme Agama di Persimpangan Menuju Tuhan (2006), Melawan Hoax di Media Sosial dan Media Massa (2017), Harmonical Communication: Sebuah Pesan Damai Dalam Perbedaan (2016).

Berbagai artikelnya juga terpublikasi di sejumlah jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional yang memiliki rekognisi.

Di antaranya, The Impact Of Social Media For The Development Of Da'wah In Indonesia (Religia, 2021), Having the First-Year as Overseas Students: Intercultural Communication as Identity Negotiation of Indonesian Ph.D. Muslim Women Students in the United States (Journal of Ethnic and Cultural Studies, 2022), Dealing with Islamophobia: Expanding religious engagement to civic engagement among the Indonesian Muslim community in Australia (HTS Teologiese Studies, 2022), Ethics and Human Dignity as Communication of Javanese Family that Interfaith Religious Life (Psychology and Education Journal, 2020).




(nwk/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads